Bab 11: Dilamar William Hart

Pertemuan malam itu ditutup dengan Abraham dan Wijaya yang pulang lebih dulu, membiarkan Nesha dan William di ruangan itu lebih lama, untuk bisa lebih mengenal satu sama lain sebelum menikah.

Sekitar lima belas menit pun berlalu. Tak ada diantara mereka yang berbicara. William malah sibuk dengan ponselnya, dan Nesha terdiam di hadapannya. Entah sudah berapa kali ia menghela nafas seakan mengasihani nasibnya yang kini berada di ujung jalan buntu.

Gadis malang itu merasa nelangsa. Baru saja ia memiliki keberanian untuk memperjuangkan perasaannya, tapi tiba-tiba ia harus menikahi seorang pria arogan seperti William Hart. Ditambah, cerita dibalik perjodohannya dengan William benar-benar membuat Nesha tak bisa berbuat apapun.

Ia bertanya-tanya, kenapa ibunya harus membuat perjanjian seperti itu? Jika beliau tidak bisa bersatu dengan Abraham, mengapa kini harus dirinya yang bersatu dengan anak dari mantan kekasihnya tersebut?

Sungguh tidak adil! Pekik Nesha dalam hati.

William sendiri tak punya pilihan lain, namun ia harus menyetujui semua ini. Jika tidak, ia akan kehilangan kesempatan dan kerja kerasnya selama ini sebagai pewaris Hart Group. Pribadi William yang tak suka ambil pusing, membuatnya akhirnya menerima saja apa yang sudah direncanakan sang ayah.

Selalu ada kesempatan dalam kesempitan. Begitu pikirnya.

Jika sang ayah ingin ia menikah, ia akan menerimanya. Namun dalam hati, ia tak berniat untuk berhenti berpetualang mencari perempuan cantik yang sudah menjadi bagian dari hidupnya.

“Gue pulang duluan…” Lirih Nesha dengan lesu seraya beranjak dari kursinya.

“Where are you going?” Tanya William.

“Kenapa? Lagian ngapain juga kita di sini. Mendingan gue pulang.” Cemberut Nesha.

“Kita diam disini sampai satu jam lagi. Kamu lihat disana?” William menunjuk ke arah pojok kiri atas dengan dagunya. “Ayahku sedang memperhatikan kita dari sana. Buatlah dia berpikir bahwa kita benar-benar melakukan pendekatan.” Kemudian perhatian William kembali tertuju pada layar ponselnya.

Nesha sudah sangat jengah. “Lo kenapa sih gak nentang perjodohan ini? Gue tahu kok lo pasti gak mau nikah sama gue, 'kan?”

“Tentu saja. Saya tidak mau menikah dengan perempuan seperti kamu. Tapi saya tidak punya pilihan lain.” Ujarnya dengan mata masih tertuju pada layar ponsel. “Saya tidak akan mendapatkan posisi wakil presiden direktur jika saya tidak menikah dengan kamu.”

“Apa? Jadi lo manfaatin gue?” Geram Nesha.

“Ya. Kita sudah terjebak dengan perjodohan bodoh yang dibuat ibumu dan juga ayahku. Jadi terima saja.” Ujarnya dengan santai. “Hanya status kita yang berubah, tapi nanti kita akan tetap hidup terpisah. Jangan khawatir, kita urusi saja hidup kita masing-masing. Lagipula ayahmu dan ayahku juga membutuh pernikahan ini hanya demi bisnis mereka saja.”

“Gue gak mau!” Teriak Nesha. “Lo kira nikah itu main-main?! Gue gak mau nikah sama cowok kayak lo! Gue ini udah ada yang punya! Gue pengen ngejar cinta gue! Please, kita harus ngebatalin pernikahan ini!”

Kedua mata tajam William menatap Nesha. “Laki-laki seperti saya? Maksudnya laki-laki seperti apa? Kamu seharusnya merasa bersyukur karena bisa menyebut saya sebagai suami kamu kelak. Kamu tidak bisa melihat? Saya begitu tampan, kaya raya, dan berkuasa.” Ujarnya dengan senyuman mematikan yang biasanya akan langsung membuat kaum hawa terhipnotis.

