Pada malam harinya, Dareen terus memandangi ponselnya yang terdapat nomor telepon dengan nama Livia. Bibirnya terus menampilkan sebuah senyuman yang tidak pudar dari tadi. Ia sungguh merasa sangat bahagia hanya karena mendapatkan nomor ponselnya, apalagi jika mendapatkan orangnya.
" Nama ini gak cocok deh. Ganti aja deh " ucap Dareen ingin mengganti nama nomor telepon Livia di ponselnya.
Dareen berpikir kira-kira nama apa yang cocok ia gunakan untuk nomor ponsel gadis yang sudah membuatnya tidak tenang itu.
" Nah, ini aja " ucap Dareen mengetikkan sebuah nama yang ia pikir paling cocok.
Dareen tersenyum saat melihat nama Livia sudah berganti dengan " Calon Jodoh ". Ia yakin seratus persen jika Livia adalah jodohnya. Tanda-tanda sudah terlihat dengan selalu bertemunya mereka tanpa sengaja dan perasaan yang hanya ia rasakan pada Livia.
" Hai, Livia " tulis Dareen pada halaman pesan pada layar ponselnya.
Dareen mencoba mengirimkan pesan kepada Livia yang sepertinya belum tidur jam segini. Ia berharap Livia cepat membalas pesan itu.
" Huh, dari banyaknya perempuan. Kenapa gadis yang masih SMA itu yang bisa buat aku seperti ini? " gumam Dareen menatap langit-langit kamarnya.
Dareen sebenarnya masih heran dan tidak menyangka tapi bukankah kita tidak tahu kemana hati akan berlabuh dan jatuh cinta.
" Semoga Tuhan memberikan jalan kita untuk bersama dan aku tidak pernah melepaskan kamu, Livia " ucap Dareen tersenyum membayangkan wajah cantik Livia yang selalu membuatnya terpesona.
***
Sementara itu di kamar yang berbeda, Livia yang baru saja selesai mencuci tangan dan kakinya mengambil ponselnya yang berbunyi. Ia mengerutkan keningnya saat melihat sebuah pesan dari sebuah nomor yang tidak ia kenal.
" Ini siapa? " gumam Dareen setelah membaca pesan itu.
Livia pun segera membalas pesan itu dan menanyakan siapa sebenarnya pengirim pesan itu. Sepertinya ia melupakan jika ia telah memberikan nomor teleponnya kepada Dareen tadi siang.
" Maaf, ini siapa ya? " tanya Livia dalam pesan itu.
Kemudian Livia naik ke atas tempat tidurnya sembari menunggu balasan dari nomor yang tidak ia kenal itu.
Ting.
Terdengar suara notifikasi pesan yang ia yakin dari nomor telepon yang mengiriminya sebuah pesan.
" Dareen. Apa kamu lupa sama aku, Livia? " balasan pesan itu yang merupakan Dareen.
" Ya ampun, aku lupa kalau kasih nomor telepon sama Kak Dareen " ucap Livia baru mengingatnya.
Dengan cepat Livia membalas pesan itu. " Oh, Kak Dareen. Aku gak lupa sama Kakak, tapi aku lupa kalau kasih nomor telepon tadi hihi 😁 " jawab Livia lalu segera mengirim pesan itu.
Tidak butuh waktu lama bahkan tidak sampai satu menit, Livia sudah mendapatkan balasan lagi dari Dareen.
" Baguslah, jangan sampai lupa sama aku ya " ucap Dareen pada Livia.
" Iya-iya, Kak. Oh iya, ada apa Kakak hubungin aku? Kalau mau minta traktiran sekarang, aku gak bisa, Kak. Aku udah mau tidur dan pasti gak dibolehin keluar malam sama Papa " tanya Livia yang sebenarnya sudah menebak tujuan Dareen menghubungi pesan kepadanya.
Livia sudah malas jika harus pergi sekarang, apalagi ia sudah bersiap untuk tidur dan menggunakan piyama. Papa Agra juga tidak akan membiarkannya pergi bersama dengan Dareen, yang tidak Papa Agra kenal dan percayai.
" Aku memang mau menagih itu, tapi gak malam ini. Gimana kalau besok? Kamu bisa? " ucap Dareen yang sepertinya ingin segera bertemu dengan Livia.
Livia berpikir sebentar, sepertinya besok setelah pulang sekolah ia tidak memiliki kegiatan apapun. Tapi ia harus mengorbankan waktunya untuk bertemu dengan Zidan. Hanya satu hari dan ia harus segera meneraktir Dareen agar urusan mereka cepat selesai.
" Bisa, Kak. Kita ketemu setelah aku pulang sekolah " balas Livia.
Setelah membalas pesan dari Dareen itu, Livia memeriksa ruang pesan dirinya dan Zidan yang ternyata belum mendapatkan balasan dari kekasihnya itu. Tadi Zidan izin untuk mengerjakan tugas kelompok bersama dengan teman-temannya dan seharusnya Zidan sudah pulang jam segini.
" Mungkin Zidan masih di jalan " ucap Livia berpikir kemungkinan yang jelas.
Saat sedang memikirkan Zidan, notifikasi pesan dari Dareen kembali masuk ke dalam ponselnya. Sepertinya malam ini Dareen yang menemani dirinya sebelum tidur, seperti yang ia lakukan biasanya dengan Zidan.
Livia pun langsung membuka pesan itu. " Baiklah, kita bertemu dimana? Atau aku harus menjemput kamu ke sekolah? " tanya Dareen pada Livia.
" Duh, jangan sampai Kak Dareen jemput aku ke sekolah " ucap Livia tidak ingin sampai Dareen menjemputnya.
" Eh, tapi emang Kak Dareen tau aku sekolah dimana? " lanjut Livia.
Tidak ingin memikirkan itu, Livia pun langsung membalas pesan dari Dareen lagi.
" Gak usah, Kak. Kita ketemu di halte bus dekat SMA Garuda aja ya " tolak Livia.
" Sampai ketemu besok ya, Kak. Bye-bye " lanjut Livia mengakhiri pesan itu.
Setelah itu Livia langsung meletakkan ponselnya di atas nakas, ia sudah sangat mengantuk dan tidak terbiasa tidur terlalu malam. Biarlah Zidan nanti mengirimkannya pesan dan ia tidak membalasnya, lagipula ia sudah tidak tahan lagi menahan kantuknya.
" Selamat tidur " ucap Livia lalu memejamkan matanya.
Tidak lupa Livia memeluk boneka kelinci kesayangannya dari kecil yang dari warna putih hingga warna coklat. Walaupun sudah terlihat sangat buluk tetapi Livia tidak bisa tidur jika tidak memeluk boneka itu.
Beberapa saat kemudian, Livia sudah tidur dengan sangat nyenyak. Ia benar-benar orang yang gampang sekali tidur. Jika kata Mama Maya, Livia ini pelor atau gampang molor.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow ig saya @tyaningrum_05 dan akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Gadis Taurus
Dareen : Beda dikit lah😂
2024-03-02
1
Qaisaa Nazarudin
Harus nya CALON MAKMUM lho Reen..😆😆😆
2024-03-01
1