Aku percaya dengan makhluk gaib. Karena Allah sendiri sudah menyebutnya dalam Al-Qur'an, hanya saja aku tidak suka cara mereka menggunakan ritual untuk membodohi warga dan mencari keuntungan," ujar Aji
"Kalau ini aku Anas juga setuju pak ustadz," jawab Anas
Entah kenapa meski Anas baru mengenal Ustadz Aji, namun ia merasa lebih nyaman dengannya.
Bahkan ia merasa sepemikiran dengan pria itu mengenai kasus yang Terjadi di desa tersebut.
"Sejahat-jahatnya makhluk gaib mereka tidak akan bisa membunuh manusia. Begitupun dengan tumbal, mereka tidak akan meminta tumbal jika tidak ada manusia yang menginginkan sesuatu darinya,"
Udara pagi terasa dingin membuat Anas kembali menarik selimutnya. Meskipun sudah pukul delapan pagi namun kabut masih menyelimuti pedesaan. Suara riuh para penduduk desa yang mulai bekerja. Bagi warga desa sudah hal biasa bekerja di pagi hari buta dengan dinginnya cuaca.
Suara ketukan pintu membuat Anas terbangun dan melompat dari ranjangnya.
Seorang wanita paruh baya tersenyum simpul menatapnya.
"Ibu, ada perlu apa pagi-pagi menemui saya?" tanya Anas
Tentu saja Anas terkejut saat melihat Rusmini sang majikan berdiri di depan kamarnya.
Wanita yang biasanya menjerit-jerit karena perutnya yang membesar tiba-tiba menjadi segar bugar. Bahkan perutnya tampak rata tidak membusung seperti sebelumnya.
"Aku mau ke pasar untuk membeli keperluan dapur, apa kamu bisa mengantarkan aku ke pasar?"
Meskipun bukan tugas Anas untuk mengantar majikannya ke pasar, namun pria itu tak bisa menolak permintaan Rusmini
"Baik Bu," jawabnya singkat
Ia buru-buru mandi dan segera mengantar sang majikan ke pasar tradisional.
Setibanya di pasar Rusmini meminta Anas untuk membawakan belanjaannya. Ia berkeliling bersama Rusmini mengisi keranjang bawaannya. Di pasar Anas bertemu dengan istri Ustadz Ali yang juga berbelanja keperluan ritual.
"Jeng Rus sudah sehat toh?" tanya Istri Ustadz Ali
"Alhamdulillah jeng saya sudah baikan," jawab Rusmini sumringah
Ia bahkan memamerkan perutnya yang sudah rata kepadanya.. Selesai berbelanja iapun pulang ke rumah dengan gembira.
Siang itu ia sengaja membuat acara syukuran karena sudah sembuh dari penyakitnya.
Gunawan yang begitu sibuk hari itu hanya memperhatikan istrinya dari kejauhan.
Di saat di kediaman Gunawan disibukkan dengan persiapan pesta. Justru Ustad Ali dan istri sedang mempersiapkan semua keperluan Ritual
"Gak nyangka kalau mau ritual itu harus keluar duit banyak, tapi kok orang-orang kampung itu pada berani melakukan ritual," ucap Daisah
"Ya begitulah kalau sudah butuh," jawab Ustadz Aji tampak acuh
Lelaki itu tampak memperhatikan sandal yang putranya yang ditemukan di sungai.
"Perasaan Aji gak pernah pakai sandal ini?" lelaki itu kembali memperhatikan sandal itu secara seksama
"Benar, ini bukan sandal Aji. Aku Tak pernah membelikan sandal mahal seperti ini untuknya,"
Ali buru-buru bangun dari duduknya dan menuju ke sungai.
Kini rasa penasaran ustadz Ali semakin besar apalagi saat melihat Teguh dan rewangnya tengah melakukan mandi di sungai.
Lelaki itu pun menghampirinya dan menanyakan tentang sandal yang ia temukan di sungai.
Teguh begitu terkejut saat mengetahui sang Ustadz mengetahui jika sandal yang ditemukannya bukan milik Aji.
"Masa sih Ustadz gak paham sandal mirip puteranya sendiri. Asal bapak tahu setiap sore saya selalu mengecek keadaan sungai. Dan tidak ada anak kecil di lingkungan desa yang berani mendekati sungai. Karena hanya itu yang saya temukan maka saklya kira itu adalah milik Aji." terang Teguh
Meskipun Ali masih belum percaya dengan ucapan Teguh, namun tetap saja ia tak bisa menyangkal ucapan dukun mud itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
🦈υℓιє..✰͜͡w⃠
kyknya mbh paing dan anaknya yg punya hajat tpi ngorbanin warga kampung
2023-12-12
1
🦈υℓιє..✰͜͡w⃠
mungkin itu akal"an si dukun aja.... trs sendal siapa yg dukun itu colong
2023-12-12
0
✪⃟𝔄ʀ𝐫ᷛ𝐞ͧ𝐲ᷡ𝐲ⷮ𝐞ͧ𝐬ᷢ EFREN
ohhhh......ternyt begitu. kebusukan para dukun udah mulai tercium. mudah2n ustadz ali dpt membongkar semuanya
2023-11-28
3