Carissa menyuruh salah seorang asisten rumah tangganya, untuk mengambil dokumen yang ia letakkan di meja kerja. Tidak lama kemudian, asisten rumah tangga itu datang sambil membawa sebuah amplop berwarna coklat. Setelah membuka tali amplop itu, Carissa segera mengeluarkan isinya, dan menunjukkannya pada Vita.
"Ini adalah kontrak kerja yang pernah kamu tanda tangani sebelumnya," ucap Carissa.
Lalu Carissa membalik lembaran kertas itu, dan tampak mencari sesuatu. Setelah menemukan apa yang dicari, ia menunjukkan salah satu pasal yang tertulis dalam kontrak kerja Vita.
"Dalam surat kontrak ini, seharusnya kamu masih bekerja selama tiga bulan lagi. Dan pasal ini menyebutkan: barangsiapa melanggar kontrak yang telah disepakati sebelumnya, maka pihak yang melanggar wajib memberikan kompensasi, kepada pihak yang dirugikan," kata Carissa.
Vita tidak tertarik untuk membaca surat kontrak itu. Ia tidak peduli dengan apa yang telah tertulis di sana. Karena bagaimanapun, ia telah diberhentikan sebagai perawat Elbert.
Gadis itu merasa sangat bodoh. Ia terlalu nyaman berada di dekat Elbert. Dan kedekatannya itu membuatnya lupa, bahwa ia hanyalah perawat biasa. Vita tidak dapat terus menerus berada di tempat ini. Pada saat pasiennya telah pulih, maka tugasnya sudah selesai, dan hubungannya dengan Elbert akan berakhir.
Vita juga menyesali pertengkarannya dengan Tessa. Karena hal itulah, Elbert tidak mau lagi mengajaknya ke kantor, agar tidak terjadi keributan serupa di Good Luck Food.
Sesaat Vita merasa iri dengan Tessa. Gadis itu memang telah mendapatkan skorsing selama seminggu, dan dicopot pekerjaannya sebagai sekretaris Elbert. Namun setidaknya, Tessa masih bekerja di Good Luck Food, dan dapat bertemu dengan Elbert. Vita ingin sekali memprotes hal ini. Namun pada akhirnya, ia mengurungkan niatnya.
Walaupun Carissa berjanji untuk memberikan kompensasi berupa uang, dengan jumlah yang sangat besar, namun Vita tidak merasa terhibur sama sekali. Entah mengapa, keberadaan Elbert tidak dapat tergantikan, dengan uang sebanyak apapun. Vita menyadari, bahwa ia telah jatuh hati pada putra sulung Carissa itu.
"Saya berharap, kompensasi yang kuberikan padamu, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluargamu," ujar Carissa yang memecah lamunan Vita.
Vita mengangguk dengan lesu. Melihat Vita yang tampak tidak bersemangat, Carissa mencoba menghiburnya.
"Walaupun kamu sudah tidak bekerja lagi di tempat ini, kita masih dapat berhubungan dengan baik. Jika kamu memiliki kesulitan, kamu bisa menghubungiku," kata Carissa.
Vita memaksakan diri untuk tersenyum. "Terima kasih, Nyonya."
Setelah pembicaraan itu berakhir, mereka kembali ke tempat masing-masing. Carissa menghela napas panjang. Ia pun merasa berat berpisah dengan Vita. Gadis itu telah ia anggap seperti anak perempuannya sendiri.
Namun Carissa tahu, bahwa dirinya tidak boleh egois. Ia teringat pembicaraannya dengan Elbert, mengenai masa depan Vita. Carissa harus merelakan gadis itu pergi, agar ia dapat menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter.
Melihat wajah murung Vita, Carissa ingin sekali mengatakan hal yang sebenarnya. Namun niat itu berusaha ditahannya. Pertama, Elbert mengetahui perihal perkuliahan Vita, dari pesan yang dibacanya tanpa izin. Kedua, kalau Carissa berkata hal yang sebenarnya, gadis itu pasti akan menolak pemberian uang darinya.
Namun sayangnya, Vita tidak memahami maksud baik dari Elbert dan Carissa. Ia merasa sangat sedih.
Dalam kondisi seperti ini, Vita membutuhkan teman untuk berbagi. Oleh karena itu, ia menelepon dokter Arif, untuk mencurahkan perasaannya.
Vita bercerita mengenai pertengkarannya dengan Tessa di kantor, sehingga Elbert marah padanya, dan ia tidak dipekerjakan lagi sebagai perawat Elbert. Dokter Arif menghibur Vita, dan menyemangati gadis itu untuk menata lagi masa depannya.
