Bab 19. Penawaran Adit

Setelah rapat selesai, Elbert segera kembali ke rumahnya. Dirinya merasa sangat lelah, sehingga ia memutuskan untuk beristirahat lebih awal.

Namun Elbert tetap terjaga di atas tempat tidurnya. Walaupun ia berusaha mengalihkan pikirannya, dengan melipat belasan bangau kertas, pembicaraannya dengan Adit terus menerus terngiang di kepalanya.

"Apakah kamu ingin terlibat dalam internal perusahaanku, untuk mencari informasi mengenai Agung Setiabudi? Aku tahu kedekatanmu dengan perawat pribadimu, yang merupakan anak dari Agung," ucap Adit.

Elbert bukanlah pria yang pandai berbohong. Akhirnya ia mengaku pada Adit, kalau dirinya memang ingin menolong ayah Vita.

"Agung telah melakukan kesalahan fatal. Sudah sepatutnya ia menerima hukumannya," ujar Adit.

Elbert berusaha membela ayah Vita. Ia pun membalas perkataan Adit. "Apakah benar semuanya ini murni kesalahan dari Pak Agung? Bukan ia dijadikan kambing hitam, untuk kasus sengketa tanah?"

"Bagaimanapun dalam kasus ini, ia tetap bersalah. Karena proyek itu berada di bawah kepemimpinannya," kata Adit. "Sebenarnya Agung dapat menolak, dengan tetap berjalan lurus mengikuti kebenaran. Namun ia memilih jalan pintas yang jauh lebih cepat. Tidak ada yang menyangka, kalau kasus itu akan terbuka, dan menjadi viral di media sosial."

Adit terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Media sosial, betapa aku begitu membencinya. Pertama putriku Rere, yang terkena kasus video intim. Yang kedua, kasus sengketa tanah Bright Future. Sejak kasus-kasus itu menjadi viral, hidupku tidak lagi merasa damai. Setiap kali kaki tuaku ini melangkah, aku selalu merasa orang-orang menatapku dengan penuh kebencian."

Elbert tertegun. Sekarang ia mengerti, mengapa Adit selalu ditemani oleh beberapa pengawal. Saat kasus video Rere tersebar, dirinya juga sempat mengurung diri selama beberapa hari di rumah. Orang-orang mencari tahu tentang dirinya, dan menjulukinya sebagai pria menyedihkan. Elbert menduga, kalau kasus sengketa tanah bisa semakin viral, karena ada orang yang mencari tahu lebih dalam mengenai keluarga Rere, dan menggoreng informasi itu.

Pria itu menjadi prihatin dengan kondisi keluarga Rere. Ia dapat membayangkan, bagaimana rasanya berada dalam posisi itu. Kini Elbert juga paham, mengapa Adit tidak pernah sekalipun menjenguk putrinya di Rumah Sakit Jiwa. Dan ia juga menyadari, dalam kondisi seperti ini, akan sangat sulit untuk dapat membebaskan ayah Vita.

"Karena itu, aku mengajukan penawaran padamu," ucap Adit yang memecahkan keheningan di antara mereka. "Apakah kamu pernah mendengar ungkapan, mata diganti mata, gigi diganti gigi? Demikian juga, viral diganti viral, dan nama baik diganti dengan nama baik."

Elbert menjadi was-was. "Penawaran apa yang kamu ajukan padaku?"

Sambil tersenyum Adit berujar, "Sebenarnya wajah Rere dalam video itu, tidak terlihat jelas. Namun karena kamu telah mengakhiri rencana pernikahan kalian, orang-orang menjadi berpikir, kalau memang Rere lah pelakunya. Aku berpikir, kalau kamu adalah orang yang dapat memperbaiki semuanya ini."

Elbert tersentak mendengar penjelasan Adit. Ia mencemaskan arah pembicaraan mereka.

"Kembalilah dengan Rere, dan katakan di media sosial, bahwa putriku itu bukanlah pelakunya. Maka orang-orang akan percaya, bahwa pemeran wanita di video itu, hanyalah orang yang mirip dengan Rere. Apabila kamu berhasil melakukannya dengan baik, aku berjanji untuk membebaskan Agung secara diam-diam," kata Adit.

