Livia memasuki pintu utama dan langsung disambut oleh Mama Maya. Sepertinya Mama Maya melihat dirinya keluar dari mobil Dareen tadi. Jika hanya Mama Maya sebenarnya tidak masalah, yang penting bukan Papa Agra. Benar yang dikatakan oleh Dareen jika Papa Agra belum pulang dari bekerja.
Livia langsung menghampiri Mama Maya dan mencium tangannya.
" Kamu diantar siapa? " tanya Mama Maya penuh selidik.
" Teman, Ma " jawab Livia.
" Yakin teman? Laki-laki atau perempuan? " tanya Mama Maya memicingkan wajahnya seakan tidak percaya.
Selama ini Livia tidak pernah pulang diantar oleh temannya karena memang putrinya itu tidak mempunyai teman dekat, apalagi seorang pemuda. Itu semua ya karena suaminya yang terlalu posesif dan tidak mengizinkan Livia terlalu dekat dengan teman laki-lakinya.
" Yakin, Ma. Dia laki-laki " jawab Livia jujur.
" Siapa? Teman sekolah kamu? " tanya Mama Maya lagi.
" Bukan Ma, dia bukan teman sekolah aku " jawab Livia.
Mama Maya menganggukkan kepalanya mengerti. Ia juga tidak yakin jika teman Livia itu masih anak SMA karena mobil yang dikendarainya mobil mewah.
" Terus siapa? Bukan orang aneh-aneh, kan? Bukan Om-Om tua, kan? " ucap Mama Maya memastikan.
Mama Maya takut jika putrinya itu menjadi simpanan pria beristri seperti yang ia lihat di sosial media.
" Ya bukan lah, Ma. Mana mau aku dianterin pulang sama Om-Om " jawab Livia mencebikkan bibirnya karena pasti Mama Maya sudah berpikir yang tidak-tidak.
" Ah syukurlah " ucap Mama Mama Maya mengusap dadanya lega.
" Tapi Mama jangan bilang sama Papa ya. Bisa-bisa nanti aku gak boleh keluar lagi sama Papa " ucap Livia pada Mama Maya.
" Iya, tenang aja. Asal kamu jangan berbuat macam-macam " jawab Mama Maya.
Dia tidak akan memberitahu suaminya karena pasti Papa Agra akan melarang Livia dekat dengan pria itu, Papa Agra masih saja melarang Livia untuk berpacaran. Padahal di usianya yang sekarang sudah wajar jika putrinya itu tertarik dengan lawan jenis.
" Mama tenang aja, aku gak mungkin macam-macam kok " jawab Livia dengan yakin.
Mama Maya pun menganggukkan kepalanya.
" Tapi ngomong-ngomong laki-laki itu siapa, Sayang? " tanya Mama Maya sangat ingin tahu.
" Ada deh, Mama gak perlu tau. Lagian dia cuma teman " jawab Livia tidak ingin memberitahu Mama Maya.
" Aku ke kamar dulu, Ma. Nanti keburu Papa pulang malah aku ketahuan kalau baru pulang " ucap Livia menghindari pertanyaan-pertanyaan lain lagi dari Mama Maya.
Tanpa menunggu jawaban dari Mama Maya, Livia segera pergi dan berlari menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Livia melepaskan tas sekolahnya dan meletakkannya di meja belajar lalu ia melepaskan sepatunya.
" Zidan ada kirim pesan gak ya " ucap Livia lalu segera mengambil ponsel miliknya dari dalam tas.
Ternyata benar ada pesan dari kekasihnya itu, tapi wajah Livia berubah saat membaca pesan dari Zidan.
" Nganterin Tiara lagi? Bukannya kemarin juga udah nganterin Tiara? " ucap Livia kesal dan segera meletakkan ponselnya tanpa membalas pesan dari Zidan.
Tiara adalah sahabat Zidan dari kecil dan ia bisa melihat jika Tiara menyukai kekasihnya itu. Pada awalnya ia memaklumi kedekatan mereka dan Zidan yang sering pergi bersama dengan Tiara, karena ia tidak bisa bertemu atau pergi dengan Zidan jika di luar sekolah. Tapi akhir-akhir ini ia merasa jika mereka sudah tidak wajar lagi, apalagi dengan gampangnya Tiara menggandeng tangan Zidan di depannya.
Daripada kepalanya pusing dan bertambah kesal, Livia memilih untuk segera membersihkan tubuhnya sebelum hari semakin sore.
***
Sementara itu di rumah yang berbeda, semua orang merasa heran melihat Dareen yang terus senyum-senyum sendiri sepanjang makan malam.
" Kamu kenapa sih? Dari tadi senyum-senyum sendiri tidak jelas seperti itu " tanya Dion pada adiknya itu.
