Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua

Sontak Nesha menatap Bu Candra dengan tercengang.

“Hart Group yang punya supermarket dan stasiun TV itu, Bu?” Tanyanya memastikan.

“Iya. Bukan cuma itu, Hart Group juga punya beberapa dealer mobil yang baru ngeluarin mobil listrik yang langsung viral itu loh. Biasanya beliau berdonasi lewat karyawannya aja, tapi kali ini dia sampai datang kesini. Bener-bener orang yang dermawan Pak Abraham itu.”

Nesha mengangguk setuju. Hart Group adalah salah satu perusahaan yang bergerak di tiga sektor besar, ritel, media, dan otomotif. Sepertinya orang awam pun akan mengetahui mengenai siapa itu Hart Group. Ritelnya ada di hampir setiap sudut kota besar. Stasiun TV dan aplikasi digital yang dimilikinya selalu menemani masyarakat Indonesia setiap waktu dengan sajian berbagai acara di layar kaca. Dan yang terakhir, salah satu merk dagang dari perusahaan mobil yang banyak digunakan masyarakat saat ini, dipasarkan oleh perusahaannya.

Dengan perusahaan sebesar itu, ternyata presiden direkturnya sangatlah dermawan. Bahkan Nesha sendiri yakin Abraham Hart memiliki jadwal yang sangat sibuk setiap harinya. Namun ia tetap menyempatkan untuk berbagi seperti ini. Sungguh hal yang mungkin jarang dilakukan pimpinan perusahaan lain. Bahkan Wijaya sendiri, setahu Nesha jarang melakukan hal seperti ini. Padahal, perusahaan sang ayah yang bergerak di bidang produsen makanan dan minuman, tak sebesar Hart Group.

Obrolan Nesha dan Bu Candra berlanjut ke beberapa topik hingga tanpa terasa makanan berbahan dasar makaroni itu akhirnya selesai dibuat. Tepat saat itu tamu yang ditunggu-tunggu pun datang.

Abraham Hart datang bersama iring-iringan beberapa mobil. Kedatangannya langsung disambut oleh anak-anak panti. Aku ikut serta membantu saat tiba waktunya menyajikan makanan, setelah pria paruh baya itu membagikan bingkisan kepada semua anak panti.

Abraham menerima makanan itu dengan hangat. Membuat Nesha berdebar sendiri karena makanan buatannya akan diicip oleh seorang pimpinan besar sepertinya. Saat suapan pertama ia tertegun. Lalu ia mengambil beberapa suap lagi.

“Bu, siapa yang membuat macaroni schotel ini?” Tanya Abraham.

“Ini buatan Mbak Nes, Pak Abraham.” Bu Candra menunjuk ke arahku dengan sopan. “Enak toh, Pak? Calon chef loh ini yang buat, Pak.”

Nesha tertawa canggung, gugup sekali saat Abraham kini melihat ke arahnya.

Pria paruh baya itu tersenyum ramah. “Enak sekali macaroni buatan kamu. Apa kamu memasukkan jamur ke dalamnya?”

“Betul, Pak.” Sahut Nesha terheran, padahal biasanya orang awan tidak akan menyadarinya karena jamur itu ia cincang sangat halus sehingga orang tak akan menyadarinya.

“Boleh saya tahu mengapa kamu menggunakan jamur?” Tanyanya yang terlihat masih penasaran.

“Sebenarnya ini resep rahasia keluarga saya, Pak. Saya diberitahukan oleh ART di rumah saya, dan ternyata…” Nesha terdiam sejenak. “Itu adalah resep dari Almarhumah ibu saya.”

“Saya tidak menyangka ada cerita seperti itu. Maaf jika pertanyaan saya kurang pantas.” Ujarnya merasa tak enak.

Nesha segera menggeleng. “Tidak sama sekali, Pak. Saya sendiri tidak merasa sedih atau bagaimana jika mengingat mengenai ibu saya, karena jujur, saya belum pernah bertemu dengannya. Beliau meninggal sesaat setelah melahirkan saya. Jadi saya tidak memiliki kenangan bersama beliau.”

Abraham yang akan memasukkan sesuap macaroni ke dalam mulutnya pun menghentikan tangannya. “Jika boleh saya tahu, siapa nama ibu kamu?”

“Lestari, Pak.” Sahut Nesha dengan bingung.

Wajah Abraham terlihat terkejut. “Lestari…?”

Nesha mengangguk ragu.

“Apa kamu putri dari Wijaya Rauf, pemilik PT. Rauf Jaya Food?"

“Iya, betul Pak." Nesha semakin merasa aneh.

Abraham bangkit dari duduknya dan menghampiri Nesha. Diusapnya puncak kepala Nesha dan menatap Nesha lekat.

“Kamu memiliki bibir ibumu, Nak.”

***

Setelah Wijaya pergi

“Jadi kamu kenal sama Abraham Hart di panti asuhan itu?” Tanya Nathan.

“Iya. Pak Abraham sempet nanya-nanya tentang banyak hal sama aku. Dan tahu gak, ternyata Pak Abraham itu kenal sama Almarhumah Mama loh, Kak.”

Dahi Nathan mengerut. “Masa sih?”

“Iya. Dia bilang bibir aku mirip sama Mama. Berarti dia pernah ketemu sama Mama 'kan?”

