Bab 6. Hutang Pinjaman Online

Saat Vita memejamkan mata hendak tidur, tiba-tiba ia tersentak. Seharian ini, dirinya belum menghubungi keluarganya. Tidak ingin mengganggu mamanya, maka ia memutuskan untuk menelepon adiknya saja.

"Vera, bagaimana kabar kalian hari ini?" tanya Vita di telepon.

Adik Vita itu menjawab, "Baik, Kak. Kita semua baik-baik saja. Kakak sendiri bagaimana? Seperti apa pasien yang kakak rawat? Apakah ia baik dan tidak merepotkan?"

"Kabar kakak baik. Kakak bersyukur, karena mendapatkan pasien yang baik dan menyenangkan." Vita terpaksa berbohong, karena tidak ingin keluarganya menjadi cemas.

Vera berkata, "Syukurlah, Kak kalau begitu. Vera lega mendengarnya."

Percakapan mereka tidak bisa terlalu panjang, karena hari sudah larut malam. Lima menit kemudian, Vita memilih untuk mengakhiri panggilan, dan menyuruh adiknya untuk segera tidur.

"Untunglah Kak Vita tidak menelepon dengan panggilan video," ucap Vera lirih, sambil menatap mamanya yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit.

Vera teringat kejadian sore hari ini. Sepulang sekolah, ia mendapati mamanya pingsan di kamar. Gadis itu sangat panik dan segera memanggil ambulance, untuk membawa Ratna ke rumah sakit.

Ia sengaja tidak bercerita kepada Vita, mengingat hari ini adalah hari pertama kakaknya bekerja. Vera tidak ingin membuat kakaknya khawatir. Ia percaya bahwa dirinya bisa mengurus masalah ini sendiri.

. --o0o--

Tidak terasa sudah tiga bulan, Vita bekerja sebagai perawat di kediaman Elbert. Walaupun telah mendapat dukungan dari Carissa, namun apa yang dilakukan gadis itu, selalu saja salah di mata Elbert. Vita kerap kali dimaki-maki dan diusir olehnya.

Hingga pada suatu hari, Vita mendapat telepon dari Vera. Ia merasa heran, karena tidak seperti biasa, adiknya itu menelepon pada saat Vita sedang bekerja. Sehingga ia tahu, kalau terjadi sesuatu pada keluarganya. Kemudian Vita segera meminta izin kepada Elbert, untuk menerima panggilan telepon dari Vera.

Saat Vita mengangkat teleponnya, terdengar tangisan Vera dari seberang sana. "Kak Vita, bagaimana ini? Vera terlilit hutang di pinjaman online sebesar 50 juta rupiah," ujarnya sambil menangis tersedu-sedu.

"Apa katamu? Terlilit pinjaman online?" tanya Vita terkejut.

Vita tidak habis pikir, mengapa Vera bisa sampai berhutang? Bukankah tabungan yang ia tinggalkan, seharusnya cukup untuk biaya hidup Vera dan mamanya selama tiga bulan ini? Terlebih Vita juga sudah tidak berkuliah lagi. Seharusnya tabungan itu sudah lebih dari cukup, asalkan mereka berdua tidak terlalu boros.

"Sebenarnya, pada hari pertama Kakak bekerja, mama masuk rumah sakit. Namun Vera tidak memberi tahu Kakak," kata Vera lirih.

Vita langsung mengkhawatirkan keadaan Ratna. "Bagaimana kondisi mama sekarang? Mama sakit apa? Ceritakan semuanya padaku!" desaknya.

Ternyata kondisi Ratna baik-baik saja. Ia memiliki tekanan darah rendah, dan terlalu banyak pikiran, sehingga akhirnya pingsan. Namun pada saat itu, Vera sangat panik, sehingga ia langsung membawa mamanya ke rumah sakit langganan keluarganya.

Vera lupa bahwa sekarang, kondisi keuangan keluarganya sangat berbeda dengan dahulu. Ia membawa Ratna ke rumah sakit swasta internasional, dan memilih kamar kelas suite. Premi asuransi milik mamanya juga tidak pernah dibayarkan olehnya, sehingga Vera tidak bisa mengklaimkannya.

Gadis itu juga terlalu khawatir, sehingga ia meminta dokter untuk melakukan bermacam-macam pengecekan terhadap mamanya. Berbagai macam tes telah dilakukan, mulai dari tes darah, fluoroskopi, MRI, dan lain sebagainya.

Akibatnya, tagihan rumah sakit terus membengkak. Dan melihat nominal yang ditagihkan, Vera menjadi panik dan tidak bisa berpikir panjang. Akhirnya ia mengambil jalan pintas, dengan meminjam uang lewat pinjaman online. Vera juga memilih tenor pelunasan pinjaman selama satu bulan saja, agar bunga yang dibayarkan tidak terlalu tinggi. Karena Vera tidak bisa melunasinya, maka ia terus menerus ditagih, bahkan diteror oleh debt collector.