Mulut Nesha sontak terbuka mendengar betapa narsisnya pria di depannya ini. “Buat apa gue bersyukur punya suami modelan lo! Lo itu cuma playboy cap buaya!" Ejek Nesha.

“Ternyata kamu sudah mengetahui bahwa aku seorang playboy?” Ujar William santai, seakan bangga dengan julukan itu.

"Gue tahu dari abang gue. Terus apa coba ini, kalau lo ngerti omongan gue, ngapain lo dari tadi ngomong pakai Bahasa Inggris? Kenapa gak ngomong Bahasa Indonesia aja?”

William menatap wanita gemuk di depannya, ia menelisik. Baginya Nesha ini cukup menarik, bukan secara fisik tentunya. Baru kali ini ada perempuan yang tidak terpesona melihat ketampanannya. Bahkan dengan gamblangnya Nesha mengatakan bahwa ia memiliki seseorang yang dicintainya.

Bukankah seharusnya mendapatkan pria tampan seperti William sebagai suaminya, adalah suatu keberuntungan yang besar bagi wanita ‘buruk rupa’ seperti Nesha? Ia bisa membanggakan William yang tampan dan kaya raya kepada semua orang sebagai suaminya.

‘Perempuan ini naif sekali. Tidakkah dia melihat tubuhnya yang menggembung disana-sini? Lalu kacamata tebalnya itu? Benar-benar tidak menarik. Dan pria seperti apa yang bisa mencintai dia yang seperti ini, sehingga ia tidak terpikat padaku sama sekali? Pasti laki-laki itu orang aneh sama sepertinya. Seorang kutu buku, wibu, atau laki-laki kuper.’ William bermonolog dalam hati. ‘Lihat saja. Aku akan membuat perempuan aneh sepertimu bertekut lutut di depanku, sama seperti yang selalu dilakukan para wanita padaku.’

“Baiklah, aku akan mencoba menggunakan Bahasa Indonesia. Tapi mungkin cara bicaraku akan sedikit kaku karena kamu tahu, aku berada di Australia sejak umur 15 tahun, sejak saat itu aku jarang sekali menggunakan Bahasa Indonesia.”

Nesha berdecak mendengar betapa angkuhnya kata-kata William. “Abang gue juga di Inggris delapan tahun. Tapi Bahasa Indonesianya tetep jago. Lo aja itu mah yang gengsi kalo ngomong pakai Bahasa Indonesia.”

William kembali menunjukkan senyuman mautnya, dan menatap Nesha lekat beberapa saat. “Kamu perempuan yang menarik.”

Seketika tubuh Nesha bereaksi. Pipinya merona merah. Jarang sekali ia mendapatkan pujian seperti itu dari seorang pria. Maka dari itu pujian kecil dari William, mampu membuat Nesha yang polos menjadi salah tingkah.

‘Kak Bryan. Kak Bryan. Kak Bryan.’ Sebut Nesha dalam hati, tak ingin membiarkan dirinya terhanyut pada pesona sang playboy di hadapannya itu.

William terkekeh gemas seraya meraih cincin perjodohan yang masih tergeletak di atas meja. Ia meraih tangan kiri Nesha. Nesha sontak menarik tangannya yang diraih William, namun William menggenggamnya lebih erat.

“Kamu tenang saja. Walaupun kita menikah, kamu tetap bisa berhubungan dengan kekasihmu itu. Begitu juga aku, akan melanjutkan petualangan cintaku.”

Kata-kata William kembali membuat Nesha tak bisa berkata-kata. Bagi William pernikahan itu apa? Hanya permainan?

“Kita harus menikah, Nesha. Kita tidak memiliki kekuatan untuk melawan ayahku. Jadi, lebih baik, kita ikuti permainan ayah-ayah kita, dan melanjutkan hidup kita seperti biasa.”

William memasukkan cincin itu ke jari manis Nesha. “Ups, sepertinya kamu harus menggunakan cincinku agar muat di jarimu yang menggemaskan ini.” William menatap cincin yang tidak bisa masuk lebih dalam di jari manis Nesha karena ukuran cincin yang terlalu kecil di jarinya yang gemuk.

William meraih cincin yang lebih besar dan memasangkannya ke jari manis Nesha. Kali ini cincin itu masuk dengan sempurna. William tersenyum kembali. “Nesha Putri Rauf, menikahlah denganku.”

