Bab 20. Hari Terakhir Bekerja

Carissa menyuruh salah seorang asisten rumah tangganya, untuk mengambil dokumen yang ia letakkan di meja kerja. Tidak lama kemudian, asisten rumah tangga itu datang sambil membawa sebuah amplop berwarna coklat. Setelah membuka tali amplop itu, Carissa segera mengeluarkan isinya, dan menunjukkannya pada Vita.

"Ini adalah kontrak kerja yang pernah kamu tanda tangani sebelumnya," ucap Carissa.

Lalu Carissa membalik lembaran kertas itu, dan tampak mencari sesuatu. Setelah menemukan apa yang dicari, ia menunjukkan salah satu pasal yang tertulis dalam kontrak kerja Vita.

"Dalam surat kontrak ini, seharusnya kamu masih bekerja selama tiga bulan lagi. Dan pasal ini menyebutkan: barangsiapa melanggar kontrak yang telah disepakati sebelumnya, maka pihak yang melanggar wajib memberikan kompensasi, kepada pihak yang dirugikan," kata Carissa.

Vita tidak tertarik untuk membaca surat kontrak itu. Ia tidak peduli dengan apa yang telah tertulis di sana. Karena bagaimanapun, ia telah diberhentikan sebagai perawat Elbert.

Gadis itu merasa sangat bodoh. Ia terlalu nyaman berada di dekat Elbert. Dan kedekatannya itu membuatnya lupa, bahwa ia hanyalah perawat biasa. Vita tidak dapat terus menerus berada di tempat ini. Pada saat pasiennya telah pulih, maka tugasnya sudah selesai, dan hubungannya dengan Elbert akan berakhir.

Vita juga menyesali pertengkarannya dengan Tessa. Karena hal itulah, Elbert tidak mau lagi mengajaknya ke kantor, agar tidak terjadi keributan serupa di Good Luck Food.

Sesaat Vita merasa iri dengan Tessa. Gadis itu memang telah mendapatkan skorsing selama seminggu, dan dicopot pekerjaannya sebagai sekretaris Elbert. Namun setidaknya, Tessa masih bekerja di Good Luck Food, dan dapat bertemu dengan Elbert. Vita ingin sekali memprotes hal ini. Namun pada akhirnya, ia mengurungkan niatnya.

Walaupun Carissa berjanji untuk memberikan kompensasi berupa uang, dengan jumlah yang sangat besar, namun Vita tidak merasa terhibur sama sekali. Entah mengapa, keberadaan Elbert tidak dapat tergantikan, dengan uang sebanyak apapun. Vita menyadari, bahwa ia telah jatuh hati pada putra sulung Carissa itu.

"Saya berharap, kompensasi yang kuberikan padamu, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluargamu," ujar Carissa yang memecah lamunan Vita.

Vita mengangguk dengan lesu. Melihat Vita yang tampak tidak bersemangat, Carissa mencoba menghiburnya.

"Walaupun kamu sudah tidak bekerja lagi di tempat ini, kita masih dapat berhubungan dengan baik. Jika kamu memiliki kesulitan, kamu bisa menghubungiku," kata Carissa.

Vita memaksakan diri untuk tersenyum. "Terima kasih, Nyonya."

Setelah pembicaraan itu berakhir, mereka kembali ke tempat masing-masing. Carissa menghela napas panjang. Ia pun merasa berat berpisah dengan Vita. Gadis itu telah ia anggap seperti anak perempuannya sendiri.

Namun Carissa tahu, bahwa dirinya tidak boleh egois. Ia teringat pembicaraannya dengan Elbert, mengenai masa depan Vita. Carissa harus merelakan gadis itu pergi, agar ia dapat menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter.

Melihat wajah murung Vita, Carissa ingin sekali mengatakan hal yang sebenarnya. Namun niat itu berusaha ditahannya. Pertama, Elbert mengetahui perihal perkuliahan Vita, dari pesan yang dibacanya tanpa izin. Kedua, kalau Carissa berkata hal yang sebenarnya, gadis itu pasti akan menolak pemberian uang darinya.

Namun sayangnya, Vita tidak memahami maksud baik dari Elbert dan Carissa. Ia merasa sangat sedih.

Dalam kondisi seperti ini, Vita membutuhkan teman untuk berbagi. Oleh karena itu, ia menelepon dokter Arif, untuk mencurahkan perasaannya.

Vita bercerita mengenai pertengkarannya dengan Tessa di kantor, sehingga Elbert marah padanya, dan ia tidak dipekerjakan lagi sebagai perawat Elbert. Dokter Arif menghibur Vita, dan menyemangati gadis itu untuk menata lagi masa depannya.

"Bagaimana kalau kamu melanjutkan kembali perkuliahanmu yang sempat tertunda? Bulan depan, perkuliahan semester baru akan dimulai," hibur dokter Arif.

Vita mengangguk setuju. Ia tahu bahwa dirinya tidak boleh terus terpuruk dalam kesedihan. Karena hidup itu ibarat keping uang logam. Ia memiliki dua sisi yang berbeda. Di balik kesedihan yang sedang dirasakannya, selalu ada hal baik yang juga menyertainya.

. --o0o--

Di hari terakhirnya bekerja, Vita memohon agar ia diperkenankan untuk membersihkan kamar Elbert. Dan di kamar pria itu, Vita mengingat semua kenangannya bersama Elbert.

Vita melihat sebuah kursi roda yang dilipat dan diletakkan di dekat lemari. Ia tersenyum, karena kini Elbert telah dapat berjalan kembali. Vita melihat cangkir yang berada di atas meja. Dirinya teringat, bagaimana dahulu ia mencari bunga telang untuk pasiennya itu. Dan saat melihat baju-baju Elbert yang ada di dalam lemari, ia mengingat kembali pengalamannya di kantor. Bagaimana saat Elbert memakaikan jas ke tubuhnya, serta menyisir lembut rambutnya.

"Apakah semuanya ini akan benar-benar berakhir?" gumam Vita sedih.

Vita tahu, setiap ada awal, ada pula akhir. Jika ada pertemuan, maka ada pula perpisahan. Namun ia sungguh tidak rela, apabila hubungannya dengan Elbert, selesai sampai di sini.

"Dasar Vita bodoh! Kamu meminta masuk ke kamar ini, adalah untuk bersih-bersih. Tetapi lihatlah, dari tadi kamu hanya melamun saja! Ayo sadarlah, dan segera bersihkan kamar Elbert!" kata Vita yang berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Vita segera mengambil vacum cleaner untuk membersihkan kamar Elbert. Secara tidak sengaja, kaki Vita menabrak sebuah kotak, yang diletakkan di samping tempat tidur Elbert. Kotak itu jatuh dan tutupnya terlepas, sehingga isinya pun berhamburan keluar.

Mata gadis itu terbelalak, ketika melihat ratusan bangau kertas warna-warni berserakan di lantai. Lalu Vita berlutut untuk mengambil salah satu bangau kertas itu.

"Ternyata kamu masih membuat ini," ucap Vita lirih.

Ketika melihat bangau kertas itu, Vita menyadari bahwa ada tulisan dibaliknya. Maka ia membuka lipatan bangau itu, dan membaca isinya.

Vita sangat terkejut ketika membaca apa yang tertulis di kertas itu. Ternyata Elbert menulis: Membebaskan ayah Vita. Membantu Vita menjadi seorang dokter.

Lalu Vita mencoba membuka lipatan bangau kertas yang lain. Dan semua isinya ternyata sama.

Tenggorokan Vita terasa tercekat. Ia teringat kata-kata Elbert kepada Adit, mengenai alasannya membeli saham Bright Future.

"Elbert, ternyata kamu melakukannya untuk aku?"

Vita juga teringat percakapannya dengan dokter Arif, agar ia melanjutkan perkuliahannya bulan depan.

"Apakah karena hal ini, maka kamu mengakhiri kontrak kerjaku?"

Vita menyandarkan kepalanya di dinding. "Mengapa kamu tidak pernah berkata jujur kepadaku? Mengapa kamu selalu membuatku menjadi salah paham denganmu?" seru Vita kesal.

Kemudian Vita mengambil ponselnya untuk menghubungi Elbert. "Aku harus bicara dengan si bodoh itu!"

Namun Elbert tidak mengangkat telepon dari Vita. Maka gadis itu mengirimkan pesan untuknya.

Vita: Elbert, apakah malam ini kamu dapat meluangkan waktu untukku? Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.