" Mau senyum aja " jawab Dareen sekenanya.
Dareen terus tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Livia tadi sore. Ia sungguh sangat bahagia walaupun hanya duduk berdua di taman, asal bersama dengan pujaan hatinya.
" Om, coklat punya Chika mana? " tanya Chika pada Dareen.
" Mampus, pasti marah nih anak " batin Dareen menatap ponakannya itu.
" Coklat Chika sudah gak ada, Sayang " jawab Dareen tersenyum walaupun hatinya ketar-ketir.
Jika sampai Chika merajuk atau menangis maka ia yang akan kena marah Dion dan Mama Dena.
" Kok bisa gak ada? Tadi kan di mobilnya Om Dareen. Om Dareen makan ya? " tanya Chika mulai menunjukkan tanda-tanda akan marah.
" Kamu tu ya, coklat ponakan sendiri dimakan. Emang kamu terlalu miskin dan tidak bisa beli coklat sendiri? " ucap Dion pada Dareen karena sudah membuat putrinya marah.
Dareen pun berdecak kesal mendengar itu. " Bukan, aku gak makan coklat itu " jawab Dareen karena memang tidak memakan coklat itu.
" Terus coklat kok bisa gak ada? " ucap Chika menatap tajam Dareen.
" Karena coklatnya Om kasih ke Kakak Cantik " jawab Dareen keceplosan.
Dareen pun langsung memukul mulutnya sendiri karena bisa-bisanya ia mengatakan itu di depan semua anggota keluarga. Ia belum berniat mengenai hal ini karena ia pun belum mendapatkan hati Livia.
" Aduh Dareen, kenapa keceplosan sih " rutuk Dareen dalam hati.
Sedangkan semua orang yang berada di meja makan terkejut dan menatap Dareen penuh tanda tanya.
" Kakak Cantik? Siapa? " tanya Mama Dena penasaran.
" Itu loh Oma, Kakak Cantik yang nabrak Om Dareen pas di mall " jawab Chika yang mengerti siapa yang dimaksud Dareen.
" Kalau coklatnya Om Dareen kasih ke Kakak Cantik gak papa deh, tapi nanti beliin lagi ya " lanjut Chika pada Dareen.
Dareen pun menganggukkan kepalanya dan berusaha menghindari tatapan mata yang lain.
" Siapa Dareen? Apa kekasihmu? " tanya Papa Darian pada Dareen.
" Belum Pa, tapi sebentar lagi pasti jadi kekasih aku " jawab Dareen.
Dareen sepertinya tidak bisa menyembunyikannya lagi dari keluarganya jika sudah seperti ini.
" Jadi kamu sedang dekat dengan seorang wanita, Sayang? " tanya Mama Dena begitu antusias.
" Iya Ma " jawab Dareen.
" Akhirnya anak Mama ini bisa dekat juga dengan wanita " ucap Mama Dena sangat senang.
" Ternyata normal juga " cibir Dion karena selama ini adiknya itu tidak pernah memiliki kekasih atau dekat dengan seorang wanita.
Dareen tentu saja sangat kesal. " Aku dari dulu emang normal ya " ucap Dareen tidak terima.
" Dion, jangan berkata seperti itu. Anak Mama ini normal " ucap Mama Dena menatap tajam Dion.
Dareen tersenyum kemenangan karena Mama Dena membelanya kali ini dan ia menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak.
" Kakak doakan kamu bisa mendapatkan wanita itu ya. Supaya cepat menikah seperti teman-teman kamu " ucap Fira yang ikut senang mendengar Dareen dekat dengan seorang wanita.
" Iya Kak " jawab Dareen tersenyum.
" Pokoknya kamu harus cepat membawa wanita itu ke hadapan Mama. Mama ingin segera memiliki menantu lagi " ucap Mama Dena pada Dareen.
" Iya Ma, ini Dareen juga lagi usahakan. Doakan Dareen ya " ucap Dareen tersenyum.
" Pasti, Sayang. Mama pasti mendoakan kamu " jawab Mama Dena mengusap salah satu sisi wajah putranya.
Dareen berjanji pada dirinya sendiri jika ia pasti akan mendapatkan Livia dan membawa gadis itu ke hadapan Mama Dena.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow ig saya @tyaningrum_05 dan akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Udah ku duga mana ada pria yg tahan dgn sikap papa Agra yg gak ngebolehin anaknya pacaran,Apalagi pacarannya gak kayak yg lain,Cowoknya juga pasti pengen antar jemput pacarnya setiap hari, lha ini semuanya gakndi bolehin,Makanya Zidan selingkuh,Tapi Zidan juga jangan nyesel nanti ya,hanya karna kebahagiaan sesaat,kamu khianatin Via...
2024-03-01
1