Bab 13: Panda dan Buaya

William masuk ke dalam ruangan hotelnya melewati Nesha begitu saja, membuat Nesha keheranan sendiri. Bukankah tadi William sudah berpamitan dengannya?

“Will.” Nesha masuk mengikuti William yang kini duduk di sofa ruang tengah sambil memakan makanan yang tersedia di meja. “Lo, kenapa balik lagi kesini?”

“Tak bisakah kamu membiarkan aku makan dulu?” Bentaknya.

Nesha tertegun dibuatnya. ‘Ini anak kenapa tiba-tiba marah-marah, sih?’ Tanya Nesha dalam hati.

William memasukkan berbagai makanan ke dalam mulutnya dengan kesal. Nesha yang memang sedang makan tadi, kini bergabung dengan William. Ia sedikit kecewa, tadinya 'kan ia akan menghabiskan semua makanan itu. Tapi kini ia harus berbagi dengan William.

Tiba-tiba ponsel William berbunyi, ia pun mengangkatnya. Ia mengubah panggilannya menjadi video.

“See? Aku bersama istriku di kamar hotel!” Teriaknya pada sang ayah.

“Baguslah. Daddy lega sekali melihat kalian bersama. Habiskanlah waktu bersama. Minggu depan kamu akan mulai bekerja. Jadi nikmati waktu honeymoon kalian.” Ucap Abraham. “Nesha, bagaimana kamar hotelnya?”

Mendengar namanya disebut oleh ayah mertuanya, ia segera menyahut. “Nyaman sekali…Dad. Terimakasih untuk semuanya.” Ucap Nesha belum terbiasa menyebut Abraham dengan sebutan Daddy.

“Sama-sama, Nak. Tadinya Daddy ingin kalian berbulan madu di pulau pribadi milik Daddy. Tapi ternyata Will menolaknya dengan keras. Maka dari itu Daddy pesankan penthouse room itu. Disana hanya memiliki satu kamar. Jadi, Daddy harap kalian akan segera memulai ‘usaha kalian’ mulai dari sekarang agar Daddy segera memiliki cucu.”

Sontak Will yang sedang minum, menyemburkan air putih yang baru saja akan ditelannya. “Cucu? Daddy ingin aku melakukannya dengan…” William menatap Nesha dengan tatapan jijik. “Perempuan yang mirip dengan panda ini?!”

Kata-kata olokan Will sukses membuat mulut Nesha menganga. ‘Panda?! Gue disamain sama Panda?!’ Gerutunya dalam hati.

“Will, tidak baik kamu mengatakan itu pada istrimu sendiri.” Tegur Abraham.

“Aku benar-benar tak mengerti! Daddy blokir semua kartuku, melarang pihak hotel memberikan sewa kamar untukku, juga memblacklist namaku di semua klub malam di Bali?! Dan sekarang Daddy ingin aku berhubungan dengan seekor panda?! Lebih baik Daddy biarkan aku mati saja!” Teriaknya frustasi.

Nesha masih berusaha menahan emosinya. Jika telepon dengan ayah mertuanya itu sudah terputus. Ia akan pastikan William meminta maaf padanya karena sudah mengatainya panda.

“Tentu saja Daddy melakukannya. Kamu kira perjodohan ini hanya tentang bisnis? Hanya agar Daddy bisa menepati janji Daddy pada Lestari? Tidak, Will. Lebih dari itu, Daddy ingin kamu berhenti mencari wanita lain dan belajar untuk mencintai istrimu. Binalah sebuah rumah tangga yang bahagia bersama Nesha. Jangan seperti Daddy, kamu paham? Setelah itu baru Daddy akan memberikan posisi wakil presiden direktur padamu.”

‘Jadi gitu, Pak Abraham bener-bener serius ngejodohin gue sama buaya darat ini?! Kalau gitu gue juga ikut-ikutan terjebak dong. Sial banget!’ Gerutu Nesha dalam hati.

“Nesha…”

Nesha segera sadar dari lamunannya. “I-iya, Dad.”