“Aneh juga.” Nathan terdiam sejenak. “Terus dia nanya apa aja?”

“Nanya aku sekolah dimana dari aku SD sampai kuliah, terus umur aku berapa, punya pacar atau enggak, kegiatan sehari-hari aku apa aja. Yang gitu-gitu, Kak. Awalnya aku ngerasa aneh, tapi sekarang aku ngerti kenapa dia nanyain semua itu sama aku.” Wajah Nesha berubah frustasi. “Aku gak nyangka kalau Pak Abraham malah ngejodohin aku sama anaknya lewat papa. Aku harus gimana, Kak? Aku gak mau nikah!”

“Kamu harus nikah. Tapi kali ini Kakak juga gak setuju kalau kamu nikahnya sama anaknya Abraham Hart.” Nathan berpikir dengan serius, ia sedang memikirkan cara bagaimana membatalkan perjodohan itu.

“Anaknya Abraham Hart itu siapa, Kak? Orangnya gimana?" Nesha cukup penasaran juga karena Nathan begitu menentang perjodohan ini.

“Dia playboy kelas kakap, Nes. Pokoknya Kakak gak mau kamu nikah sama cowok yang nganggep cewek itu barang sekali pakai terus dibuang.”

“Beda banget sama Kak Bryan.” Gumam Nesha tanpa sadar. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. “Kak, aku tahu gimana caranya supaya perjodohannya batal.”

“Gimana?” Sontak Nathan penasaran.

“Aku bakal nikahin Kak Bryan.” Mendengar ide itu Nathan terdiam mematung. “Kakak setuju 'kan?”

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

🤣🤣🤣🤣🤣itu mah emang mau kamu nessss...nikah sama bryan

2024-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2 Bab 2: Tubuh yang Besar
3 Bab 3: Pewaris Hart Group
4 Bab 4: Pesta Felisha
5 Bab 5: Kak Bryan
6 Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7 Bab 7: Perintah untuk Menikah
8 Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9 Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10 Bab 10: Perjodohan
11 Bab 11: Dilamar William Hart
12 Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13 Bab 13: Panda dan Buaya
14 Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15 Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16 Bab 16: Mulai Mengenal
17 Bab 17: Ingin Bercerai
18 Bab 18: Panda yang Malang
19 Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20 Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21 Bab 21: Dua Kenyataan
22 Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23 Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24 Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25 Bab 25: Mengabaikan
26 Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27 Bab 27: Kasmaran
28 Bab 28: Salah Paham
29 Bab 29: Tempat untuk Pulang
30 Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31 Bab 31: Dunia yang Sempit
32 Bab 32: Jangan Menangis
33 Bab 33: Bukalah Hatimu
34 Bab 34: Manis
35 Bab 35: Pesta Pengukuhan
36 Bab 36: Bertengkar
37 Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38 Bab 38: Kehilangan
39 Bab 39: Lebih dari Sakit
40 Bab 40: Pergi
41 Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42 Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43 Bab 43: Menemukan Panda
44 Bab 44: Bercerai
45 Bab 45: Selamat Tinggal
46 Bab 46: Pria Dingin
47 Bab 47: Berubah
48 Bab 48: Bertemu Kembali
49 Bab 49: Tak Semudah Itu
50 Bab 50: Pelajaran untuk William
51 Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52 Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53 Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54 Bab 54: Kejutan
55 Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56 Ekstra 1: Lestari
57 Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58 Ekstra 3: Marry Me, Dev
59 Ekstra 4: Single Mom
60 Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61 Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62 Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63 Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64 Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65 Ekstra 10: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2
Bab 2: Tubuh yang Besar
3
Bab 3: Pewaris Hart Group
4
Bab 4: Pesta Felisha
5
Bab 5: Kak Bryan
6
Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7
Bab 7: Perintah untuk Menikah
8
Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9
Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10
Bab 10: Perjodohan
11
Bab 11: Dilamar William Hart
12
Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13
Bab 13: Panda dan Buaya
14
Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15
Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16
Bab 16: Mulai Mengenal
17
Bab 17: Ingin Bercerai
18
Bab 18: Panda yang Malang
19
Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20
Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21
Bab 21: Dua Kenyataan
22
Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23
Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24
Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25
Bab 25: Mengabaikan
26
Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27
Bab 27: Kasmaran
28
Bab 28: Salah Paham
29
Bab 29: Tempat untuk Pulang
30
Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31
Bab 31: Dunia yang Sempit
32
Bab 32: Jangan Menangis
33
Bab 33: Bukalah Hatimu
34
Bab 34: Manis
35
Bab 35: Pesta Pengukuhan
36
Bab 36: Bertengkar
37
Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38
Bab 38: Kehilangan
39
Bab 39: Lebih dari Sakit
40
Bab 40: Pergi
41
Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42
Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43
Bab 43: Menemukan Panda
44
Bab 44: Bercerai
45
Bab 45: Selamat Tinggal
46
Bab 46: Pria Dingin
47
Bab 47: Berubah
48
Bab 48: Bertemu Kembali
49
Bab 49: Tak Semudah Itu
50
Bab 50: Pelajaran untuk William
51
Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52
Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53
Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54
Bab 54: Kejutan
55
Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56
Ekstra 1: Lestari
57
Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58
Ekstra 3: Marry Me, Dev
59
Ekstra 4: Single Mom
60
Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61
Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62
Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63
Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64
Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65
Ekstra 10: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!