Dareen memasuki rumah dengan bersenandung kecil dan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya. Ia sedang dimabuk cinta dan itu bertambah lagi saat ia berhasil menghabiskan waktu dengan Livia walaupun hanya mengantarnya pulang. Tuhan memang merestui dirinya untuk mendekati Livia sehingga mereka selalu dipertemukan tanpa sengaja.
" Sepertinya Dareen sedang bahagia, sampai-sampai ada orang di sini tidak dipedulikan " ucap Dion saat melihat adiknya yang menyelonong begitu saja ke kamarnya tanpa menyapa mereka semua yang sedang berkumpul di ruang keluarga.
" Biarin ajalah, Mas. Mungkin Dareen memang bahagia atau juga dia lagi jatuh cinta " ucap Fira pada sang suami.
" Iya Dion, kamu jangan ganggu adik kamu terus " sambung Mama Dena.
Jika dilihat dari gelagatnya, Dareen memang terlihat seperti orang yang sedang kasmaran. Mama Dena hanya berharap putranya itu segera menemukan tambatan hatinya dan segera menikah. Ia ingin melihat anak-anaknya hidup bahagia bersama dengan keluarga kecil mereka masing-masing.
Sementara itu, Dareen baru saja masuk ke dalam kamarnya. Ia melepaskan jas yang melekat di tubuhnya karena ia akan segera mandi. Tapi saat ia melepaskan kemejanya, ia menemukan sebuah kalung yang tersangkut di salah satu kancing kemejanya dan sudah jelas ia tahu kalung itu milik siapa.
" Ini pasti milik Livia dan tersangkut saat aku membantu dia pasang sabuk pengaman tadi " ucap Dareen tersenyum melihat kalung dengan liontin berinisial nama gadis pujaan hatinya itu.
Dareen meletakkan kalung itu di dalam laci nakas di samping tempat tidurnya dan ia akan mengembalikannya besok kepada si pemiliknya.
Setelah itu Dareen segera masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya yang terasa sangat gerah setelah seharian berada di pernikahan Risky.
***
Keesokan harinya, Dareen benar-benar pergi untuk mengembalikan kalung milik Livia. Ia mendatangi sekolah gadis itu dan menunggunya di depan gerbang sekolah karena sepertinya masih ada beberapa waktu sebelum jam pulang sekolah.
" Maaf Tuan, ada yang bisa saya bantu? " tanya satpam sekolah pada Dareen yang bersandar di mobilnya.
" Tidak, Pak. Saya sedang menunggu adik saya yang bersekolah di sini " jawab Dareen.
Satpam sekolah itu pun menganggukkan kepalanya lalu kembali ke tempatnya setelah memastikan Dareen di sana.
" Livia, aku di depan sekolahmu. Aku tunggu kamu di sini " tulis Dareen dalam sebuah pesan lalu mengirimkannya pada Livia.
Dareen sengaja tidak memberitahukan kedatangannya sebelumnya kepada Livia karena memang ingin membuat kejutan untuk gadis itu.
Livia yang baru saja keluar dari kelasnya tentu saja sangat terkejut membaca pesan yang dikirimkan oleh Dareen.
" Hah? Ngapain Kak Dareen ke sekolah? " gumam Livia panik.
Bagaimana Livia tidak panik jika tujuan Dareen datang ke sekolahnya adalah untuk menemui dirinya. Ia takut jika Zidan melihatnya dan kekasihnya itu cemburu, maka hubungan mereka akan bermasalah.
Livia segera berlari menuju gerbang sekolah karena ia harus membawa pergi Dareen sebelum Zidan melihatnya. Sepertinya juga Zidan belum keluar dari kelasnya sehingga ia harus bergerak cepat. Tapi sebelum itu, ia mengirimkan pesan pada Zidan jika mereka kembali tidak bisa bertemu di taman belakang sekolah seperti biasanya.
Saat sampai di gerbang sekolah, ia bisa melihat jika Dareen sedang bersandar di mobilnya. Bahkan Dareen menjadi pusat perhatian dari para siswi yang hendak pulang karena terpesona dengan ketampanan pria itu.
" Ih, dia malah tebar-tebar pesona gitu di sini " gerutu Livia melihat Dareen yang sok keren di sana.
Dengan cepat Livia langsung menghampiri Dareen dan menarik tangannya untuk masuk ke dalam mobilnya.