Elbert membaca pesan dari Vita. Sesaat ia ragu, apakah dirinya akan mengabulkan permohonan gadis itu. Hari ini, Elbert sengaja menyibukkan diri di kantor, agar ia memiliki alasan, untuk tidak bertemu dengan Vita. Elbert merasa berat jika ia harus mengucapkan kalimat perpisahan, dengan wanita yang sangat dicintainya.

Namun bagaimanapun, Elbert ingin menghargai Vita. Maka ia menyetujui permintaannya.

Elbert: Baiklah. Hari ini aku akan pulang lebih awal.

Episodes
1 Bab 1. Masalah di Keluarga
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. Pertemuan Kembali
4 Bab 4. Bunga Telang
5 Bab 5. Masa Lalu Elbert
6 Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7 Bab 7. Bonus untuk Vita
8 Bab 8. Menuliskan Harapan
9 Bab 9. Menerbangkan Impian
10 Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11 Bab 11. Kembali Bekerja
12 Bab 12. Kekasih Elbert
13 Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14 Bab 14. Es Krim
15 Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16 Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17 Bab 17. Elbert dan Vita
18 Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19 Bab 19. Penawaran Adit
20 Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21 Bab 21. Kesalahpahaman
22 Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23 Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24 Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26 Bab 26. Kode dari Vita
27 Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28 Bab 28. Percakapan dengan Vita
29 Bab 29. Masalah Baru
30 Bab 30. Vita dan Rere
31 Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32 Bab 32. Nelson
33 Bab 33. Kenangan di Surabaya
34 Bab 34. Pengakuan Vita
35 Bab 35. Mengunjungi Rere
36 Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37 Bab 37. Tak ingin Menunggu
38 Bab 38. Elbert dan Rere
39 Bab 39. Pelanggaran
40 Bab 40. Menyembunyikan Vita
41 Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42 Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43 Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44 Bab 44. Vita dan Vera
45 Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46 Bab 46. Membalik Lawan
47 Bab 47. Pertaruhan
48 Bab 48. Ancaman Rio
49 Bab 49. Tetangga Baru
50 Bab 50. Investasi ke Bright Future
51 Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52 Bab 52. Asisten untuk Elbert
53 53. Membantu Elbert
54 Bab 54. Sabotase
55 Bab 55. Vita dan Elbert
56 Bab 56. Melawan Rio
57 Bab 57. Melawan Rio 2
58 Bab 58. Balkon Apartemen
59 Bab 59. Akhir Rivalitas
60 Bab 60. Rere dan Riana
61 Bab 61. Pernyataan
62 Bab 62. Akhir yang Bahagia
63 Penutup
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Masalah di Keluarga
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. Pertemuan Kembali
4
Bab 4. Bunga Telang
5
Bab 5. Masa Lalu Elbert
6
Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7
Bab 7. Bonus untuk Vita
8
Bab 8. Menuliskan Harapan
9
Bab 9. Menerbangkan Impian
10
Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11
Bab 11. Kembali Bekerja
12
Bab 12. Kekasih Elbert
13
Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14
Bab 14. Es Krim
15
Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16
Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17
Bab 17. Elbert dan Vita
18
Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19
Bab 19. Penawaran Adit
20
Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21
Bab 21. Kesalahpahaman
22
Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23
Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24
Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26
Bab 26. Kode dari Vita
27
Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28
Bab 28. Percakapan dengan Vita
29
Bab 29. Masalah Baru
30
Bab 30. Vita dan Rere
31
Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32
Bab 32. Nelson
33
Bab 33. Kenangan di Surabaya
34
Bab 34. Pengakuan Vita
35
Bab 35. Mengunjungi Rere
36
Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37
Bab 37. Tak ingin Menunggu
38
Bab 38. Elbert dan Rere
39
Bab 39. Pelanggaran
40
Bab 40. Menyembunyikan Vita
41
Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42
Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43
Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44
Bab 44. Vita dan Vera
45
Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46
Bab 46. Membalik Lawan
47
Bab 47. Pertaruhan
48
Bab 48. Ancaman Rio
49
Bab 49. Tetangga Baru
50
Bab 50. Investasi ke Bright Future
51
Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52
Bab 52. Asisten untuk Elbert
53
53. Membantu Elbert
54
Bab 54. Sabotase
55
Bab 55. Vita dan Elbert
56
Bab 56. Melawan Rio
57
Bab 57. Melawan Rio 2
58
Bab 58. Balkon Apartemen
59
Bab 59. Akhir Rivalitas
60
Bab 60. Rere dan Riana
61
Bab 61. Pernyataan
62
Bab 62. Akhir yang Bahagia
63
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!