Setelah selesai mengingat pembicaraannya dengan Adit, Elbert menghela napas panjang. Haruskah ia menerima tawaran dari Adit ini? Apakah dirinya memang benar-benar berjodoh dengan Rere, sehingga pada akhirnya, ia tetap saja bersama dengan gadis itu?

Bukannya Elbert tidak mau memberikan kesempatan kedua bagi Rere. Ia tahu, bahwa setiap orang layak memiliki masa depan yang lebih baik. Elbert juga pribadi yang senang membantu orang lain. Namun saat ini, perasaannya untuk mantan kekasihnya itu telah berubah. Ada Vita, seorang gadis ceria dan penuh semangat, yang telah berhasil mencuri hatinya.

Elbert teringat hubungan Vita dengan dokter Arif. Ia juga mengingat kriteria pria idaman Vita. Elbert merasa, dokter Arif memiliki semua yang Vita dambakan.

"Vita pasti akan jauh lebih bahagia, apabila ia bersama dengan dokter Arif," guman Elbert.

Tiba-tiba Elbert teringat sesuatu! Dalam percakapannya dengan Vita, dokter Arif pernah menanyakan, apakah Vita tidak ingin melanjutkan kuliahnya kembali?

"Bagaimana aku bisa melupakan hal ini?" batin Elbert.

Pria itu menyadari, kalau Vita harus menyelesaikan kontrak kerjanya, maka gadis itu akan kembali terlambat untuk menyelesaikan kuliahnya. Namun Elbert juga tahu, bahwa Vita juga membutuhkan uang, karena ia adalah tulang punggung keluarga.

. --o0o--

Selama dua minggu, Vita merasakan perubahan pada diri Elbert. Pasiennya itu lebih banyak mengunci diri di kamar, selepas ia pulang bekerja. Bahkan pada hari Minggu pun, Elbert tetap memilih untuk bekerja.

Elbert juga tidak pernah mengajaknya ke kantor lagi. Sehingga dalam kesehariannya, Vita lebih banyak berada di rumah Elbert untuk membantu pekerjaan rumah, atau mengobrol bersama Carissa.

Vita merasa bersalah. Apakah pertengkarannya dengan Tessa, membuat Elbert tidak pernah mengajaknya lagi? Terkadang Vita lebih memilih untuk dimarahi oleh Elbert, daripada pria itu membiarkannya saja.

Gadis itu pernah meminta maaf, dan bertanya mengenai hal yang mengganjal perasaannya. Namun Elbert beralasan, seperti inilah kehidupannya sebelum ia mengalami kecelakaan. Dirinya disibukkan dengan berbagai pekerjaan kantor, dan hanya ingin beristirahat begitu ia telah tiba di rumah.

Hingga suatu hari, Carissa memanggil Vita untuk berbicara di taman belakang. Dan pembicaraan kali ini, bukanlah obrolan biasa seperti hari-hari sebelumnya.

"Vita, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kerja kerasmu selama ini. Baik kondisi fisik maupun emosional Elbert, semuanya sudah membaik. Putraku juga telah beraktivitas dengan normal, seperti sedia kala," ucap Carissa.

Vita menjawab, "Elbert memiliki semangat yang kuat untuk sembuh, Nyonya. Inilah yang membuatnya menjadi cepat pulih."

"Tidak perlu merendah. Kamu memang telah berhasil melakukan tugasmu dengan baik, Vita!" puji Carissa.

Kemudian Carissa menatap Vita cukup lama. Hatinya terasa berat, untuk mengungkapkan hal yang akan disampaikannya. "Vita, saya harap kamu tidak merasa tersinggung."

"Ada apa, Nyonya?" tanya Vita.

Carissa menghela napasnya sejenak sebelum berkata, "Melihat perkembangan Elbert yang cukup bagus, sepertinya putraku sudah tidak memerlukan perawatan khusus lagi."

Vita terpana. Ia sadar, bahwa pasiennya itu telah pulih. Dan selama dua minggu terakhir, Vita sudah tidak lagi melakukan tugasnya sebagai perawat Elbert.

Carissa berusaha memberi pengertian. "Vita, saya tidak bermaksud untuk membiarkanmu pergi. Namun kurasa, kamu akan jauh lebih berkembang, apabila berada di tempat lain."