Nesha tidak tahu harus kesal atau salah tingkah di posisi ini.

‘Kenapa hidup gue jadi kayak gini?!’ Jerit Nesha dalam hati.

Terpopuler

Comments

Mega Wati

Mega Wati

kurg seru crtanya krn cweknya cupu bgt

2024-09-06

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

🤣🤣🤣🤣🤣🤣lamaran terpaksa y nes...twnang ness...nanti kamu dibikin cantik sama author👌

2024-06-23

0

Regita Regita

Regita Regita

huhuhu,, lamaran yg gak ad romantis romantis nya

2023-11-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2 Bab 2: Tubuh yang Besar
3 Bab 3: Pewaris Hart Group
4 Bab 4: Pesta Felisha
5 Bab 5: Kak Bryan
6 Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7 Bab 7: Perintah untuk Menikah
8 Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9 Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10 Bab 10: Perjodohan
11 Bab 11: Dilamar William Hart
12 Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13 Bab 13: Panda dan Buaya
14 Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15 Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16 Bab 16: Mulai Mengenal
17 Bab 17: Ingin Bercerai
18 Bab 18: Panda yang Malang
19 Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20 Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21 Bab 21: Dua Kenyataan
22 Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23 Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24 Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25 Bab 25: Mengabaikan
26 Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27 Bab 27: Kasmaran
28 Bab 28: Salah Paham
29 Bab 29: Tempat untuk Pulang
30 Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31 Bab 31: Dunia yang Sempit
32 Bab 32: Jangan Menangis
33 Bab 33: Bukalah Hatimu
34 Bab 34: Manis
35 Bab 35: Pesta Pengukuhan
36 Bab 36: Bertengkar
37 Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38 Bab 38: Kehilangan
39 Bab 39: Lebih dari Sakit
40 Bab 40: Pergi
41 Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42 Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43 Bab 43: Menemukan Panda
44 Bab 44: Bercerai
45 Bab 45: Selamat Tinggal
46 Bab 46: Pria Dingin
47 Bab 47: Berubah
48 Bab 48: Bertemu Kembali
49 Bab 49: Tak Semudah Itu
50 Bab 50: Pelajaran untuk William
51 Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52 Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53 Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54 Bab 54: Kejutan
55 Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56 Ekstra 1: Lestari
57 Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58 Ekstra 3: Marry Me, Dev
59 Ekstra 4: Single Mom
60 Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61 Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62 Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63 Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64 Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65 Ekstra 10: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2
Bab 2: Tubuh yang Besar
3
Bab 3: Pewaris Hart Group
4
Bab 4: Pesta Felisha
5
Bab 5: Kak Bryan
6
Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7
Bab 7: Perintah untuk Menikah
8
Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9
Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10
Bab 10: Perjodohan
11
Bab 11: Dilamar William Hart
12
Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13
Bab 13: Panda dan Buaya
14
Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15
Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16
Bab 16: Mulai Mengenal
17
Bab 17: Ingin Bercerai
18
Bab 18: Panda yang Malang
19
Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20
Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21
Bab 21: Dua Kenyataan
22
Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23
Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24
Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25
Bab 25: Mengabaikan
26
Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27
Bab 27: Kasmaran
28
Bab 28: Salah Paham
29
Bab 29: Tempat untuk Pulang
30
Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31
Bab 31: Dunia yang Sempit
32
Bab 32: Jangan Menangis
33
Bab 33: Bukalah Hatimu
34
Bab 34: Manis
35
Bab 35: Pesta Pengukuhan
36
Bab 36: Bertengkar
37
Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38
Bab 38: Kehilangan
39
Bab 39: Lebih dari Sakit
40
Bab 40: Pergi
41
Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42
Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43
Bab 43: Menemukan Panda
44
Bab 44: Bercerai
45
Bab 45: Selamat Tinggal
46
Bab 46: Pria Dingin
47
Bab 47: Berubah
48
Bab 48: Bertemu Kembali
49
Bab 49: Tak Semudah Itu
50
Bab 50: Pelajaran untuk William
51
Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52
Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53
Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54
Bab 54: Kejutan
55
Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56
Ekstra 1: Lestari
57
Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58
Ekstra 3: Marry Me, Dev
59
Ekstra 4: Single Mom
60
Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61
Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62
Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63
Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64
Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65
Ekstra 10: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!