Bab 12. Tumbal

*Srak, srak, srak!

Roni seketika menoleh saat mendengar derap langkah kaki menghampiri mereka. Ia menarik pisau yang tersimpan di balik kemejanya.

Dari balik rerimbunan belukar ia bersiap menikam siapapun yang muncul dihadapannya.

Saat ia hendak mengayunkan pisaunya, tiba-tiba ia terperanjat saat melihat sosok yang muncul dihadapannya.

"Maaf Nyai," ucap Roni dengan wajah menunduk

"Bagaimana ritualnya?" tanya Mbah Paing menengadahkan pandangannya ke sekitar Sungai

"Semuanya berjalan sesuai rencana Nyai," jawab Roni

Seulas senyum terpancar di wajah keriput Mbah Paing.

"Apa dia berhasil mendapatkan senjata itu?" tanyanya lagi

"Ritualnya memang berhasil, tapi sayangnya Mas Teguh tidak mendapatkan keris sakti yang diharapkannya. Dia hanya mendapatkan sebuah Batu Mustika dari ritualnya itu," jawab Roni

"Dasar Gobl*k, sudah ku duga dia akan gagal. Pasti ia masih suka mabuk-mabukan, makanya ritualnya gagal!" gerutu Mbah Paing

Wajah keriput wanita itu tiba-tiba berubah menyeramkan membuat Roni tak berani memandangnya.

"Dimana dia sekarang?" tanyanya lagi

"Di rumah Pak Gunawan, Bu Rusmini kambuh lagi," jawab Roni

Mbah Paing tampak segera bergegas pergi setelah mendengar jawaban Roni. Il

Wanita itu buru-buru menunju ke kediaman Gunawan.

Langkahnya terhenti saat melihat beberapa orang tampak bersedih saat keluar dari rumah tersebut.

Ia mempercepat langkahnya memasuki kamar tempat Rusmini berbaring.

Tampak Gunawan begitu terpukul dengan kematian istrinya.. Sementara Teguh masih memandangi mayat Rusmini

Saat semua orang tengah bertanya-tanya siapa yang sudah tega membuat Rusmini seperti itu. Justru Mbah Paing berusaha mendapatkan keuntungan dari kejadian itu.

"Aku tahu siapa pelakunya!" seru Mbah Paing membuat semua orang langsung menoleh kearahnya .

Seketika Gunawan mendongakkan wajahnya menatap kearah Mbah Paing m

"Siapa orangnya yang sudah membunuh istri dan anakku Mbah!" tanya Gunawan dengan wajah gusar penuh dendam

"Rajiman," jawab Mbah Paing begitu sinis

"Darimana Mbah Tahu kalau Rajiman yang sudah membuat istriku seperti ini," jawab Gunawan terperanjat.

Rusmini kemudian mengatakan jika ia mengetahui tentang semua itu dari wangsit yang diterimanya saat ia melakukan tapa Brata.

Semua warga yang berkunjung begitu terkejut saat mengetahui jika Rajiman menjadi pelaku pengiriman teluh kepada keluarga Gunawan yang sudah menewaskan istri dan anaknya.

Sebenarnya mereka tak kaget jika Rajiman yang dikenal sebagai dukun santet itu adalah pelakunya. Namun tetap saja ada beberapa warga yang tak percaya apalagi mereka tahu jika Rajiman sudah lama berhenti menjadi dukun santet.

Mbah Paing tak mau dituding sebagai seorang penyebar fitnah. Wanita itu kemudian memberikan orasi kepada warga kampung sekaligus memberikan bukti-bukti jika memang benar Rajiman adalah si pengirim Santet.

Ia bahkan mengajak semua warga untuk mendatangi kediaman Rajiman malam itu juga. Hasuatan Mbah Paing pun berhasil. Semua warga menurut saat wanita itu menggiring mereka menuju kediaman Rajiman dan menghakiminya.

Malam semakin larut, teriakan warga yang meminta Rajiman keluar membuat suasana malam menjadi riuh.

Seorang pria tua keluar dari dalam rumahnya. Para warga yang sudah terbakar amarah pun langsung menyerangnya tanpa mendengarkan ucapan Rajiman.

Malam itu Rajiman menjadi korban keganasan warga yang marah dan main hakim sendiri.

*Tangkap dia!" pekik Paing saat melihat Rajiman berusaha melarikan diri,

Semua warga berlari mengejar Rajiman. Mereka tak segan memukulinya dengan batu dan kayu saat berhasil menangkap pria itu.

Rajiman tampak terluka parah. Darah segar membasahi wajahnya. Saat ia sekarat Mbah Paing meminta para warga untuk berhenti memukulinya.

"Cukup!" seru wanita itu menghampiri mereka

Para warga pun berhenti memukuli Rajiman dan menyingkir saat wanita itu mendekatinya.

"Santet harus dibalas dengan Santet, jadi biarkan aku yang akan menyelesaikan hukuman ini!" pekik Mbah Paing

Seketika netra Rajiman melotot mendengar ucapan Mbah Paing. Amarah dan kebencian terlihat begitu jelas di mata pria tua itu.

"Dasar tukang Fitnah, apa yang kau lakukan padaku Paing!" pekik Rajiman

"Tentu saja menghukum mu dukun Santet. Manusia laknat seperti dirimu sudah pantas mati. Agar tidak ada lagi korban seperti keluarga Gunawan," ucap Mbah Paing

Rajiman langsung meludahi wajah Mbah Paing setelah mendengar ucapan wanita itu.

"Sekarang orang-orang memang percaya denganmu Nyai, tapi aku yakin suatu hari nanti mereka juga akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Sopo salah seleh. Becik ketitik ala ketara, kebenaran pasti akan terungkap Nyai. Jika saat itu tiba aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman yang jauh lebih menyakitkan dari apa yang aku dapatkan malam ini," jawab Rajiman

"Sebagai pendosa kau tak pantas bicara seperti itu Rajiman. Membunuh dirimu saat ini adalah kewajibanku. Karena bagaimana pun juga Orang sepertimu sudah tidak bisa dibiarkan hidup. Jadi bersiaplah untuk mendapatkan hukuman mati dariku," bisik Mbah Paing

Mbah Paing mengambil sebuah boneka jerami dan menusuk perutnya dengan menggunakan jarum. Tidak lama Rajiman berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya.

Mbah Paing begitu bahagia saat mengetahui pesaingnya sudah tewas.

Ia kemudian meminta semua warga untuk segera kembali pulang. Saat semua orang sudah pergi. Diam-diam wanita itu meminta Teguh untuk menggeledah tubuh Rajiman.

"Cari keris kecil dalam diri dukun itu, aku akan berusaha mencarinya di dalam rumahnya," ucap Mbah Paing

"Sekarang tidak ada lagi dukun santet di desa ini," pekiknya di dalam hati.

Ia kemudian mulai masuk kedalam rumah Rajiman untuk mencari sebuah keris sakti milik sang dukun.

Mbah Paing sudah menggeledah seisi kamar Rajiman namun sayangnya wanita itu taj menemukan apapun di sana.

Ia justru menemukan sesosok tubuh wanita yang terbaring di atas ranjang Rajiman.

Sejenak ia memandangi wanita itu dengan tatapan jijik.

"Bagaimana bisa lelaki itu tidur dengan sebuah mayat. Dasar sinting!" pekiknya

Namun saat ia memandangi dengan seksama tubuh wanita itu, seketika membuat tubuhnya membeku seketika.

Ia buru-buru menempelkan telapak tangannya ke dahi wanita itu.

"Meskipun ia begitu pucat, namun tubuhnya masih hangat,"

Mbah Paing kemudian mengecek nadi wanita itu.

Seketika Netranya melotot saat wanita itu membuka matanya. Ia langsung mendorongnya hingga wanita itu terjerembab ke lantai.

"Bagaimana bisa mayat bisa hidup!" serunya tak percaya

Wanita itu kemudian bangun dan berdiri, membuat Mbah Paing semakin penasaran.

Ia pun segera bangun dan mendekati wanita itu.

"Kamu itu siapanya Rajiman Nduk?" tanyanya dengan hati-hati

Wanita itu langsung menoleh kearahnya, membuat Mbah Paing langsung menelan ludahnya.

"Kamu siapa?" jawab wanita itu balik bertanya

"Aku ... Aku...aku ini temannya Rajiman," jawabnya gugup

"Aku putrinya Pak Rajiman Ratih," jawab wanita itu

"Kamu sakit Nduk?" tanya Mbah Paing mencoba mendekati wanita itu

Ratih mengangguk, " Bapak bilang suatu saat aku akan bertemu dengan orang yang bisa menyembuhkan ku," jawab wanita itu

Seketika Mbah Paing tersenyum simpul mendengar jawaban wanita itu.

"Kau benar Nduk, sekarang aku sudah datang untuk mengobati mu," jawab Mbah Paing

Terpopuler

Comments

Elly Julia

Elly Julia

teryata mbah paing dn ankny teguh jahat..tdk mustahil dy yg mnyantet rukmini istriny gunawan

2024-03-23

0

Arie

Arie

wow 😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱

2024-01-19

0

me??

me??

sepertinya Mbah Paing ada dendam pribadi nih sama Rajiman🧐

2024-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!