"Bagaimana kalau kamu melanjutkan kembali perkuliahanmu yang sempat tertunda? Bulan depan, perkuliahan semester baru akan dimulai," hibur dokter Arif.
Vita mengangguk setuju. Ia tahu bahwa dirinya tidak boleh terus terpuruk dalam kesedihan. Karena hidup itu ibarat keping uang logam. Ia memiliki dua sisi yang berbeda. Di balik kesedihan yang sedang dirasakannya, selalu ada hal baik yang juga menyertainya.
. --o0o--
Di hari terakhirnya bekerja, Vita memohon agar ia diperkenankan untuk membersihkan kamar Elbert. Dan di kamar pria itu, Vita mengingat semua kenangannya bersama Elbert.
Vita melihat sebuah kursi roda yang dilipat dan diletakkan di dekat lemari. Ia tersenyum, karena kini Elbert telah dapat berjalan kembali. Vita melihat cangkir yang berada di atas meja. Dirinya teringat, bagaimana dahulu ia mencari bunga telang untuk pasiennya itu. Dan saat melihat baju-baju Elbert yang ada di dalam lemari, ia mengingat kembali pengalamannya di kantor. Bagaimana saat Elbert memakaikan jas ke tubuhnya, serta menyisir lembut rambutnya.
"Apakah semuanya ini akan benar-benar berakhir?" gumam Vita sedih.
Vita tahu, setiap ada awal, ada pula akhir. Jika ada pertemuan, maka ada pula perpisahan. Namun ia sungguh tidak rela, apabila hubungannya dengan Elbert, selesai sampai di sini.
"Dasar Vita bodoh! Kamu meminta masuk ke kamar ini, adalah untuk bersih-bersih. Tetapi lihatlah, dari tadi kamu hanya melamun saja! Ayo sadarlah, dan segera bersihkan kamar Elbert!" kata Vita yang berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Vita segera mengambil vacum cleaner untuk membersihkan kamar Elbert. Secara tidak sengaja, kaki Vita menabrak sebuah kotak, yang diletakkan di samping tempat tidur Elbert. Kotak itu jatuh dan tutupnya terlepas, sehingga isinya pun berhamburan keluar.
Mata gadis itu terbelalak, ketika melihat ratusan bangau kertas warna-warni berserakan di lantai. Lalu Vita berlutut untuk mengambil salah satu bangau kertas itu.
"Ternyata kamu masih membuat ini," ucap Vita lirih.
Ketika melihat bangau kertas itu, Vita menyadari bahwa ada tulisan dibaliknya. Maka ia membuka lipatan bangau itu, dan membaca isinya.
Vita sangat terkejut ketika membaca apa yang tertulis di kertas itu. Ternyata Elbert menulis: Membebaskan ayah Vita. Membantu Vita menjadi seorang dokter.
Lalu Vita mencoba membuka lipatan bangau kertas yang lain. Dan semua isinya ternyata sama.
Tenggorokan Vita terasa tercekat. Ia teringat kata-kata Elbert kepada Adit, mengenai alasannya membeli saham Bright Future.
"Elbert, ternyata kamu melakukannya untuk aku?"
Vita juga teringat percakapannya dengan dokter Arif, agar ia melanjutkan perkuliahannya bulan depan.
"Apakah karena hal ini, maka kamu mengakhiri kontrak kerjaku?"
Vita menyandarkan kepalanya di dinding. "Mengapa kamu tidak pernah berkata jujur kepadaku? Mengapa kamu selalu membuatku menjadi salah paham denganmu?" seru Vita kesal.
Kemudian Vita mengambil ponselnya untuk menghubungi Elbert. "Aku harus bicara dengan si bodoh itu!"
Namun Elbert tidak mengangkat telepon dari Vita. Maka gadis itu mengirimkan pesan untuknya.
Vita: Elbert, apakah malam ini kamu dapat meluangkan waktu untukku? Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.
Elbert membaca pesan dari Vita. Sesaat ia ragu, apakah dirinya akan mengabulkan permohonan gadis itu. Hari ini, Elbert sengaja menyibukkan diri di kantor, agar ia memiliki alasan, untuk tidak bertemu dengan Vita. Elbert merasa berat jika ia harus mengucapkan kalimat perpisahan, dengan wanita yang sangat dicintainya.
Namun bagaimanapun, Elbert ingin menghargai Vita. Maka ia menyetujui permintaannya.
Elbert: Baiklah. Hari ini aku akan pulang lebih awal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments