Bab 7: Perintah untuk Menikah

“Aku gak akan merestui pernikahan Nesha, Pah!” Tolak Nathan dengan tegas.

“Papa tidak memerlukan restu kamu agar Nesha menikah.” Sahut Wijaya dengan sangat arogannya.

Nathan beranjak dari duduknya. Ia begitu emosi dengan keputusan sang ayah. “Selama ini cuma aku yang sayang sama Nesha. Papa gak pernah sekalipun peduli sama anak bungsu Papa! Sekarang tiba-tiba Papa mau nikahin Nesha sama orang yang bahkan gak Nesha kenal! Jangan bilang ini cuma demi bisnis, Pah!"

“Nesha tetap anak papa! Papa punya hak untuk menentukan masa depan dia! Kamu tahu Nathan, adik kamu ini harus menikah. Agar dia tidak terus menerus menjadi beban keluarga! Setidaknya menikah dengan pewaris perusahaan sebesar Hart Group, bisa membuat Nesha sekali saja membuat Papa bangga padanya!” Cetus Wijaya.

“Beban?” Ulang Nathan. “Berhenti ngomong gitu! Nesha gak pernah sekalipun menyusahkan Papa selama ini!”

Walaupun terdengar menyakitkan, tapi bagi Nesha kata-kata kasar dari sang ayah sudah tak lagi terasa menyakitkan. Ia sudah sangat terbiasa. Yang ia rasakan sekarang adalah bingung dan syok, sehingga ia hanya bisa terdiam. Apalagi jika sang ayah sudah mengambil keputusan seperti ini, Nesha tak punya pilihan kecuali menyetujuinya.

“Ini keputusan akhir Papa, Papa tidak akan berubah pikiran.” Ucapnya teguh pada keputusannya.

“Aku setuju Nesha menikah tapi bukan dengan anaknya Abraham Hart! Papa tahu seperti apa putranya itu? Dia bukan laki-laki yang baik! Nesha gak akan bahagia sama dia, Pah. Tolong sekali ini aja, dengerin aku. Aku akan carikan laki-laki yang tepat untuk Nesha.” Nathan mencoba bernegosiasi.

‘Abraham Hart?’ Tanya Nesha dalam hati.

“Ini bukan keinginan Papa. Abraham sendiri yang meminta Nesha menjadi menantunya.” Ujar Wijaya.

“Apa, Pah? Pak Abraham sendiri yang mau Nesha nikah sama anaknya?” Tanya Nesha tak percaya.

“Kamu kenal dengan Abraham Hart, Nes?” Tanya Nathan keheranan.

Nesha menangguk. “Aku…”

“Bagi Papa ini seperti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.” Potong Wijaya dengan seringainya. “Hart Group perusahaan yang sangat besar, pernikahan ini akan sangat menguntungkan bagi perusahaan kita. Entah apa yang Abraham pikirkan sehingga ia ingin menjadikan Nesha menjadi menantunya. Yang jelas ini juga kesempatan untuk kamu berbakti pada Papa, Nesha.” Wijaya menatap tajam pada sang putri. “Buat diri kamu berguna, dan ini waktunya. Setujui pernikahan itu!”

***

Beberapa hari sebelumnya…

Nesha sedang mengeluarkan motor maticnya dari dalam garasi.

“Mau kemana kamu, Nes?” Tanya Nathan yang baru saja memasuki garasi juga.

“Biasa, ke panti.” Jawab Nesha seraya menggunakan helmnya.

“Pakai mobil aja biar nyaman.” Nathan menawarkan. “Kamu mau pakai yang mana? Bebas. Kakak gak akan bilang sama Papa.” Nathan mengedarkan tangannya mempersilahkan sang adik memilih salah satu dari belasan mobil yang ada di garasi megah itu.

“Gak apa-apa, Kak. Aku pakai motor aja. Lagian pakai mobil itu macet. Males, Kak.”

Nathan menatap iba ke arah motor matic yang kini ditunggangi oleh sang adik. “Kamu 'kan bisa sama supir, di mobil kamu bisa sambil tidur atau istirahat. Pakai motor kamu kepanasan, bau asap knalpot lagi."

“Yang ada aku makin gemuk kalau tidur melulu. Terus nanti Papa pulang aku dikomentarin lagi, kenapa badannya makin gede. Bla..bla..bla…” Ujar Nesha dengan sedikit candaan, membuat Nathan semakin merasa sedih karena perlakukan sang ayah terhadapnya dan juga terhadap Nesha memang sangatlah berbeda.

Namun Nathan lega, karena semakin dewasa, Nesha semakin kuat. Kini kata-kata sang ayah seperti sudah tak terlalu didengar oleh Nesha. Tak hanya tubuhnya yang besar, tapi semakin hari hatinya juga semakin ‘membesar’ dan luas. Penuh maaf dan keikhlasan.

Itulah yang membuatnya semakin bangga pada sang adik. Hanya rasa percaya diri yang masih bersembunyi di sudut hati Nesha yang paling dalam, membuat Nesha lebih suka menarik diri dari keramaian.

Setelah itu Nesha pun mengendarai motornya ke arah sebuah panti asuhan di pinggiran kota. Tempat itu selalu ia datangi, paling tidak sebulan sekali.

Saat dia datang, anak-anak panti langsung menyambutnya. “Kak Nesha dateng! Asyik kita bakal dimasakin makanan enak lagi!” Pekik salah satu dari mereka melihat kedua tangan Nesha sibuk menjinjing beberapa keresek besar berisi bahan masakan.

Langsung saja Nesha dibantu oleh beberapa orang anak yang sudah remaja dan ibu panti, mengolah bahan-bahan tersebut di dapur.

“Mbak Nes, makasih ya, sudah datang lagi kesini. Anak-anak seneng banget loh kalau Mbak Nes dateng dan masakin macam-macam masakan.” Ucap Bu Candra, salah satu pengelola panti.

“Sama-sama, Bu. Saya juga seneng banget bisa masakin buat anak-anak lagi.” Sahut Nesha dengan semangatnya meracik bahan-bahan untuk dibuat macaroni schotel.

“Hari ini juga ada yang mau datang loh, Mbak Nes. Presdir perusahaan besar. Anak-anak langsung pada semangat gitu beresin kamar dan semua ruangan." Ujar Bu Candra dengan hebohnya.

“Oh iya? Pantesan tadi saya lihat anak-anak lagi pada sibuk. Kapan datengnya, Bu?”

“Sebentar lagi katanya. Gak apa-apa 'kan Mbak Nes, kalau makanannya nanti disuguhkan juga untuk beliau?”

“Boleh dong, Bu. Saya bikin banyak kok ini. Emang presdir perusahaan mana, Bu?" Nesha sedikit penasaran karena sedikitnya ia tahu beberapa presiden direktur yang adalah rekan kerja Nathan dan juga Wijaya.

“Presdir Hart Group, Mbak Nes. Abraham Hart.”

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ohhhh...pak abraham liat n tau nesya di panti ini langsung ngejodohin nesya-william yah

