Keempatnya mulai menikmati makan malam mereka. Baik Abraham dan Wijaya terlihat semakin akrab sebagai calon besan. Di sela-sela makan malam, mereka semakin larut dalam obrolan mereka mengenai bisnis mereka yang akan sangat menguntungkan kedua belah pihak dengan adanya pernikahan ini. Namun sebaliknya Nesha dan William tak berkata barang satu kata pun.
Saat selesai melahap sajian terakhir dari rangkaian makan malam itu, mereka mulai membicarakan perjodohan.
“Pak Abraham, saya ingin memastikan, apakah anda bersungguh-sungguh mengenai keputusan anda ini? Apakah anda tidak akan menyesali keputusan anda untuk menjadikan putri saya yang masih banyak kekurangan ini sebagai menantu anda?” Tanya Wijaya memastikan.
Abraham menatap hangat pada Nesha yang sejak tadi terdiam tak bersuara. “Tentu, Pak Wijaya. Nesha adalah satu-satunya perempuan yang akan menjadi menantu saya. Dia akan mendampingi Will. Ia akan menjadi istri yang baik, yang akan mendampingi dan mengajari banyak hal pada putra saya.”
Mendengar ucapan Abraham, William menghela nafas kasar sehingga semua orang di ruangan itu bisa mendengarnya.
“Kenapa, Will? Ada yang ingin kamu katakan?” Tanya Abraham.
Wajah William terlihat jengkel sekali. Ia bungkam, lalu menggelengkan kepalanya.
“Baiklah, putra saya ini memang sudah menyerahkan segala keputusannya pada saya.” Ucap Abraham penuh keyakinan, diikuti dengan ekspresi pasrah dari William.
“Baguslah kalau begitu. Saya sangat lega.” Ujar Wijaya. “Kalau begitu kapan kita akan melangsungkan…”
“Tung-tunggu, Pah.” Suara Nesha bergetar, tubuhnya panas dingin.
Akhirnya setelah bersusah payah untuk mencoba mengeluarkan suaranya, Nesha bisa mengeluarkan kata-katanya.
Wijaya dengan marah menatap pada Nesha. “Ada apa, Nesha?!”
“Aku…ingin bertanya sesuatu sama Pak Abraham, Pah.” Ujar Nesha dengan lebih berani. Bagaimanapun ini tentang kelangsungan hidupnya.
Sejak mengenal makhluk bernama laki-laki, Nesha selalu mengatakan pada dirinya sendiri bahwa tak akan ada laki-laki manapun yang akan bersamanya, sebagai pacar, apalagi suami.
Bagi Nesha, laki-laki hanyalah penoreh luka. Ia masih sangat mengingat jelas bagaimana mata-mata dari lawan jenisnya itu menatapnya dulu, sama seperti yang dilakukan oleh William barusan.
Tatapan mengejek, menghina.
Maka dari itu, cintanya terhadap Bryan pun terpaksa ia pendam, malah sering kali ia coba melupakannya. Karena ia tahu tak akan pernah ada laki-laki yang mencintainya dengan segala kekurangan yang dimilikinya.
Namun semuanya berbeda sekarang, Bryan mencintai Nesha, walaupun itu masih spekulasi Nesha saja. Tapi Nesha tahu harapan itu ada. Di saat kesempatan itu terbuka, ia tak ingin menyia-nyiakannya. Ia ingin mencoba untuk mendekat pada Bryan dan menjalin hubungan indah yang selama ini hanya ada dalam angan-angannya saja.
“Bertanya apa, Nak?” Sahut Abraham ramah.
Nesha menelan salivanya, meredam gugupnya. “Kenapa saya, Pak? Kenapa Pak Abraham memilih saya sebagai menantu Bapak?"
“Yes, Dad. Aku juga ingin tahu, kenapa dari sekian banyak perempuan. Kamu memilih dia. Perusahaan mereka juga tidak terlalu besar. Apa untungnya bagi kita jika aku menikahi dia?” Tanya William dengan nada arogannya.
“Saya sudah mencintai seseorang, Pak. Saya tidak bisa menikah dengan putra Bapak.” Ujar Nesha dengan beraninya.
Sontak semua orang menatap ke arah Nesha. Kata-kata dan seringai benci William terhadapnya menyulut emosi Nesha sehingga tanpa sadar ia berbicara seberani itu di depan sang ayah dan juga Abraham.
Dan sukses, William pun menatap tak percaya pada Nesha.
“Nesha!” Teriak Wijaya.
“Tidak apa-apa, Pak Wijaya.” Segera Abraham meredakan emosi Wijaya. Lalu ia menatap Nesha dengan lembutnya. “Siapa orang yang kamu cintai itu, Nak? Apa kamu berpacaran dengannya?"
“Belum, Pak.” Cicit Nesha. “Ta-tapi, saya baru saja tahu tentang perasaannya. Saya ingin memperjuangkan hubungan saya dan dia, Pak."
“Begitu…” Sahut Abraham. “Tapi, sayangnya kamu tidak bisa membatalkan perjodohan ini, Nak. Ibu kamu pasti akan kecewa.”
“Ap-apa? Kenapa anda menyinggung tentang ibu saya, Pak?" Tanya Nesha keheranan.
Abraham mengeluarkan sebuah kotak perhiasan kecil dan sepucuk surat. Ia membuka kotak itu dan terdapat dua buah cincin. Semua orang menatap Abraham, menunggu penjelasan darinya.
“Nesha, silahkan kamu lihat ini.” Abraham menyerahkan sebuah cincin yang lebih besar pada Nesha, dan bagian yang kecil ia berikan pada William. Serta surat, ia berikan pada Wijaya.
Nesha meraih cincin itu dan ia melihat ada sebuah ukiran di bagian dalamnya. “Nesha & William…?” Gumam Nesha.
“Nesha & William?” Gumam William hampir bersamaan.
Sontak keduanya saling tatap, lalu sesaat kemudian tatapan mereka terpaku pada Abraham.
“Anda… mantan kekasih Lestari?” Tiba-tiba Wijaya berseru dengan marahnya setelah membaca isi surat itu.
Abraham mengangguk. “Benar, Pak Wijaya. Saya dan Lestari pernah menjalin hubungan dulu. Tapi kami mengakhirinya karena…” Abraham tersenyum lirih sejenak sebelum melanjutkan. “Saya tidak bisa setia pada Lestari. Saya sering berselingkuh di belakangnya. Kami sering putus dan bersama kembali. Sampai akhirnya, saya sadar bahwa saya benar-benar kehilangan dia saat ia dijodohkan oleh orang tuanya dengan anda dan dia menerimanya.”
“Tapi kenapa ada perjanjian seperti ini?” Tanya Wijaya sedikit tak terima.
“Anda tenang saja. Setelah menikah dengan anda, Lestari tak pernah bertemu ataupun berhubungan dengan saya lagi. Dia sangat setia pada anda. Tapi sebelum dia menikah kami sempat bertemu untuk terakhir kalinya, dan kami membuat perjanjian itu. Jika kami memiliki anak, maka kami akan menjodohkannya.”
“Terus nama ini? Kenapa ada namaku di cincin ini?” Tanya William.
“Nama William diberikan oleh Lestari, jika suatu hari Daddy memiliki anak laki-laki.” Jawab Abraham. Lalu ditatapnya wajah bulat dan chubby milik Nesha. “Dan nama Nesha, saya yang berikan, jika Lestari memiliki anak perempuan.”
Kemudian Abraham menatap pada Wijaya. “Maafkan saya, Pak Wijaya, karena kami melakukan perjanjian ini. Tapi saya harap anda tidak akan menghentikan perjodohan ini."
Bagi Wijaya, kelangsungan perusahaannya lebih penting dari apapun juga.
“Ten-tentu tidak, Pak." Sahut Wijaya dengan segera. "Pernikahan Nesha dan William akan tetap dilangsungkan, anda tenang saja. Saya hanya sedikit syok saja mengetahui perjanjian itu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erni Fitriana
oalla....mantan toh...dilanjut sama perjodohan anak' 😊😊😊😊
2024-06-23
0
Regita Regita
woahh ternyata begitu kisah nya
2023-11-22
1