"Terus gue juga bego, nilai gue pada jelek. Beda sama abang gue yang selalu juara kelas. Gue juga gak bisa ngomong depan umum. Beda sama abang gue yang jago banget presentasi." Tambah Nesha sambil cengengesan membeberkan kekurangan dirinya yang lain.
William masih terdiam di posisinya, antara merasa iba pada wanita di depannya itu, dan iba pada dirinya sendiri karena memiliki istri seajaib ini.
"Lo sekarang udah tahu kalau gue gak ada spek buat jadi istri wakil presiden direktur. Jadi ayo kita cerai aja." Ucap Nesha dengan mudahnya, seakan cerai adalah hal sederhana yang bisa diputuskan dengan begitu mudahnya. Nesha mengatakannya dengan begitu putus asanya. Sangat kentara bahwa pernikahan ini begitu membebaninya.
"Lalu kamu akan mempermalukan orang tua kita dan juga perusahaan mereka? Baru menikah seminggu tapi sudah bercerai? Begitu?" Ucap William.
Entah mengapa, semua penolakan Nesha selama ini mengenai pernikahan mereka, membuat William merasa terganggu. Selama ini ia selalu berpikir tak akan ada wanita yang sanggup menolak posisi sebagai istrinya. Tapi nyatanya ia salah, kini ada perempuan yang begitu ingin lepas dari statusnya sebagai istri seorang William Hart. Menolak semua harta dan kesempurnaan hidup yang William tawarkan. Jangankan jatuh cinta, bagi Nesha semua yang ada dalam diri William tak mampu membuatnya bahkan untuk sekedar terkesima.
William benar-benar merasa apa yang dimilikinya sama sekali tak ada artinya dimata Nesha.
"Tapi 'kan lo juga jadi gak bisa ketemu pacar-pacar lo. Lihat aja gimana selama di Bali lo gak bisa kemana-mana. Emang lo bakal kuat? Sampai kapan? Bukannya lo gak bisa kalau gak ada cewek dalam hidup lo? Ayo kita cerai aja, Please!" Nesha semakin mencoba mencari cara agar dirinya bisa lepas dari seorang William.
William bangkit dari tempat tidur dan menghampiri Nesha dengan perasaan yang gemas. Merasa terintimidasi dengan kedatangan William, Nesha pun mundur dan mundur hingga tubuhnya menyentuh tembok. William mengistirahatkan kedua tangannya diantara kepala Nesha.
"Bukankah kamu juga seorang perempuan? Ada kamu di sisiku sepanjang hari, kenapa aku harus pergi mencari perempuan lain?"
Nesha tertawa kikuk. Ia merasa gelisah karena jarak William hanya beberapa senti saja darinya. "Lo udah gila. Gue 'kan panda. Gendut terus kacamata gue tebel. Lo cari sana cewek cantik dan sekksii kayak yang biasa lo pacarin." Tangannya mulai mendorong pundak William menjauh darinya, namun William tak membiarkan itu terjadi.
William melepas kacamata Nesha, membuat Nesha berteriak. "Hey, kacamata gue! Balikin, gak?!"
Ia bergeming dan menatap Nesha. "Kamu cantik, Panda. Hanya saja selalu kamu tutupi kecantikan itu dengan kacamata tebal ini. Sewaktu kamu menggunakan gaun putih di hari pernikahan kita, aku cukup terkejut karena kamu cantik dengan riasan itu."
Sontak Nesha merasa jantungnya berdesir aneh. Ia menjadi salah tingkah.
"Lo...lo makin ngaco." Nesha memalingkan wajahnya dari William, mencoba untuk menghilangkan salah tingkahnya.
"Dan wangi tubuhmu..." William mengendus leher Nesha. "Aku sangat suka."
Saat Nesha merasakan bibir hangat William menyentuh lehernya sedikit, segera ia mendorong tubuh tinggi itu menjauh dengan sekuat tenaga.
"Lo udah ngelewatin batas lagi!" Teriak Nesha antara tersipu dan marah.
William tertawa melihat Nesha yang begitu mudah bereaksi. "Jika kamu tidak mau merubah cara hidupmu, aku tidak masalah. Pakaian jika kamu tidak suka, tak perlu kamu pakai. Jika tidak mau datang ke pesta atau acara bisnis, aku tidak akan memaksa. Hanya sampai aku mendapatkan posisi wakil presiden direktur, aku mohon, bertahanlah di sisiku. Kamu bisa 'kan?"
Seketika Nesha kesal luar biasa. Pada William, terlebih pada dirinya yang sempat merasakan debaran aneh di dalam dadanya saat William mengatakan bahwa dirinya cantik.
'Gue hampir lupa. Semua hal yang dibilang dan dilakuin buaya darat ini cuma buat dapetin posisi wakil presiden direktur. Gak lebih.' Tegurnya dalam hati.
Tanpa membalas, Nesha keluar dari kamar itu dengan marah. Tak ada yang bisa Nesha katakan. Ia tak punya cukup kuasa dan juga tak cukup berani untuk meminta perceraian ini kepada ayah ataupun ayah mertuanya. Akhirnya ia hanya bisa merutuki nasibnya sendiri.