“Daddy tahu ini juga akan sangat sulit untuk kamu. Tapi kamupun harus berusaha untuk menjalankan bahtera rumah tangga kalian dengan baik. Awalnya pasti akan sulit, tapi Daddy yakin kalian bisa menemukan kebahagiaan kalian berdua. Maka dari itu, Daddy minta tolong maafkan jika kata-kata William menyinggungmu.”

“Iya, Daddy.” Lirih Nesha tak bisa berkata-kata lagi.

Kemudian telepon pun terputus.

Nesha menatap tajam pada William. William yang menyadarinya segera menghardiknya. “Apa maksud tatapanmu itu?”

“Minta maaf, gak? Lo udah ngatain gue panda!” Ujar Nesha kesal.

“Never. Kamu memang seperti panda. Gemuk dan berkacamata.” Ejeknya dengan pongah. “Sial sekali aku harus hidup bersama perempuan yang jelek seperti kamu. Daddy benar-benar membuatku berada di neraka!” Dumelnya seraya mengusak rambutnya dengan kesal.

“Apa lo bilang?! Lo bilang gue jelek?!”

“Iya. Perlu saya bawakan kamu cermin agar kamu percaya?"

Nesha segera bangkit dari duduknya. “Lo pergi dari sini! Gue juga gak mau disini bareng sama buaya darat kayak lo!” Ia menarik tangan Will ke arah pintu keluar.

Namun William berhasil bertahan dari dorongan tangan Nesha yang memaksanya keluar dari ruangan hotel itu. “Apa kamu bilang? Buaya darat?!”

“Iya!” Nesha mendongak menghadapkan wajahnya ke arah William dengan marah. “Lo kira lo bangga bisa punya banyak cewek? Bagi gue lo gak lebih dari cowok nyebelin, arogan, sombong, manja, dan gak keren sama sekali! Gue bener-bener dikutuk karena nikah sama lo!! Sekarang lo pergi dari sini! Gue gak mau lihat lo lagi!” Teriak Nesha dengan begitu emosinya membuat William terperangah tak bisa berucap apapun.

Nesha pun mendorong tubuh William lagi dan akhirnya William berhasil berada di luar pintu. “Aku akan tidur dimana jika kamu mengusirku seperti ini, Panda?!”

“Bodo amat! Lo sendiri yang udah bilang gue bisa tinggal di kamar ini. Iya 'kan?” Teriak Nesha seraya menutup pintu dengan keras.

Nesha merasa lega sekali bisa berteriak seperti itu di depan wajah laki-laki menyebalkan itu. Ia pun terus berjalan masuk dan tidak menggubris suara gedoran pintu yang terus terdengar.

Ia pun kembali duduk di sofa sambil menikmati makanan dan drama favoritnya. Kali ini Nesha menggunakan earphone agar acara menontonnya tidak terganggu lagi.

Akhirnya sampai tengah malam, acara marathon nonton drama ia jeda. Hari yang melelahkan sebelum ia berangkat ke Bali membuat matanya tak bisa berkompromi. Ia pun memutuskan untuk tidur.

Ia mematikan TV dan juga semua lampu, lalu melangkah menuju kamar, menggosok giginya, kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

“Enak banget kasurnya. Empuk banget.” Gumamnya menikmati belaian kasur yang ia tiduri dengan mata yang semakin berat. Tak lama Nesha pun tertidur.

Di lobby hotel, William duduk di salah satu lounge. Tangannya terlipat di dada dan matanya tertutup. Ia sudah sangat mengantuk tapi tak mungkin ia tidur disana.

William begitu bimbang. Ia tak punya tempat untuk dituju. Tapi ia juga tak ingin kembali ke tempat Nesha. Ia sangat gengsi, karena tadi ialah yang meminta Nesha untuk menempati ruangan hotel itu dan mengatakan akan menyewa kamar lain.

‘Dasar Daddy benar-benar keterlaluan.' Gerutu William dalam hati. ’Sekarang aku harus bagaimana?'

Rupanya beberapa pegawai hotel sudah memperhatikan keberadaan William di lounge itu sejak ia berada disana beberapa jam yang lalu. Akhirnya seorang pegawai menghampiri William yang duduk dengan kepala tertunduk.

“Selamat malam, Pak. Apakah anda mau check in?" Tanya seorang pegawai hotel.

“Tidak.” Ucap William seraya mengusap wajahnya dengan lelah.

“Kalau begitu, maaf, anda tidak bisa berada di sini. Lounge hanya untuk tamu hotel, Pak.” Ujar pegawai itu.

William menghela nafas jengkel. Sepertinya ia tak punya pilihan lain.

“Saya sebenarnya menginap di hotel ini. Saya bertengkar dengan istri saya. Saya tidak diizinkan masuk ke kamar hotel kami. Tapi sepertinya sekarang ia sudah tidur. Boleh saya meminta access card untuk masuk ke kamar saya?"

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣pinter juga lu will👌

2024-06-23

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2 Bab 2: Tubuh yang Besar
3 Bab 3: Pewaris Hart Group
4 Bab 4: Pesta Felisha
5 Bab 5: Kak Bryan
6 Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7 Bab 7: Perintah untuk Menikah
8 Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9 Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10 Bab 10: Perjodohan
11 Bab 11: Dilamar William Hart
12 Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13 Bab 13: Panda dan Buaya
14 Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15 Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16 Bab 16: Mulai Mengenal
17 Bab 17: Ingin Bercerai
18 Bab 18: Panda yang Malang
19 Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20 Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21 Bab 21: Dua Kenyataan
22 Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23 Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24 Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25 Bab 25: Mengabaikan
26 Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27 Bab 27: Kasmaran
28 Bab 28: Salah Paham
29 Bab 29: Tempat untuk Pulang
30 Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31 Bab 31: Dunia yang Sempit
32 Bab 32: Jangan Menangis
33 Bab 33: Bukalah Hatimu
34 Bab 34: Manis
35 Bab 35: Pesta Pengukuhan
36 Bab 36: Bertengkar
37 Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38 Bab 38: Kehilangan
39 Bab 39: Lebih dari Sakit
40 Bab 40: Pergi
41 Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42 Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43 Bab 43: Menemukan Panda
44 Bab 44: Bercerai
45 Bab 45: Selamat Tinggal
46 Bab 46: Pria Dingin
47 Bab 47: Berubah
48 Bab 48: Bertemu Kembali
49 Bab 49: Tak Semudah Itu
50 Bab 50: Pelajaran untuk William
51 Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52 Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53 Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54 Bab 54: Kejutan
55 Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56 Ekstra 1: Lestari
57 Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58 Ekstra 3: Marry Me, Dev
59 Ekstra 4: Single Mom
60 Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61 Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62 Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63 Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64 Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65 Ekstra 10: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2
Bab 2: Tubuh yang Besar
3
Bab 3: Pewaris Hart Group
4
Bab 4: Pesta Felisha
5
Bab 5: Kak Bryan
6
Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7
Bab 7: Perintah untuk Menikah
8
Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9
Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10
Bab 10: Perjodohan
11
Bab 11: Dilamar William Hart
12
Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13
Bab 13: Panda dan Buaya
14
Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15
Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16
Bab 16: Mulai Mengenal
17
Bab 17: Ingin Bercerai
18
Bab 18: Panda yang Malang
19
Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20
Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21
Bab 21: Dua Kenyataan
22
Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23
Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24
Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25
Bab 25: Mengabaikan
26
Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27
Bab 27: Kasmaran
28
Bab 28: Salah Paham
29
Bab 29: Tempat untuk Pulang
30
Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31
Bab 31: Dunia yang Sempit
32
Bab 32: Jangan Menangis
33
Bab 33: Bukalah Hatimu
34
Bab 34: Manis
35
Bab 35: Pesta Pengukuhan
36
Bab 36: Bertengkar
37
Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38
Bab 38: Kehilangan
39
Bab 39: Lebih dari Sakit
40
Bab 40: Pergi
41
Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42
Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43
Bab 43: Menemukan Panda
44
Bab 44: Bercerai
45
Bab 45: Selamat Tinggal
46
Bab 46: Pria Dingin
47
Bab 47: Berubah
48
Bab 48: Bertemu Kembali
49
Bab 49: Tak Semudah Itu
50
Bab 50: Pelajaran untuk William
51
Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52
Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53
Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54
Bab 54: Kejutan
55
Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56
Ekstra 1: Lestari
57
Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58
Ekstra 3: Marry Me, Dev
59
Ekstra 4: Single Mom
60
Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61
Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62
Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63
Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64
Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65
Ekstra 10: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!