2024-06-23

0

Regita Regita

Regita Regita

lanjuttt nyimak thor

2023-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2 Bab 2: Tubuh yang Besar
3 Bab 3: Pewaris Hart Group
4 Bab 4: Pesta Felisha
5 Bab 5: Kak Bryan
6 Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7 Bab 7: Perintah untuk Menikah
8 Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9 Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10 Bab 10: Perjodohan
11 Bab 11: Dilamar William Hart
12 Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13 Bab 13: Panda dan Buaya
14 Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15 Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16 Bab 16: Mulai Mengenal
17 Bab 17: Ingin Bercerai
18 Bab 18: Panda yang Malang
19 Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20 Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21 Bab 21: Dua Kenyataan
22 Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23 Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24 Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25 Bab 25: Mengabaikan
26 Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27 Bab 27: Kasmaran
28 Bab 28: Salah Paham
29 Bab 29: Tempat untuk Pulang
30 Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31 Bab 31: Dunia yang Sempit
32 Bab 32: Jangan Menangis
33 Bab 33: Bukalah Hatimu
34 Bab 34: Manis
35 Bab 35: Pesta Pengukuhan
36 Bab 36: Bertengkar
37 Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38 Bab 38: Kehilangan
39 Bab 39: Lebih dari Sakit
40 Bab 40: Pergi
41 Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42 Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43 Bab 43: Menemukan Panda
44 Bab 44: Bercerai
45 Bab 45: Selamat Tinggal
46 Bab 46: Pria Dingin
47 Bab 47: Berubah
48 Bab 48: Bertemu Kembali
49 Bab 49: Tak Semudah Itu
50 Bab 50: Pelajaran untuk William
51 Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52 Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53 Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54 Bab 54: Kejutan
55 Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56 Ekstra 1: Lestari
57 Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58 Ekstra 3: Marry Me, Dev
59 Ekstra 4: Single Mom
60 Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61 Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62 Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63 Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64 Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65 Ekstra 10: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1: Kakak dan Adik yang Berbeda
2
Bab 2: Tubuh yang Besar
3
Bab 3: Pewaris Hart Group
4
Bab 4: Pesta Felisha
5
Bab 5: Kak Bryan
6
Bab 6: Mimpi yang Jadi Nyata?
7
Bab 7: Perintah untuk Menikah
8
Bab 8: Bertemu Calon Ayah Mertua
9
Bab 9: Calon Suami Menyebalkan
10
Bab 10: Perjodohan
11
Bab 11: Dilamar William Hart
12
Bab 12: Honeymoon Seorang Diri
13
Bab 13: Panda dan Buaya
14
Bab 14: Kulit bertemu Kulit
15
Bab 15: Introvert dan Ekstrovert
16
Bab 16: Mulai Mengenal
17
Bab 17: Ingin Bercerai
18
Bab 18: Panda yang Malang
19
Bab 19: Demi Posisi Wakil Presdir
20
Bab 20: Hari Pertama Bekerja
21
Bab 21: Dua Kenyataan
22
Bab 22: Buaya dan Rubah Betina
23
Bab 23: Perempuan Seindah Berlian
24
Bab 24: Terbiasa Bersama Panda
25
Bab 25: Mengabaikan
26
Bab 26: Buaya Jatuh Sakit
27
Bab 27: Kasmaran
28
Bab 28: Salah Paham
29
Bab 29: Tempat untuk Pulang
30
Bab 30: Ternyata Kamu Suka
31
Bab 31: Dunia yang Sempit
32
Bab 32: Jangan Menangis
33
Bab 33: Bukalah Hatimu
34
Bab 34: Manis
35
Bab 35: Pesta Pengukuhan
36
Bab 36: Bertengkar
37
Bab 37: Jiwa yang Terbangun
38
Bab 38: Kehilangan
39
Bab 39: Lebih dari Sakit
40
Bab 40: Pergi
41
Bab 41: Mengais Bahagia dari Masa Lalu
42
Bab 42: Merelakan? Tidak Akan Pernah!
43
Bab 43: Menemukan Panda
44
Bab 44: Bercerai
45
Bab 45: Selamat Tinggal
46
Bab 46: Pria Dingin
47
Bab 47: Berubah
48
Bab 48: Bertemu Kembali
49
Bab 49: Tak Semudah Itu
50
Bab 50: Pelajaran untuk William
51
Bab 51: Seseorang dari Masa Lalu
52
Bab 52: Pandaku Tak Akan Kembali
53
Bab 53: Menanggalkan Nama 'Rauf'
54
Bab 54: Kejutan
55
Bab 55: Kesempatan Terakhir(end)
56
Ekstra 1: Lestari
57
Ekstra 2: Perasaan yang Tak Seharusnya
58
Ekstra 3: Marry Me, Dev
59
Ekstra 4: Single Mom
60
Ekstra 5: Miss Rania, I Love You
61
Ekstra 6: Selingkuh itu Indah
62
Ekstra 7: The Bad Boy and His Nanny
63
Ekstra 8: Mengejar Cinta Nabila
64
Ekstra 9: Wanita Rahasia Daddy Zach
65
Ekstra 10: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!