Setelah mendengar penjelasan dari Vera, Vita menjadi sangat kesal dengannya. Ia mengatur napasnya, dan berusaha menenangkan diri. Seandainya Vita tidak berada di rumah Elbert, ia pasti akan memarahi adiknya habis-habisan. Vera sangat sembrono, dan menciptakan masalah yang tidak perlu. Vera juga selalu mengambil keputusan sendiri, tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengannya. Dan setelah diteror oleh debt collector, barulah Vera menceritakan permasalahannya kepada Vita sambil menangis.

Vita seorang calon dokter. Seharusnya, kalau Vera berdiskusi dengannya, ia bisa mengarahkan adiknya, untuk tidak melakukan pemeriksaan yang tidak diperlukan. Sekarang Vita yang menjadi tulang punggung keluarga. Seharusnya, Vera berdiskusi dengannya, mengenai tenor pelunasan pinjaman online.

Namun Vita juga sadar, bahwa adiknya ini berbeda dengannya. Selama ini Vera sangat dimanjakan, karena ia adalah anak bungsu, dan memiliki usia yang terpaut cukup jauh dengannya. Vera juga belum beradaptasi, dengan kondisi perekonomian keluarganya yang baru.

"Jangan ulangi lagi!" ucap Vita sambil menahan kemarahannya. "Nanti Kakak akan membantumu, untuk melunasi hutang yang ada."

Senyum langsung mengembang di wajah Vera. "Benarkah, Kak? Terima kasih! Kak Vita memang dapat Vera andalkan!" serunya senang.

"Jaga mama baik-baik! Dan jangan ulangi lagi perbuatanmu!" perintah Vita.

Vera mengangguk. "Baik, Kak."

Setelah menutup telepon, tidak terasa sebutir air mata menetes di pipi Vita. Selama ini, ia telah memberikan seluruh tabungannya untuk biaya hidup Vera dan mamanya. Vita juga sudah mengalah untuk tidak melanjutkan perkuliahan, dan membiarkan adiknya tetap bersekolah di SMA swasta. Ia berharap dengan bekerja, dirinya juga dapat menabung untuk melanjutkan kuliah kedokterannya yang tertunda. Namun kini, Vera malahan memboroskan uang untuk hal yang tidak perlu, sampai terlilit hutang, dan Vita yang harus melunasinya.

Tetapi Vita tidak ingin menyalahkan Vera. Bagaimanapun, papa mereka berada di penjara, dan mama mereka sedang dalam kondisi stres berat. Ia adalah kakak Vera. Seharusnya ia lebih mengawasi dan membimbing adiknya itu.

Vita memilih untuk tegar, dan tidak terpuruk dalam kesedihan. Lebih baik ia berpikir, bagaimana ia dapat memperoleh uang sebesar 50 juta rupiah? Dan setelah menimbang-nimbang, Vita berencana untuk meminjam uang kepada Carissa. Ia akan merelakan gajinya dipotong, untuk melunasi hutangnya.

Belum sempat Vita menemui Carissa, tiba-tiba dokter Arif meneleponnya. "Vita, bagaimana dengan pekerjaanmu? Kamu telah bekerja selama tiga bulan di sana."

Vita bercerita, bahwa Elbert memang kerap kali bertingkah kurang menyenangkan. Namun sejauh ini, ia masih dapat bertahan.

Lalu dokter Arif menanyakan, bagaimana kondisi keluarga Vita? Pada awalnya, Vita tidak ingin bercerita mengenai hutang sebesar 50 juta rupiah. Namun karena mereka masuk dalam percakapan yang cukup panjang, tanpa sengaja Vita keceplosan bicara.

Dokter Arif berkata, kalau ia akan membantu melunasi hutang keluarga Vita. Ia akan segera mentransfer uangnya ke rekening Vera. Vitapun mengucapkan banyak terima kasih kepada dokter Arif.

. --o0o--

Tanpa Vita sadari, Elbert mendengar percakapan antara dirinya dengan Vera. Namun Elbert tidak mendengar percakapan antara Vita dengan dokter Arif. Karena begitu mengetahui, bahwa keluarga Vita terlilit hutang, Elbert segera menemui Carissa.

"Ma, berapa gaji Vita sebulan?" tanya Elbert. "Apakah Vita sudah menerima gajinya bulan ini?"

Lalu Carissa menyebutkan sebuah nominal, dan berujar kalau Vita masih belum mengambil gajinya bulan ini.