Vita terdiam. Kata-kata Carissa memang benar. Ada beberapa asisten rumah tangga di rumah Elbert, sehingga tidak banyak yang dapat dilakukannya di sini. Vita menyadari, bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi, untuk bekerja di tempat ini.

"Saya mengerti, Nyonya," jawab Vita.

Episodes
1 Bab 1. Masalah di Keluarga
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. Pertemuan Kembali
4 Bab 4. Bunga Telang
5 Bab 5. Masa Lalu Elbert
6 Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7 Bab 7. Bonus untuk Vita
8 Bab 8. Menuliskan Harapan
9 Bab 9. Menerbangkan Impian
10 Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11 Bab 11. Kembali Bekerja
12 Bab 12. Kekasih Elbert
13 Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14 Bab 14. Es Krim
15 Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16 Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17 Bab 17. Elbert dan Vita
18 Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19 Bab 19. Penawaran Adit
20 Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21 Bab 21. Kesalahpahaman
22 Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23 Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24 Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26 Bab 26. Kode dari Vita
27 Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28 Bab 28. Percakapan dengan Vita
29 Bab 29. Masalah Baru
30 Bab 30. Vita dan Rere
31 Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32 Bab 32. Nelson
33 Bab 33. Kenangan di Surabaya
34 Bab 34. Pengakuan Vita
35 Bab 35. Mengunjungi Rere
36 Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37 Bab 37. Tak ingin Menunggu
38 Bab 38. Elbert dan Rere
39 Bab 39. Pelanggaran
40 Bab 40. Menyembunyikan Vita
41 Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42 Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43 Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44 Bab 44. Vita dan Vera
45 Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46 Bab 46. Membalik Lawan
47 Bab 47. Pertaruhan
48 Bab 48. Ancaman Rio
49 Bab 49. Tetangga Baru
50 Bab 50. Investasi ke Bright Future
51 Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52 Bab 52. Asisten untuk Elbert
53 53. Membantu Elbert
54 Bab 54. Sabotase
55 Bab 55. Vita dan Elbert
56 Bab 56. Melawan Rio
57 Bab 57. Melawan Rio 2
58 Bab 58. Balkon Apartemen
59 Bab 59. Akhir Rivalitas
60 Bab 60. Rere dan Riana
61 Bab 61. Pernyataan
62 Bab 62. Akhir yang Bahagia
63 Penutup
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Masalah di Keluarga
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. Pertemuan Kembali
4
Bab 4. Bunga Telang
5
Bab 5. Masa Lalu Elbert
6
Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7
Bab 7. Bonus untuk Vita
8
Bab 8. Menuliskan Harapan
9
Bab 9. Menerbangkan Impian
10
Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11
Bab 11. Kembali Bekerja
12
Bab 12. Kekasih Elbert
13
Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14
Bab 14. Es Krim
15
Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16
Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17
Bab 17. Elbert dan Vita
18
Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19
Bab 19. Penawaran Adit
20
Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21
Bab 21. Kesalahpahaman
22
Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23
Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24
Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26
Bab 26. Kode dari Vita
27
Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28
Bab 28. Percakapan dengan Vita
29
Bab 29. Masalah Baru
30
Bab 30. Vita dan Rere
31
Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32
Bab 32. Nelson
33
Bab 33. Kenangan di Surabaya
34
Bab 34. Pengakuan Vita
35
Bab 35. Mengunjungi Rere
36
Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37
Bab 37. Tak ingin Menunggu
38
Bab 38. Elbert dan Rere
39
Bab 39. Pelanggaran
40
Bab 40. Menyembunyikan Vita
41
Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42
Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43
Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44
Bab 44. Vita dan Vera
45
Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46
Bab 46. Membalik Lawan
47
Bab 47. Pertaruhan
48
Bab 48. Ancaman Rio
49
Bab 49. Tetangga Baru
50
Bab 50. Investasi ke Bright Future
51
Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52
Bab 52. Asisten untuk Elbert
53
53. Membantu Elbert
54
Bab 54. Sabotase
55
Bab 55. Vita dan Elbert
56
Bab 56. Melawan Rio
57
Bab 57. Melawan Rio 2
58
Bab 58. Balkon Apartemen
59
Bab 59. Akhir Rivalitas
60
Bab 60. Rere dan Riana
61
Bab 61. Pernyataan
62
Bab 62. Akhir yang Bahagia
63
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!