***
Malam haripun tiba. Abraham, Veronica, ibu dari William yang adalah mantan istri Abraham, Wijaya, dan Nathan pun sudah berada di meja makan rumah baru William dan juga Nesha. Mereka mulai menyantap makan malam dan mengobrol mengenai topik-topik yang ringan.
"Jadi anda tahu mengenai hubungan Pak Abraham dan Almarhumah Lestari yang pernah terjalin, Bu Veronica?" Tanya Wijaya.
"Iya, dan setelah menikah saya baru tahu dia masih belum bisa melupakan perempuan itu. Akhirnya kami memutuskan untuk bercerai saat usia William baru 1 tahun. Anda bisa bayangkan menikahi seseorang yang di dalam hatinya masih ada perempuan lain? Rasanya menyakitkan sekali." Sindir Veronica pada Abraham.
"Kamu ini, Ver. Masalah lalu tak perlu dibahas lagi." Sahut Abraham dengan entengnya.
"Aku masih tidak terima jika mengingat hal itu. Kamu yang melamarku, kamu juga yang tiba-tiba menceraikan aku." Lalu ia menatap ke arah Wijaya. "Saat istri anda meninggal selama beberapa minggu ia tidak bekerja. Projek banyak yang mangkrak. Beberapa bulan kemudian ia menceraikan aku. Benar-benar sial memiliki suami seperti Abraham ini." Gerutu Veronica.
Wajahnya yang cantik terlihat sangat marah.
"Itu sudah lama berlalu kenapa kamu masih membahasnya." Tanya Abraham santai.
"Karena mimpiku untuk menjadi Nyonya Hart telah sirna. Aku harus kembali ke dunia modeling dan membanting tulang di dunia hiburan. Itu sangat memuakkan." Ujar wanita berambut pirang itu. Ia menggelengkan kepalanya. "Juga, pesona seorang aku, tak mampu mengalahkan perempuan sederhana bernama Lestari itu."
"Tapi kamu sudah menikah dan hidup bahagia bersama suamimu sekarang." Abraham mengingatkan.
"Iya, tentu aku bahagia. Tapi yah, rasanya masih kesal saja jika mengingat waktu itu. Dan melihatmu menduda hingga umurmu yang memasuki 60 tahun, cukup membuatku puas." Curhatnya, disahuti tawa oleh semua orang.
Diam-diam Nesha mencuri pandang pada ibu mertuanya itu. Perempuan itu sama sekali tak terlihat tua. Cantik, bermata biru, tinggi, dan hidung mancungnya diturunkannya pada William.
'Masa iya, wanita secantik ini tak mampu mengalahkan rasa cinta Pak Abraham pada Mama?' Gumam Nesha dalam hati.
"Wah, saya masih tidak menyangka di balik rumah tangga yang saya bina bersama almarhumah istri saya, ada Pak Abraham yang masih memikirkan istri saya." Ucap Wijaya.
"Anda jangan cemburu, Pak Wijaya." Canda Abraham.
"Tidak. Tentu tidak, Pak." Sahut Wijaya.
Abraham menatap ke arah William. "Makanya, ini pengalaman Daddy. Jadikan pelajaran untuk kalian. Terutama kamu Will. Ibumu yang sempurna secara fisik, tak mampu membuat perasaan Daddy hilang terhadap Lestari. Berpetualang mencari wanita bukan hal yang bisa kamu lakukan dalam waktu yang lama. Sekarang kamu sudah memiliki seorang istri. Jadikan ia pelabuhan hatimu. Kamu sangat mirip dengan Daddy, dan Nesha sangat mirip dengan Lestari. Daddy yakin kalian ditakdirkan untuk satu sama lain."
"Iya, Dad." Sahut William patuh. Namun entah benar akan dipatuhinya, entah sekedar menjawab.
Sedangkan Nesha sendiri amat sangat menolak kata-kata itu. Sekarang saja saat makan malam dimulai, ia terus berpikir bagaimana cara agar ia bisa mengungkapkan keinginannya untuk bercerai.
"Nesha, ada yang ingin kamu katakan, Nak? Sejak tadi kamu kelihatan tidak bersemangat." Abraham menelisik.
Ditanya seperti itu, membuat Nesha merasa ini adalah saatnya.
"Iya, Daddy. Sebelumnya aku ucapkan terimakasih atas semua yang sudah Daddy berikan, tapi aku tidak..."
"Kamu sepertinya tidak sehat, Sayang." WIlliam segera memotong ucapan Nesha dan meraup pipinya. "Wajah kamu pucat. Sebaiknya kamu istirahat ya. Aku akan mengantarmu."
"Lo..." Dibungkamnya mulut Nesha oleh William.
"Ya ampun bahkan kamu ingin muntah sekarang. Secepatnya kamu harus beristirahat." William dengan susah paham menarik tubuh Nesha agar berdiri.
"Apakah kamu mual, Nak? Apa jangan-jangan kamu hamil?!" Tanya Abraham membuat semua orang terkejut mendengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erni Fitriana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ngakak panda-buaya
2024-06-23
0
Regita Regita
wkwkwkwww... belom di apa apain itu si Nesha nya sama bang will
2023-11-22
1