"Vita telah bekerja dengan baik selama tiga bulan ini. Kurasa ia perlu diberi bonus atas kerja kerasnya," ucap Elbert.

Carissa setuju dengan usul putranya itu. "Mama tidak keberatan. Bulan ini, mama akan menambahi gajinya."

"Tolong untuk bulan ini, Vita diberi bonus sebesar 50 juta rupiah," pinta Elbert.

Carissa langsung terbelalak mendengar permintaan Elbert. "Hah 50 juta rupiah?"

Terpopuler

Comments

Nayla Nazafarin

Nayla Nazafarin

orang kaya di novel bebas..tinggal nyebut nominal..
bonus 3bln 50 jt???/Facepalm//Facepalm/

2024-05-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Masalah di Keluarga
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. Pertemuan Kembali
4 Bab 4. Bunga Telang
5 Bab 5. Masa Lalu Elbert
6 Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7 Bab 7. Bonus untuk Vita
8 Bab 8. Menuliskan Harapan
9 Bab 9. Menerbangkan Impian
10 Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11 Bab 11. Kembali Bekerja
12 Bab 12. Kekasih Elbert
13 Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14 Bab 14. Es Krim
15 Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16 Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17 Bab 17. Elbert dan Vita
18 Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19 Bab 19. Penawaran Adit
20 Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21 Bab 21. Kesalahpahaman
22 Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23 Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24 Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26 Bab 26. Kode dari Vita
27 Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28 Bab 28. Percakapan dengan Vita
29 Bab 29. Masalah Baru
30 Bab 30. Vita dan Rere
31 Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32 Bab 32. Nelson
33 Bab 33. Kenangan di Surabaya
34 Bab 34. Pengakuan Vita
35 Bab 35. Mengunjungi Rere
36 Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37 Bab 37. Tak ingin Menunggu
38 Bab 38. Elbert dan Rere
39 Bab 39. Pelanggaran
40 Bab 40. Menyembunyikan Vita
41 Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42 Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43 Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44 Bab 44. Vita dan Vera
45 Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46 Bab 46. Membalik Lawan
47 Bab 47. Pertaruhan
48 Bab 48. Ancaman Rio
49 Bab 49. Tetangga Baru
50 Bab 50. Investasi ke Bright Future
51 Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52 Bab 52. Asisten untuk Elbert
53 53. Membantu Elbert
54 Bab 54. Sabotase
55 Bab 55. Vita dan Elbert
56 Bab 56. Melawan Rio
57 Bab 57. Melawan Rio 2
58 Bab 58. Balkon Apartemen
59 Bab 59. Akhir Rivalitas
60 Bab 60. Rere dan Riana
61 Bab 61. Pernyataan
62 Bab 62. Akhir yang Bahagia
63 Penutup
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Masalah di Keluarga
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. Pertemuan Kembali
4
Bab 4. Bunga Telang
5
Bab 5. Masa Lalu Elbert
6
Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7
Bab 7. Bonus untuk Vita
8
Bab 8. Menuliskan Harapan
9
Bab 9. Menerbangkan Impian
10
Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11
Bab 11. Kembali Bekerja
12
Bab 12. Kekasih Elbert
13
Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14
Bab 14. Es Krim
15
Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16
Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17
Bab 17. Elbert dan Vita
18
Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19
Bab 19. Penawaran Adit
20
Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21
Bab 21. Kesalahpahaman
22
Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23
Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24
Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26
Bab 26. Kode dari Vita
27
Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28
Bab 28. Percakapan dengan Vita
29
Bab 29. Masalah Baru
30
Bab 30. Vita dan Rere
31
Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32
Bab 32. Nelson
33
Bab 33. Kenangan di Surabaya
34
Bab 34. Pengakuan Vita
35
Bab 35. Mengunjungi Rere
36
Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37
Bab 37. Tak ingin Menunggu
38
Bab 38. Elbert dan Rere
39
Bab 39. Pelanggaran
40
Bab 40. Menyembunyikan Vita
41
Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42
Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43
Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44
Bab 44. Vita dan Vera
45
Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46
Bab 46. Membalik Lawan
47
Bab 47. Pertaruhan
48
Bab 48. Ancaman Rio
49
Bab 49. Tetangga Baru
50
Bab 50. Investasi ke Bright Future
51
Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52
Bab 52. Asisten untuk Elbert
53
53. Membantu Elbert
54
Bab 54. Sabotase
55
Bab 55. Vita dan Elbert
56
Bab 56. Melawan Rio
57
Bab 57. Melawan Rio 2
58
Bab 58. Balkon Apartemen
59
Bab 59. Akhir Rivalitas
60
Bab 60. Rere dan Riana
61
Bab 61. Pernyataan
62
Bab 62. Akhir yang Bahagia
63
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!