Bibirnya terus mencumbu Nesha. Seluruh tubuh Nesha mematung tak bisa bergerak. Ia sangat syok. Ia hanya bisa membiarkan tubuhnya dijamah oleh orang yang selama ini dicintainya secara diam-diam itu. Tangan orang itu mulai menelesup masuk ke bawah dressnya. Sentuhan demi sentuhan Nesha terima dengan perasaan bimbang. Di satu sisi ia bahagia, tapi di sisi lain ia merasa ini tidak benar.
‘Gue harus apa? Ini salah tapi gue gak bisa nolak Kak Bryan.’ Benaknya berdebat di tengah-tengah sensasi aneh yang baru kali ini ia rasakan.
“Nes!”
Terdengar suara pintu kamar diketuk dan langsung saja Nesha mendorong tubuh orang yang sedang bercumbu dengannya itu. Ia bangkit dari tempat tidur, merapikan kembali pakaiannya, dan berjalan tergesa menuju pintu. Ia membukanya, segera keluar, dan menutup pintu itu.
“A-ada apa, Kak?” Tanya Nesha saat mendapati sang Kakak di hadapannya.
“Kirain kemana kamu, kakak cariin dari tadi.” Protes Nathan.
“Aku tadi…” Kata-katanya menggantung. Otaknya tak bisa berpikir setelah kejadian yang baru saja terjadi antara dia dan juga Bryan.
“Bryan mana? Tadi Kakak lihat kamu bareng dia sama orang-orang di beranda belakang.”
Tubuh Nesha menegang. “Eh…Kak, kita pulang yuk.” Nesha melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. “Udah jam dua belas ini. Cepet Kak kita pulang sekarang!” Segera saja Nesha membawa Nathan menjauh dari kamar itu.
Sesampainya di rumah, Nesha benar-benar tak bisa menutup matanya lagi. Bibir hangat yang menyentuh bibirnya, tangan hangat yang besar yang berhasil menyentuhnya, benar-benar masih terasa dengan sangat jelas.
‘Gimana ini? Gimana kalau gue ketemu lagi sama Kak Bryan? Gue harus bilang apa?’ Batinnya bermonolog.
Nesha selalu mengagumi sosok itu. Ia pun pernah dengan lancangnya mendambakan pria tampan itu menjadi kekasihnya. Namun, ia selalu berusaha untuk tahu diri.
Lihat dia, dan lihat dirimu sendiri, Nesha. Sangat berbeda jauh. Bryan tidak mungkin menjadi milik kamu! Begitu logika Nesha selalu menegurnya.
Bryan adalah laki-laki tampan, dari keluarga terpandang, baik hati, dan juga kaya raya. Sedangkan dirinya? Mungkin saja Nesha juga berasal dari keluarga yang kaya raya, tapi lihat dirinya yang gemuk, tak bisa bersosialisasi, dan sangat kikuk. Membuat Nesha berpikir Bryan hanyalah mimpi indah yang tak akan pernah menjadi kenyataan.
Tapi kejadian barusan membantah semuanya.
Harapan pun muncul dalam benak Nesha. Harapan untuk menjadikan dirinya berstatus sebagai perempuan spesial bagi Bryan. Entah dari mana datangnya, kini ia percaya diri bahwa Bryan memiliki perasaan yang sama dengannya.
Bryan tidak mungkin menyentuhnya jika ia tidak ada rasa pada Nesha 'kan?
***
Hari-hari pun berlalu. Tidak seperti harapannya, Bryan sama sekali tidak pernah menghubunginya. Nesha sendiri tak ingin menghubunginya terlebih dahulu. Ia tak punya cukup keberanian untuk melakukan itu.
Namun hari itu ia mendapat kabar dari Nathan, bahwa Bryan akan kembali ke Australia. Mendengar kabar itu, membuat Nesha bertindak berdasarkan hatinya. Ia segera pergi ke Bandara untuk menemui Bryan. Beruntung, Nesha menemukan sosok Bryan di pintu masuk keberangkatan.
“Kak Bryan!” Nesha memanggil Bryan yang berjalan dengan koper di tangannya.
“Nesha?” Ucapnya tercengang.
Nafas Nesha tersengal, keringatnya bercucuran. Ia sampai kesulitan berbicara saking cepatnya tadi ia berlari.
“Kamu lari-lari kesini?” Tanya Bryan.
“Kak Bryan, kenapa gak ngebuhungin aku?” Tanya Nesha akhirnya.
Bryan tertegun beberapa saat. “Maaf, Nes. Aku emang lagi sibuk banget. Ini juga harus segera pergi lagi ke Australia.” Ujarnya penuh sesal.
“Gak ada yang mau Kak Bryan omongin sama aku?” Ujarnya penuh harap.
“Ngomong…?” Bryan begitu kebingungan.
Sontak Nesha melingkarkan tangannya di sekeliling pinggang Bryan. “Ya udah, Kak Bryan pergi dulu aja. Nanti aja ngomongnya. Tapi harus cepet balik lagi kesini ya? Kalau enggak aku yang akan nyusulin kesana.”
Bryan hanya bisa berdiri mematung. Ia tak paham dengan situasi yang terjadi.
Setelah itu Bryan berangkat dengan pesawatnya menuju Australia. Dan Nesha pun kembali ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan pikirannya sangat sibuk memikirkan hal yang baru saja dilakukannya. Saking sedihnya Bryan akan kembali ke Australia, Nesha sampai nekat memeluknya.
Entah darimana datangnya keberanian itu.
Walaupun ia sedih karena tak bisa bertemu Bryan dalam waktu yang lama, tapi ia bahagia karena pelukan itu mengobati segalanya.
“Nesha.”
Tiba-tiba suara sang ayah membuyarkan lamunannya. Saking sibuknya ia dengan pikirannya, Nesha sampai tak sadar bahwa ia sudah berada di ruang tamu rumahnya.
“Papa…” Nesha segera menghampiri sang ayah dan juga Nathan yang duduk di sofa ruang tamu. Wajah Nathan terlihat marah, dan itu membuat perasaan Nesha seketika menjadi tidak enak.
Ia pun duduk di hadapan Wijaya, sang ayah. “Papa, kapan pulang dari Kalimantan?”
“Baru saja.” Ujarnya dingin. “Papa masih banyak pekerjaan. Jadi akan papa sampaikan hal ini dengan cepat. Dengarkan baik-baik. Kamu sudah lulus kuliah, jadi sekarang waktunya kamu menikah.”
“Menikah?!” Kedua mata Nesha membulat sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erni Fitriana
menurut aku kyknya yg masuk kamar bukan bryan deh...tapi siapa yah????
2024-06-23
0
Regita Regita
next
2023-11-18
1