" Livia, sabar dong. Kenapa buru-buru sih? " ucap Dareen karena Livia memaksanya masuk ke dalam mobilnya.
" Ih, pokoknya cepat masuk, Kak " ucap Livia mendorong tubuh Dareen hingga duduk di kursi kemudi.
Setelah itu, Livia masuk juga ke dalam mobil itu dan duduk di samping Dareen.
" Cepat pergi dari sini, Kak " pinta Livia pada Dareen.
Dareen menurut dan segera menyalakan mesin mobilnya lalu melajukannya meninggalkan area sekolah menengah atas itu.
" Kamu kenapa sih? Kenapa buru-buru minta pergi? Lagi dikejar guru? Jangan-jangan kamu kabur saat dihukum ya? " tanya Dareen memicingkan matanya curiga.
" Ih enggak, Kak. Aku gak lagi dihukum, anak baik gini " jawab Livia dengan bibir mengerucut.
" Terus kenapa? " tanya Dareen lagi.
" Aku cuma takut pacar aku liat Kakak, nanti dia cemburu " jawab Livia tidak ingin kekasihnya itu sampai melihat mereka.
Kembali Dareen disadarkan jika gadis di sampingnya itu sudah memiliki seorang kekasih.
" Oh, cuma karena itu, kirain karena apa " ucap Dareen santai sambil mata yang terus fokus ke jalanan.
" Itu juga penting buat aku, kalau pacar aku marah gimana? " ucap Livia melihat Dareen yang seakan tidak peduli.
" Ya itu malah bagus sih, lebih bagus lagi kalau langsung putus aja " jawab Dareen dengan seringai tipis.
Plak.
Reflek Livia langsung menepuk lengan Dareen dengan sangat keras hingga pria itu merasakan panas pada kulitnya.
" Sakit, Livia " pekik Dareen menoleh pada Livia dengan ekspresi wajah yang kesakitan.
" Maaf deh, lagian Kakak ngomongnya sembarangan. Aku gak mau sampai putus sama pacar aku, aku udah cinta banget sama dia " ucap Livia kesal.
Rasa panas menjalar di hati Dareen mendengar itu. Sungguh ia tidak rela Livia mencintai pria lain walaupun wajar saja karena itu adalah kekasihnya.
" Baru juga pacaran, belum menikah. Orang yang sudah menikah aja bisa cerai, apalagi cuma pacaran pasti gampang banget putus " ucap Dareen dengan ketus.
" Enggak ya, buktinya aku udah pacaran sama dia selama satu tahun " jawab Livia tidak terima.
" Haha, baru satu tahun. Percaya deh, sebentar lagi juga putus " ucap Dareen dengan tawa mengejek.
Livia pun semakin kesal, tapi sepertinya ia tidak akan mungkin menang jika bicara melawan Dareen.
" Udah deh, Kakak jangan buat aku kesel. Sebenernya Kakak ada perlu apa sampai datang ke sekolah aku? " tanya Livia ingin tahu tujuan Dareen.
" Aku mau mengembalikan kalung kamu, kemarin ternyata tersangkut di kancing kemeja aku " jawab Dareen tanpa menoleh pada Livia.
Livia langsung memegang lehernya dan benar saja kalungnya tidak ada di sana. Sungguh ia tidak menyadari sama sekali jika kalung pemberian Papa Agra itu lepas dari lehernya.
" Terus mana kalungnya? " tanya Livia menginginkan kalungnya kembali.
" Ada, nanti akan aku kasih saat kita sudah sampai " jawab Dareen.
Livia mengerutkan keningnya. " Emang kita mau kemana? Jangan bawa aku tempat yang aneh-aneh ya, aku harus cepet pulang " ucap Livia sedikit takut.
" Enggak kok, tenang aja. Kamu juga pasti akan sampai rumah sebelum Papa kamu pulang dari kantor " jawab Dareen tersenyum.
Dareen akan memastikan jika Livia akan pulang tepat waktu walaupun ia akan membawanya ke suatu tempat. Dan Livia pun hanya pasrah Dareen akan mengajaknya kemana karena ia percaya jika Dareen adalah pria yang baik dan tidak akan macam-macam kepadanya.
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow ig saya @tyaningrum_05 dan akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Gadis Taurus
Maaf sekali tidak bisa update teratur seperti biasanya karena entah mengapa beberapa hari ini apk NT lama sekali reviewnya bahkan lebih dari 24 jam🙏🥲
2023-11-18
0