"Tulis nama gue. Bryan." Ucapnya seraya duduk di salah satu kursi yang kebetulan masih kosong. Ia tersenyum pada Nesha dengan senyuman manis yang sangat Nesha sukai.
'Kak Bryan ngapain ikut permainan gila ini?' Tanya Nesha dalam hati seraya menatap ke arah Bryan dengan heran.
Fira meletakkan kertas bertuliskan nama Bryan itu ke dalam mangkok. “Okay kita mulai.”
Salah satu dari mereka mengambil satu kertas dan membukanya. “Bryan.”
Semua orang mulai bersorak. Mereka begitu bersemangat siapakah yang akan melakukan permainan itu dengan Bryan, laki-laki tampan yang tiba-tiba mengajukan diri untuk bergabung dalam permainan ini.
Sedangkan Nesha sendiri, harap-harap cemas.
"Okay sekarang kita ambil satu nama lagi, siapa yang bakal ngabisin 7 menit bareng Bryan." Sahut diantara mereka dengan semangat.
Nesha semakin cemas. Ia tidak mau ada perempuan lain yang bersama dengan Bryan, melakukan kontak fisik selama 7 menit bersama Bryan. Tapi ia juga tidak mau jika ia yang terpilih menghabiskan 7 menit bersama crushnya itu.
Seseorang membuka gulungan dan…
Wajah yang semangat itu tiba-tiba berubah masam. "Nesha." Ucapnya dengan nada kecewa.
Semua hening beberapa saat. Beberapa detik kemudian diantara mereka mulai menggerutu karena yang akan menghabiskan waktu 7 menit bersama laki-laki tampan berambut ikal itu adalah Nesha, si perempuan zonk.
"Bryan, lo tahu gak yang namanya Nesha itu yang ini." Fira menunjuk ke arah Nesha. "Tapi kalau lo gak mau, gak apa-apa. Lo bisa nolak, kok. Atau gue bisa gantiin dia, gimana?" Ucap Fira dengan suara yang dibuat manja.
Sontak Bryan berdiri dan meraih tangan Nesha, membuat Nesha terperanjat kaget.
“Peraturan adalah peraturan. Gue bakal bawa cewek ini.”
Bryan pun membawa Nesha meninggalkan sekelompok orang menyebalkan itu.
"Hey kalian, pakai kamar yang ujung kiri. Kita udah dapet izin dari Felisha buat jadiin kamar itu private room buat permainan ini." Ujar seorang diantara mereka.
Bryan menoleh sekilas ke arah mereka. “Okay.”
Mereka pun melangkah ke arah ujung kiri yang ditunjukkan oleh salah satu dari mereka. Saat cukup jauh Bryan melepaskan tangan Nesha tepat di depan sebuah kamar yang agak jauh dari kamar yang ditunjukkan tadi.
"Nes, kenapa kamu bisa ikutan permainan aneh kayak gitu?" Tanya Bryan dengan nada lega sekaligus tak habis pikir. “Mereka jangan sampai ngelihat kita lagi.”
Nesha tak mampu menjawab. Sejak tangannya digenggam Bryan jantungnya terus bergemuruh dan mengalihkan semua perhatiannya.
Bagaimana tidak, tangannya dipegang oleh seseorang yang sudah lama disukai olehnya. Apalagi sekarang, mereka berada di depan sebuah kamar, hanya berdua pula.
"Nes?" Lambaian tangan Bryan menyadarkan Nesha dari lamunannya.
"Iy-iya, Kak?" Jawabnya dengan tergagap.
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Bryan khawatir. “Muka kamu kenapa merah gitu?”
Nesha memegang kedua pipinya dan benar saja, terasa hangat. “Ak-aku agak kepanasan, Kak.”
"Oh gitu. Kalau gitu buka aja jaket denim kamu." Sarannya.
Nesha merasa tak percaya diri. Ia memakai jaket itu karena tadi, saat ia akan mengganti pakaian, Nathan melarangnya. Nesha pun memutuskan untuk memakai jaket denimnya untuk menutupi dress yang digunakannya.
"Gak apa-apa, Kak. Aku agak kurang enak badan, jadi lebih baik aku pakai terus jaketnya." Kilahnya.
"Kamu sakit?" Tanya Bryan khawatir. Ditempelkannya telapak tangannya di kening Nesha yang tertutupi poni.
Seketika jantung Nesha kembali bergemuruh dengan kembali bersentuhannya kulitnya dan juga Bryan.
"Syukurlah, kamu gak demam." Ucapnya. “Gini deh, aku tahu kamu gak nyaman berada di pesta kayak gini. Aku juga agak menyesalkan kenapa Nathan maksa kamu dateng kesini. Sekarang kamu tunggu aja di kamar ini. Ini kamar yang disiapin Felisha buat aku istirahat.”
Nesha tentu terkejut mendengarnya.
'Kak Bryan pengen gue istirahat bareng dia di kamar ini? Berdua?' Pikiran Nesha sontak berkelana.
Tiba-tiba ponsel Bryan berbunyi. “Kamu masuk dulu aja, aku terima telepon dulu.”
Bryanpun melangkah menjauh dari Nesha yang masih berdiri mematung di depan pintu kamar itu.
"Ini serius gue disuruh masuk ke kamar ini?" Nesha merasa tak yakin.
Namun segera ia menghilangkan pikiran-pikiran kotor yang tiba-tiba hinggap di pikirannya. Tidak mungkin Bryan melakukan hal aneh terhadapnya. Bryan sangat menghormatinya, karena Nesha adalah adik dari sahabat baiknya.
Akhirnya dengan perlahan Nesha pun masuk ke kamar itu dan menutup pintu. Kamarnya gelap tapi walaupun demikian, cahaya dari lampu taman, masuk ke dalam kamar itu melalui kaca jendela.
Seketika Nesha pun merasa nyaman berada di kamar yang hening itu. Meskipun demikian degup jantungnya masih bergemuruh.
Ia duduk di tepi tempat tidur. Namun setelah lama menunggu, Bryan belum juga datang menghampirinya. Hingga Nesha merasa mengantuk. Direbahkannya tubuhnya di tempat tidur itu. Dan perlahan matanya semakin terasa berat dan iapun terlelap.
Saat Nesha sudah berada di alam mimpi, seseorang masuk ke kamar itu. Tanpa menyalakan lampu, ia merebahkan tubuhnya di kasur, tepat di sebelah Nesha. Orang itu tidak menyadari jika di sebelahnya ada seseorang dan ia pun terlelap.
Selang beberapa menit, Nesha mulai terbangun. Sesuatu mengganggu tidurnya. Dengan setengah sadar ia merasakan sesuatu menempel di bibirnya, lembut dan hangat. Ia juga merasakan pinggangnya direngkuh oleh seseorang.
Kesadarannya perlahan mulai kembali seutuhnya, ia kini bisa melihat samar-samar wajah seseorang yang begitu dekat di wajahnya. Ujung hidungnya bahkan bisa Nesha rasakan menekan ke pipinya dan sesuatu yang lembut dan hangat itu…
'Ini...Kak Bryan lagi nyium gue?!' Pekiknya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Erni Fitriana
cepwt sadar...melekin matanya nessss👁👁👁👁👁👁👁
2024-06-23
0
Regita Regita
lanjutt
2023-11-18
1