"Mengapa ada foto pernikahan Ella dan Nico di rumah ini?" batin Vita was-was.
Tidak lama kemudian, munculah seorang wanita yang sangat cantik dan berpenampilan anggun. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Carissa. Vita melihat adanya kemiripan, antara wanita itu dengan wanita yang berada di foto pernikahan Ella dan Nico.
Vita tersentak. Ia akhirnya sadar. Wanita itu adalah mamanya Nico, mama mertua dari Ella. Baik Vita, Ella, dan Nico, adalah teman satu SMA. Dan saat mereka masih SMA, Vita pernah beberapa kali berkunjung ke rumah Nico. Namun tampaknya, Carissa tidak mengenali Vita.
Menyadari bahwa ini adalah rumah dari mertua sahabatnya, Vita menjadi gelisah. Apakah terjadi sesuatu dengan mereka? Bagaimanakah dengan Ella? Siapakah yang akan Vita rawat nanti?
Setelah menjelaskan tugas-tugas yang perlu Vita lakukan, Carissa mengajak gadis itu untuk masuk dan berkeliling rumahnya. Terakhir, Carissa mengajak Vita untuk bertemu dengan anaknya.
"Itu putraku yang akan kamu rawat," kata Carissa seraya menunjuk seorang pria berusia sekitar 30 tahun, yang tengah duduk di atas kursi roda. Wajah pria itu tidak kelihatan, karena ia tengah menonton televisi dengan posisi membelakangi mereka.
Lalu Carissa mengajak Vita untuk mendekat, agar dapat berkenalan dengan anaknya.
"Elbert, ini Vita, perawat barumu," ucap Carissa sambil memperkenalkan Vita.
Vita sangat terkejut saat menatap pria itu. Ia mengenalinya sebagai Elbert, kakak laki-laki Nico. Kemudian ingatan Vita kembali pada kejadian beberapa bulan yang lalu, pada saat resepsi pernikahan Ella dan Nico.
"Ella, mengapa kamu menikah di tengah-tengah jadwal ujianku?" batin Vita sambil mencari tempat duduk yang nyaman, agar ia bisa belajar dengan tenang.
Lalu Vita melihat sebuah kursi kosong di salah satu sudut ruangan. Mata gadis itu langsung berbinar. Dan dengan secepat kilat, ia segera berlari ke sana, sebelum ada orang lain yang mendahuluinya. Namun langkahnya terhenti, karena salah satu MC memanggil namanya, untuk turut serta dalam acara tangkap bunga.
"Di saat seperti ini, mengapa namaku dipanggil? Apakah aku harus ikut acara tangkap bunga ini?" guman Vita.
Tidak lama kemudian, Vita mendengar percakapan sesama EO, yang berada tak jauh darinya. EO itu berkata, bahwa ada sepuluh bunga yang akan dilemparkan oleh pengantin. Dan di dalam tiap bunga itu, telah diselipkan uang sebesar dua ratus ribu rupiah.
Mendengar hal itu, Vita menjadi tertarik untuk ikut serta dalam acara tangkap bunga. Semakin banyak bunga yang ia dapatkan, akan semakin banyak pula uang yang dapat ia kumpulkan.
Vita menjadi peserta yang paling bersemangat dalam acara itu. Hingga ia tidak sengaja menabrak seorang pria sampai terjatuh. Setelah meminta maaf dan membantu pria itu berdiri, Vita kembali melanjutkan misinya.
"Aku berhasil mendapatkan tiga buah bunga. Lumayan, aku dapat enam ratus ribu rupiah, hahaha," ucap Vita senang.
Saat Vita berbalik, melihat pria yang tadi ditabraknya. Pria itu tampak diam dan berwajah muram. Lalu ia berjalan mendekat dan bermaksud menghiburnya.
"Hai, kamu yang tadi kutabrak ya? Sekali lagi, maafkan aku. Hari ini aku cukup beruntung, karena aku telah berhasil mendapatkan tiga bunga. Ini, kuberikan satu untukmu," ucap Vita.
Pria itu menerima mawar pemberian Vita dan sambil tersenyum, ia mengucapkan terima kasih. Lalu ia berkata, "Kamu luar biasa sekali, sampai mendapatkan tiga bunga."
"Iya, sampai menabrak orang hingga terjatuh," jawab Vita sambil tertawa kecil.
Pria itu ikut tertawa dan berujar, "Tidak apa-apa. Kurasa dalam acara pesta, dibutuhkan tamu seperti kamu. Agar acara dapat semakin seru."
Vita tertawa lagi. Lalu pria itu mengajaknya berkenalan. "Namaku Elbert, siapa namamu?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya.
Vita membalas jabatan tangan Elbert. "Namaku Vita. Salam kenal." Lalu Vita melihat bros bunga yang tersemat di jas Elbert. "Kamu dari keluarganya Nico, ya?"
"Benar, aku kakaknya Nico," jawab Elbert. Lalu ia memegang bros bunganya dan bertanya, "Bagaimana kamu bisa yakin kalau aku pihak keluarga Nico, bukan dari pihak keluarga Ella?"
Vita berkata, "Aku telah berteman dengan Ella sejak kecil. Sehingga aku telah mengenal keluarganya dengan baik juga."
