19. Calon Istri

Pada malam harinya, Dareen mendapatkan seorang tamu yang sangat tidak sopan. Tamu yang tidak ia duga itu langsung masuk ke dalam kamarnya dan naik ke atas tempat tidurnya tanpa permisi.

" Gak sopan banget sih nyelonong aja masuk ke kamar orang " ucap Dareen kesal lalu melempar bantal ke wajah orang itu.

Bugh.

" Bodo amat, lagian udah biasa " jawab orang itu yang tidak lain adalah Risky.

Risky kembali melempar bantal itu dan tidak memperdulikan Dareen yang kesal kepadanya dan memilih merebahkan tubuhnya di tempat tidur milik sahabatnya itu. Sedangkan Dareen hanya bisa menghela napasnya panjang karena Risky memang selalu seperti itu jika sudah di rumahnya, begitu juga sebaliknya.

" Kapan balik? " tanya Dareen karena sahabatnya itu satu minggu terakhir pergi berbulan madu ke Bali.

" Tadi siang " jawab Risky.

" Terus oleh-oleh buat gue mana? Enak banget dateng-dateng gak bawa oleh-oleh terus numpang tidur " ucap Dareen pada Risky.

" Ada di bawah, gue barengin sama punya yang lainnya " jawab Risky.

Tujuan Risky datang ke rumah itu adalah untuk mengantarkan oleh-oleh pada Dareen dan keluarganya. Sekaligus ia ingin memastikan keadaan sahabatnya itu yang tidak ada kabar selama ia di Bali, biasanya Dareen selalu mengganggu dirinya saat bersama dengan kekasih yang sudah menjadi istrinya.

" Bini lo gak nyariin lo ke sini? Nanti gue yang diteror lagi " tanya Dareen karena biasanya istri sahabatnya itu tidak bisa ditinggal sebentar saja dan akhirnya ia yang akan diganggu.

" Enggak, dia ada di rumah orang tuanya. Lagian gue juga udah bilang kalau ke sini " jawab Risky lalu bangkit dari posisi tidurnya.

Tapi saat ia baru saja duduk, Risky menangkap sesuatu di ponsel milik Dareen yang menyala.

" Oh jadi ini alesan lo gak ganggu gue selama di Bali " ucap Risky mengambil ponsel Dareen yang menampilkan foto Livia.

Dareen tentu saja sangat terkejut dan langsung merebut ponselnya dari tangan Risky. Ia lupa jika tadi belum mematikan ponselnya karena kedatangan sahabatnya itu. Sebelum Risky masuk ke dalam kamarnya, Dareen memang sedang memandangi foto-foto Livia yang ia ambil secara diam-diam.

" Apaan sih lo? Pegang-pegang hp orang tanpa izin " ucap Dareen langsung mematikan ponselnya dan menyembunyikannya.

Dareen sama sekali belum berencana untuk memberitahu siapapun mengenai Livia, tapi sepertinya ia harus memberitahu Risky. Dari tatapannya, sahabatnya itu sudah sangat ingin tahu dan pasti akan mengintrogasi dirinya.

" Sekarang kasih tau gue, siapa cewek itu? Gak mungkin banget kalau itu pacar lo " ucap Risky penuh selidik.

Dareen mendengus kesal karena Risky seolah tidak percaya dirinya akan memiliki kekasih.

" Emang bukan pacar, tapi calon istri " jawab Dareen dengan ketus.

" Apa? Gak usah ngayal deh " ucap Risky terkejut sekaligus tidak percaya.

Bagaimana Risky bisa percaya jika selama ini sahabatnya itu tidak memiliki kekasih dan tiba-tiba mengatakan gadis yang ia lihat di ponselnya itu adalah calon istrinya.

" Ist, siapa juga yang ngayal " ucap Dareen kesal.

" Jadi serius itu calon istri lo? Kok lo gak cerita sama gue? Terus tadi Tante Dena sama Om Darian diem aja? " tanya Risky memastikan.

" Iya, tapi belum pasti. Soalnya dia masih punya pacar " jawab Dareen lesu.

" Lah, kirain udah fiks calon istri " ucap Risky memukul punggung Dareen.

Dia sudah mengira jika gadis itu benar-benar calon istri dari sahabatnya, tapi ternyata belum pasti.

" Tapi bentar deh, kalau dia punya pacar berarti lo berniat buat ngerebut pacar orang? " tanya Risky pada Dareen.

Dareen menganggukkan kepalanya. " Rencananya sih gitu " jawab Dareen.

" Gila ya lo, masa mau jadi perebut pacar orang " ucap Risky tidak habis pikir.

" Gue bisa cariin lo cewek, tapi jangan rebut pacar orang lah " lanjut Risky.

" Enggak, gue cuma mau cewek itu " tolak Dareen karena hanya Livia yang bisa menggetarkan hatinya.

Dareen tidak ingin gadis lain dan hanya Livia yang akan menjadi istrinya nanti.

" Cuma cewek itu yang bisa buat jantung gue deg-degan dan gue rasa gue jatuh cinta sama dia. Gue gak pernah rasain perasaan kayak gini sebelumnya dan ini semua cuma gue rasain ke dia " ucap Dareen tersenyum.

Dareen membayangkan wajah cantik Livia yang selalu mampu membuat jantungnya berdebar tidak karuan.

" Tapi dia pacar orang, sebaiknya lo pikir-pikir lagi deh " ucap Risky yang tidak ingin Dareen merebut kekasih orang lain.

" Baru pacar, bukan istri jadi tidak masalah " jawab Dareen tidak peduli karena yang ia inginkan hanyalah Livia.

Risky menghela napasnya karena ia tidak bisa terlalu melarang jika itu sudah menjadi keputusan dari Dareen. Ia hanya bisa mendoakan yang terbaik, apalagi ia melihat jika Dareen sangat bahagia saat menceritakan tentang gadis itu.

" Ya udah terserah elo deh, tapi jangan lupa kenalin ke gue " ucap Risky menepuk pundak Dareen.

" Iya, gue pasti kenalin ke lo nanti " jawab Dareen.

Setelah itu, Risky pun segera pamit pulang karena istrinya sudah menghubunginya untuk menjemputnya.

" Gue balik dulu. Elo cepet-cepet rebut tuh cewek terus nikahin karena ternyata nikah itu enak. Apalagi tiap malam bisa olahraga ranjang, jadi lo harus cepet deh " ucap Risky menggoda Dareen.

Dareen sangat kesal mendengar itu karena diantara semuanya hanya dia yang belum menikah dan tentu saja belum bisa melakukan olahraga ranjang seperti yang Risky katakan. Oleh sebab itu juga ia menjadi bulan-bulanan para sahabatnya karena masih perjaka.