Carissa memandang putra sulungnya dengan seksama. Lalu ia bertanya, "Elbert, apakah kamu ...?"
Elbert menjadi salah tingkah. Ia memaklumi kalau Carissa menaruh curiga padanya. Untuk apa ia meminta bonus sebesar itu kepada Vita? Seorang perawat yang baru tiga bulan bekerja di rumah mereka.
"Elbert, jangan-jangan kamu ..., jangan-jangan kamu sudah sehat?" seru Carissa antusias.
Pria itu tertegun sambil memandang Carissa. Ternyata apa yang dipikirkannya, berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh mamanya.
Carissa segera memeluk Elbert dengan erat, sambil mengacak-acak rambutnya. "Wah, putraku sudah kembali menjadi pemuda yang baik dan murah hati. Kalau begini, jangankan bonus 50 juta, bonus 100 juta pun juga akan aku berikan kepada Vita."
Elbert merasa semakin kikuk, dan berusaha melepaskan pelukan Carissa.
Carissa bertanya, "Apakah Vita sedang berada dalam masalah?"
Elbert mengangguk dan bercerita kepada mamanya itu, kalau ia mendengar percakapan antara Vita dengan adiknya di telepon. Keluarga Vita sedang terlilit hutang sebesar 50 juta rupiah.
Carissa merasa iba. Namun ia menyadari, bahwa menguping pembicaraan orang di telepon, bukanlah hal yang sopan. Apabila mereka memberikan bonus secara terang-terangan, Vita akan curiga, dan mungkin ia tidak mau menerimanya.
"Lantas, apa yang harus kita lakukan, Ma?" tanya Elbert.
Carissa tersenyum, "Kita harus melakukannya dengan cara yang elegan."
. --o0o--
Sore harinya, Carissa memanggil Vita untuk berbincang-bincang di taman belakang.
"Sudah tiga bulan kamu berada di sini untuk merawat putraku. Bagaimana tanggapanmu selama ini?" tanya Carissa seraya menuangkan teh untuk dirinya dan juga Vita.
Vita menundukkan kepalanya. Apakah maksud Carissa memanggilnya, dan bertanya tentang hal itu kepadanya? Ia tahu bahwa terkadang dirinya merasa gagal, karena Elbert tampak tidak menyukai keberadaannya. Dan sekarang Vita khawatir, kalau Carissa akan memecatnya, karena kinerjanya dirasa kurang baik.
"Saya akan berusaha lebih baik lagi, Nyonya," ucap Vita sambil terus menundukkan kepala.
Carissa tersenyum. Kemudian ia memberikan cangkir yang telah berisi teh itu kepada Vita dan berkata, "Minumlah selagi hangat."
Vita mengangguk dan meneguk isinya sedikit. Kemudian seorang asisten datang dan menyerahkan sebuah dokumen kepada Carissa. Setelah membaca dokumen itu, ia menyodorkannya kepada Vita.
"Apa ini, Nyonya?" tanya Vita.
Carissa berkata, "Ini adalah surat kontrak, untuk bekerja sebagai perawat Elbert selama enam bulan."
Mata Vita berbinar. "Surat kontrak? Berarti aku masih bisa bekerja di tempat ini, selama enam bulan lagi?" batinnya senang.
"Saya berharap, kamu masih dapat bekerja di sini. Karena dari semua perawat yang pernah merawat putraku, menurutku kamulah yang terbaik," kata Carissa sambil tersenyum.
Vita memandang Carissa. Kata-kata wanita ini cukup menyejukkan hatinya. Lalu ia mengingat apa yang telah dilakukannya selama tiga bulan ini. Karena Elbert tidak mau melihat wajahnya, ia sampai memakai berbagai kostum badut untuk dapat menemuinya. Ia pernah memakai kostum Teletubbies, Upin Ipin, Power Rangers, sampai kostum Marsha and The Bear.
Carissa melanjutkan kata-katanya. "Kamu telah berusaha begitu keras, dan saya sangat mengapresiasinya. Oleh karena itu, saya juga akan menaikkan gajimu hingga dua kali lipat. Kamu juga akan mendapatkan berbagai tunjangan seperti akomodasi, transportasi, kesehatan dan lain sebagainya. Cobalah baca surat kontrak itu dengan seksama."
Vita membaca surat kontrak dan ia merasa sangat senang sekali. Saat ini, dirinya membutuhkan banyak uang. Dokter Arif memang telah membantunya, dan berkata bahwa Vita tidak usah mengembalikan uangnya. Namun bagaimanapun, ia merasa berkewajiban untuk menggantinya.
"Bagaimana Vita? Apakah kamu bersedia menerimanya? Saya sangat berharap, kamu dapat bekerja lebih lama lagi di sini," ujar Carissa.
Vita tersenyum lebar. Tentu saja ia tidak mau melewatkan kesempatan ini. "Saya bersedia, Nyonya."
. --o0o--
Sementara itu, Elbert sedang merenung seorang diri di kamarnya. Ia teringat percakapannya dengan Carissa tadi siang. Mamanya bercerita, tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh Vita.
"Bersikap baiklah dengan Vita, dan juga semua orang. Karena kita tidak pernah tahu, masalah apa yang tengah mereka hadapi. Setiap orang itu pasti memiliki masalah. Jadi, apabila kita tidak bisa membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka," nasehat Carissa.
Elbert menghela napas panjang. Ia tahu bahwa hal yang terbaik untuk Vita, adalah membiarkannya terus bekerja di sini. Agar ia dapat membantunya melunasi hutang, membantunya mengumpulkan uang untuk meneruskan kuliah, dan membantunya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.
"Namun, bagaimanakah dengan diriku sendiri?" batin Elbert. "Semakin aku mengenal Vita, aku akan semakin menyukainya."
Elbert kembali mengingat segala hal yang telah menimpa dirinya. Berbagai masalah yang terjadi, membuat pria itu merasa sangat pesimis. Terlebih dalam hal asmara. Ia takut kembali terluka.
Saat dirinya sehat, Elbert pernah diselingkuhi oleh wanita yang dijodohkan dengannya. Dan semua wanita yang pernah menjadi kekasihnya, tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Apalagi dengan kondisinya sekarang ini?
Tok tok tok
Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar Elbert. Ketika pria itu membuka pintu, tampaklah Vita dengan kostum Power Rangers.
"Taraaa. Aku datang dengan kostum Ranger biru!" serunya bersemangat. "Sekarang sudah saatnya untuk makan malam dan minum obat. Kamu ingin makan malam di kamar, atau di ruang makan?" tanya Vita
Elbert memilih untuk makan malam di dalam kamar, sehingga Vita membawakan makanan untuknya.
"Kamu tampak lebih ceria hari ini," komentar Elbert.
Vita menjawab dengan riang, "Tentu saja. Aku hari ini sangat senang karena Nyonya Carissa telah menaikkan gajiku hingga dua kali lipat. Selain itu, aku juga dikontrak untuk bekerja merawatmu selama enam bulan."
Lalu ia bertanya kepada Elbert, "Apakah kamu ada permintaan khusus? Hari ini, aku akan mengabulkan apapun keinginanmu."
"Apapun keinginanku?" tanya Elbert.
Vita mengangguk. "Iya, apapun keinginanmu!" Lalu gadis itu bersenandung riang sambil meletakkan makanan, di meja dekat tempat tidur Elbert.
Elbert menatap Vita. Ia sangat menyukai pribadi gadis itu. Walaupun Vita memiliki banyak masalah, namun ia selalu tampak ceria dan penuh semangat.
Saat membandingkan dirinya dengan Vita. Elbert menyadari, bahwa ada banyak hal yang patut ia syukuri. Saat ini, ia memiliki orang tua yang masih sehat dan bersamanya. Ia memilik adik yang sangat mandiri dan tidak merepotkannya. Ia tidak perlu susah payah mengumpulkan uang, agar bisa berkuliah. Dan setelah lulus kuliah, ia tidak perlu bingung mencari pekerjaan, karena orang tuanya memiliki perusahaan sendiri.
"Apakah kamu sudah memikirkan permintaanmu?" tanya Vita yang membuyarkan lamunan Elbert.
Elbert tersentak dan menatap Vita. Ia mengangguk. "Mendekatlah kemari!" pintanya.
Vita mendekatkan dirinya ke Elbert. Kemudian, Elbert melepaskan helm Power Rangers yang dipakai oleh gadis itu.
"Mulai hari ini, kamu tidak perlu memakai kostum aneh-aneh seperti ini lagi," ujar Elbert.
Vita menatap Elbert. "Hanya itu saja?" tanyanya.
"Aku bukan anak kecil yang perlu kamu hibur dengan kostum badut. Ganti baju sana!" perintah Elbert sambil menyerahkan helm Power Ranger itu kepada Vita.
Kemudian Vita menurut dan segera keluar dari kamar Elbert. Pria itu lantas tersenyum sambil menatap punggung Vita.
"Kalau memang sudah takdirku untuk jatuh cinta dan terluka lagi, setidaknya kali ini aku dapat mempersiapkan diri," batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Siska
keren thorr
2023-11-21
1