Tiba-tiba lamunan Vita buyar karena ia mendengar teriakan Elbert.
"Pergi, pergi dari sini!"
Carissa berusaha menenangkan putranya, "Elbert, bersikaplah yang baik. Ini adalah hari pertama Vita bekerja."
"Keluar! Keluar dari sini sekarang!" amuk Elbert yang tidak mau mendengar ucapan Carissa.
Melihat Vita yang tetap diam di tempat, Elbert menjadi semakin marah. Ia mengambil sebuah pot bunga yang berada di atas meja dan melemparkannya ke arah Vita, untuk menakut-nakutinya. Namun karena jarak mereka terlalu dekat dan Vita tidak menghindar, pot itu malahan mengenai kepala Vita.
"Aduh!" seru Vita kesakitan.
Pot bunga itu memang hanya imitasi semata, dan terbuat dari plastik. Namun karena pot itu berukuran cukup besar, dan dilempar dengan sekuat tenaga, kepala Vitapun menjadi memar.
Melihat hal itu, Elbert langsung terdiam.
Carissa segera menghardik putra sulungnya itu. "Elbert! Apa yang kamu lakukan? Kamu boleh saja marah, tapi kamu tidak boleh melukai orang lain!"
Elbert masih terdiam. Segera setelah itu, ia segera masuk ke dalam kamarnya.
"Vita, maafkan kelakuan putraku," pinta Carissa.
"Oh tidak apa-apa, Nyonya," jawab Vita.
Lalu Carissa memanggil salah satu asisten rumah tangganya, agar mengambilkan obat untuk Vita.
"Kuharap kamu bisa sabar menghadapi Elbert," kata Carissa pelan sambil menyerahkan obat itu ke Vita.
Vita mengangguk. Sebenarnya, ia bukanlah orang yang sabar. Namun ia juga bukan orang yang mudah menyerah. Ini adalah hari pertamanya bekerja, dan ia akan berusaha sebaik mungkin.
Setelah memastikan Vita baik-baik saja, Carissa mengajak gadis itu, untuk menuju ke kamar Elbert. Carissa mencoba mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Lalu ia membuka pintu, dan tampak Elbert sedang duduk, sambil menghadap ke arah tembok.
"Elbert, kamu tidak apa-apa?" tanya Carissa khawatir. Sejurus kemudian, ia menghampiri Elbert dan memeluknya erat.
Tidak lama, seorang asisten rumah tangga datang dan memberi tahu Carissa, kalau ada seseorang yang datang berkunjung. Lalu Carissa berpamitan kepada Elbert, sambil membelai lembut punggung putranya itu. Setelahnya, ia juga berpamitan pada Vita.
"Maaf, saya ada urusan sejenak. Tolong bantu saya untuk menjaga Elbert. Apabila membutuhkan bantuan, kamu dapat memanggil salah satu asisten rumah tangga," ujar Carissa.
Setelah Carissa pergi, Vita mencoba mendekati Elbert dan berkata, "Hai Elbert, aku Vita. Apakah kamu ingat? Kita pernah bertemu di pernikahan Ella dan Nico."
Elbert hanya diam saja.
Lalu Vita bertanya, "Apakah kamu mau minum? Aku akan mengambilkan segelas air untukmu."
Elbert masih saja diam.
Kemudian Vita mengambilkan segelas air dan memberikannya kepada Elbert. "Kamu pasti haus. Ini, minumlah," ucap Vita sambil tersenyum manis.
Elbert tetap saja diam dan menundukkan kepalanya.
"Apakah kamu tidak suka minum air putih? Katakanlah, kamu mau kubuatkan apa? Apakah teh? Apakah kopi? Apakah jus buah?" tanya Vita sambil tersenyum lebar.
Elbert menjawab singkat, "Tolong tinggalkan aku."
"Tapi Elbert ...," kata Vita.
Belum selesai Vita berbicara, Elbert segera mengambil gelas berisi air yang dibawa oleh Vita, dan meminumnya sampai habis. "Aku sudah meminumnya. Sekarang kamu keluarlah!"
Vita menghela napasnya. Ini adalah hari pertama Vita bekerja sebagai perawat. Mungkin pria itu masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengannya.
"Baiklah," ucap Vita. "Kalau kamu membutuhkan bantuan, kamu bisa memanggilku."
Setelah berkata demikian, Vita segera keluar dan meninggalkan Elbert seorang diri di kamar. Mengetahui Vita telah pergi, Elbert segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Mengapa? Mengapa aku bertemu kembali dengan Vita, pada saat kondisiku seperti sekarang ini? Dan sekarang, ia malahan menjadi perawat pria lumpuh sepertiku!" keluhnya.
Rupanya Elbert merasa sangat malu, karena Vita melihatnya dalam kondisi tidak berdaya. Oleh karena itu ia mengusir Vita, agar wanita itu tidak mengenalinya. Namun ternyata, Vita masih mengingatnya. Lalu Elbert memikirkan cara, agar Vita tidak betah bekerja sebagai perawatnya. Ia berharap, dirinya tidak akan bertemu lagi dengan Vita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments