Di sore hari yang tenang, tiba-tiba Livia mendapatkan pesan yang mengharuskan dirinya untuk pergi keluar. Jujur saja ia sangat malas dan ingin beristirahat tetapi ia harus tetap pergi juga, atau Dareen mengancam akan datang ke rumahnya. Ya, Dareen lagi-lagi mengajak Livia untuk bertemu dengan alasan ingin memberikan sesuatu.
" Kak Dareen gak bosen apa setiap hari ngajak ketemu mulu " gerutu Livia yang sebenarnya sangat malas pergi.
Dengan perasaan kesal, Livia segera memakai cardigan miliknya karena saat ini ia hanya menggunakan tank top dan hot pants.
Setelah selesai, Livia segera keluar dari kamarnya dan pergi menuju taman setelah mendapatkan izin dari Mama Maya karena Dareen sudah menunggunya di sana. Seperti biasa, Livia menggunakan sepeda kesayangannya sehingga tidak butuh waktu lama ia sudah sampai taman.
Livia langsung menghampiri Dareen yang sedang duduk di bangku taman. Dareen sudah melepaskan jas dan dasi miliknya, lengan kemejanya pun sudah dia gulung hingga siku.
" Kenapa Kakak minta aku ke sini? " tanya Livia setelah mendudukkan tubuhnya di samping Dareen.
Dareen tersenyum melihat gadis itu. " Cuma mau kasih ini buat kamu " jawab Dareen memberikan sebuah paper bag berisi coklat yang ia beli untuk Livia.
Mata Livia langsung berbinar melihat merk coklat yang ada di paper bag itu. Padahal yang kemarin saja belum habis tapi Dareen sudah memberinya coklat lagi. Livia tentu saja tidak akan menolaknya, kapan lagi ia akan mendapatkan coklat kesukaannya dengan gratis, apalagi harganya lumayan mahal.
" Wah, terima kasih, Kak. Ini banyak banget " ucap Livia sangat senang saat melihat berapa banyak coklat di sana.
" Sama-sama " jawab Dareen mengusap puncak kepala Livia, seperti yang biasa ia lakukan pada keponakannya.
Livia langsung menatap Dareen karena tidak ada yang memperlakukan dirinya seperti itu kecuali Papa Agra dan kini Dareen melakukannya.
" Kenapa rasanya sama kayak tangan Papa? " batin Livia pada dirinya sendiri.
Livia merasa perasaannya menghangat dan merasa terlindungi saat Dareen mengusap lembut puncak kepala, persis seperti saat Papa Agra yang melakukannya.
" Kenapa? Kurang ya coklatnya? " tanya Dareen karena melihat Livia diam.
" Enggak kok " jawab Livia menggelengkan kepalanya pelan.
" Kakak jauh-jauh ke sini cuma mau ngasih coklat ini doang? " tanya Livia pada Dareen.
" Iya, sekalian jalan-jalan sebelum pulang ke rumah " jawab Dareen menatap lurus ke depan.
Livia menarik kedua sudut bibirnya dan ia berusaha untuk tidak memperlihatkan senyumnya. Entah mengapa tiba-tiba Livia merasa senang mendengar itu, padahal bisa saja Dareen juga melakukan hal itu ke wanita lain.
" Kenapa aku jadi seneng gini sih? " ucap Livia di dalam hati.
" Terus kenapa Kakak kasih aku coklat hari ini? Padahal aku gak lakuin apa-apa buat Kakak, beda sama kemarin karena aku nemenin Kakak, aku kan jadi gak enak. Aku juga gak mau terus dikasih cuma-cuma gini " tanya Livia karena Dareen memberinya coklat tanpa sebab.
" Kalau kamu merasa gak enak, kamu bisa balas dengan kencan sama aku hari minggu nanti " ucap Dareen menoleh ke arah Livia.
Awalnya Dareen tidak berniat dan kepikiran untuk mengajak Livia pergi kencan, tapi tiba-tiba saja itu melintas di otaknya. Lagipula ia harus memanfaatkan setiap situasi yang ada untuk bisa mendapatkan hati gadis itu.
" Kencan? " ucap Livia mengerutkan keningnya.
" He-em " jawab Dareen menganggukkan kepalanya.
" Kalau kamu takut, aku yang akan minta izin sama orang tua kamu " lanjut Dareen.
Dareen memang paling bisa membuat dirinya tidak bisa menolak pria itu. Padahal pada Zidan ia selalu bisa menolak dan memberikan alasan.
" Emang Kak Dareen gak bosan apa ketemu aku terus? " tanya Livia karena semenjak mengenal, hampir setiap hari mereka bertemu.
" Aku gak akan pernah bosan ketemu gadis secantik kamu, Livia " jawab Dareen tersenyum.
Memang benar faktanya jika dirinya tidak akan pernah bosan untuk bertemu dengan Livia, bahkan jika bisa ia ingin membawanya pulang.
Pipi Livia pun langsung bersemu merah dan di hatinya seperti ada bunga yang bermekaran, padahal Dareen bukan orang pertama yang mengatakan dirinya cantik.
" Apa sih Kak Dareen? Ingat ya aku udah punya pacar, Kak Dareen gak boleh gitu " ucap Livia salah tingkah.
" Baru pacar juga, aku yang akan jadi suami kamu nanti " jawab Dareen dengan sangat yakin.
Dareen memang begitu yakin jika Livia adalah jodohnya dan ia sudah memiliki niat untuk merebut Livia dari kekasihnya.
" Jadi gimana? Bisa kan hari minggu kita kencan? " tanya Dareen memastikan.
Livia menganggukkan kepalanya. " Iya, tapi aku aja yang izin sama orang tua aku " jawab Livia yang tidak bisa menolak, lagipula ia harus membalas kebaikan Dareen.
" Yah, padahal mau kenalan sama calon mertua " ucap Dareen dengan wajah kecewa.
" Ih apaan calon mertua. Orang tua aku bukan calon mertua Kak Dareen ya " ucap Livia tidak terima Dareen mengatakan jika kedua orang tuanya adalah calon mertuanya.
" Kok gitu sih, seharusnya aamiin gitu. Mereka pasti seneng dapat calon menantu seganteng aku " ucap Dareen dengan senyum narsisnya.
" Dih, pede banget jadi orang " ucap Livia dengan tatapan sinis.
" Walaupun emang ganteng sih " lanjut Livia tapi di dalam hati.
Livia tidak ingin mengakui secara langsung jika Dareen memang merupakan pria yang sangat tampan, apalagi di dukung oleh tubuh yang sangat proporsional.
" Itu kenyataan, Livia " jawab Dareen tersenyum.
Livia tidak menanggapi ucapan Dareen lagi dan berdiri dari duduknya karena hari sudah semakin sore dan ia harus pulang.
" Aku pulang duluan, udah sore " pamit Livia pada Dareen.
Dareen menganggukkan kepalanya karena ia pun harus segera pulang. " Iya " jawab Dareen.
" Jangan lupa jika hari minggu kita ada jadwal kencan ya " ucap Dareen mengingatkan Livia.
" Iya-iya, aku gak akan lupa " jawab Livia.
" Aku pergi, dah " ucap Livia lalu pergi dari sana dan melambaikan tangannya.
Livia menuju sepeda miliknya dan meletakkan coklat pemberian Dareen di dalam keranjang sepedanya. Livia segera mengayuh sepeda itu meninggalkan taman dan Dareen yang masih berada di sana.
" Sebentar lagi aku pasti bisa mendapatkan kamu, Livia " gumam Dareen melihat Livia yang semakin tidak terlihat.
Setelah itu Dareen segera menuju mobilnya dan ia harus segera pulang juga sebelum mendapatkan telepon dari Mama Dena.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow ig saya @tyaningrum_05 dan akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pepet terus Reen,Readers kawal sampai pelaminan..👏👏💪💪💪
2024-03-01
1
A Z I Z A H
jangan kelamaan dong up nya
2023-12-05
1