Bab 7. Bonus untuk Vita

Carissa memandang putra sulungnya dengan seksama. Lalu ia bertanya, "Elbert, apakah kamu ...?"

Elbert menjadi salah tingkah. Ia memaklumi kalau Carissa menaruh curiga padanya. Untuk apa ia meminta bonus sebesar itu kepada Vita? Seorang perawat yang baru tiga bulan bekerja di rumah mereka.

"Elbert, jangan-jangan kamu ..., jangan-jangan kamu sudah sehat?" seru Carissa antusias.

Pria itu tertegun sambil memandang Carissa. Ternyata apa yang dipikirkannya, berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh mamanya.

Carissa segera memeluk Elbert dengan erat, sambil mengacak-acak rambutnya. "Wah, putraku sudah kembali menjadi pemuda yang baik dan murah hati. Kalau begini, jangankan bonus 50 juta, bonus 100 juta pun juga akan aku berikan kepada Vita."

Elbert merasa semakin kikuk, dan berusaha melepaskan pelukan Carissa.

Carissa bertanya, "Apakah Vita sedang berada dalam masalah?"

Elbert mengangguk dan bercerita kepada mamanya itu, kalau ia mendengar percakapan antara Vita dengan adiknya di telepon. Keluarga Vita sedang terlilit hutang sebesar 50 juta rupiah.

Carissa merasa iba. Namun ia menyadari, bahwa menguping pembicaraan orang di telepon, bukanlah hal yang sopan. Apabila mereka memberikan bonus secara terang-terangan, Vita akan curiga, dan mungkin ia tidak mau menerimanya.

"Lantas, apa yang harus kita lakukan, Ma?" tanya Elbert.

Carissa tersenyum, "Kita harus melakukannya dengan cara yang elegan."

. --o0o--

Sore harinya, Carissa memanggil Vita untuk berbincang-bincang di taman belakang.

"Sudah tiga bulan kamu berada di sini untuk merawat putraku. Bagaimana tanggapanmu selama ini?" tanya Carissa seraya menuangkan teh untuk dirinya dan juga Vita.

Vita menundukkan kepalanya. Apakah maksud Carissa memanggilnya, dan bertanya tentang hal itu kepadanya? Ia tahu bahwa terkadang dirinya merasa gagal, karena Elbert tampak tidak menyukai keberadaannya. Dan sekarang Vita khawatir, kalau Carissa akan memecatnya, karena kinerjanya dirasa kurang baik.

"Saya akan berusaha lebih baik lagi, Nyonya," ucap Vita sambil terus menundukkan kepala.

Carissa tersenyum. Kemudian ia memberikan cangkir yang telah berisi teh itu kepada Vita dan berkata, "Minumlah selagi hangat."

Vita mengangguk dan meneguk isinya sedikit. Kemudian seorang asisten datang dan menyerahkan sebuah dokumen kepada Carissa. Setelah membaca dokumen itu, ia menyodorkannya kepada Vita.

"Apa ini, Nyonya?" tanya Vita.

Carissa berkata, "Ini adalah surat kontrak, untuk bekerja sebagai perawat Elbert selama enam bulan."

Mata Vita berbinar. "Surat kontrak? Berarti aku masih bisa bekerja di tempat ini, selama enam bulan lagi?" batinnya senang.

"Saya berharap, kamu masih dapat bekerja di sini. Karena dari semua perawat yang pernah merawat putraku, menurutku kamulah yang terbaik," kata Carissa sambil tersenyum.

Vita memandang Carissa. Kata-kata wanita ini cukup menyejukkan hatinya. Lalu ia mengingat apa yang telah dilakukannya selama tiga bulan ini. Karena Elbert tidak mau melihat wajahnya, ia sampai memakai berbagai kostum badut untuk dapat menemuinya. Ia pernah memakai kostum Teletubbies, Upin Ipin, Power Rangers, sampai kostum Marsha and The Bear.

Carissa melanjutkan kata-katanya. "Kamu telah berusaha begitu keras, dan saya sangat mengapresiasinya. Oleh karena itu, saya juga akan menaikkan gajimu hingga dua kali lipat. Kamu juga akan mendapatkan berbagai tunjangan seperti akomodasi, transportasi, kesehatan dan lain sebagainya. Cobalah baca surat kontrak itu dengan seksama."

Vita membaca surat kontrak dan ia merasa sangat senang sekali. Saat ini, dirinya membutuhkan banyak uang. Dokter Arif memang telah membantunya, dan berkata bahwa Vita tidak usah mengembalikan uangnya. Namun bagaimanapun, ia merasa berkewajiban untuk menggantinya.

"Bagaimana Vita? Apakah kamu bersedia menerimanya? Saya sangat berharap, kamu dapat bekerja lebih lama lagi di sini," ujar Carissa.

Vita tersenyum lebar. Tentu saja ia tidak mau melewatkan kesempatan ini. "Saya bersedia, Nyonya."

. --o0o--

Sementara itu, Elbert sedang merenung seorang diri di kamarnya. Ia teringat percakapannya dengan Carissa tadi siang. Mamanya bercerita, tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh Vita.

"Bersikap baiklah dengan Vita, dan juga semua orang. Karena kita tidak pernah tahu, masalah apa yang tengah mereka hadapi. Setiap orang itu pasti memiliki masalah. Jadi, apabila kita tidak bisa membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka," nasehat Carissa.

Elbert menghela napas panjang. Ia tahu bahwa hal yang terbaik untuk Vita, adalah membiarkannya terus bekerja di sini. Agar ia dapat membantunya melunasi hutang, membantunya mengumpulkan uang untuk meneruskan kuliah, dan membantunya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter.

"Namun, bagaimanakah dengan diriku sendiri?" batin Elbert. "Semakin aku mengenal Vita, aku akan semakin menyukainya."

Elbert kembali mengingat segala hal yang telah menimpa dirinya. Berbagai masalah yang terjadi, membuat pria itu merasa sangat pesimis. Terlebih dalam hal asmara. Ia takut kembali terluka.

Saat dirinya sehat, Elbert pernah diselingkuhi oleh wanita yang dijodohkan dengannya. Dan semua wanita yang pernah menjadi kekasihnya, tidak ada yang benar-benar tulus mencintainya. Apalagi dengan kondisinya sekarang ini?

Tok tok tok

Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar Elbert. Ketika pria itu membuka pintu, tampaklah Vita dengan kostum Power Rangers.

"Taraaa. Aku datang dengan kostum Ranger biru!" serunya bersemangat. "Sekarang sudah saatnya untuk makan malam dan minum obat. Kamu ingin makan malam di kamar, atau di ruang makan?" tanya Vita

Elbert memilih untuk makan malam di dalam kamar, sehingga Vita membawakan makanan untuknya.

"Kamu tampak lebih ceria hari ini," komentar Elbert.

Vita menjawab dengan riang, "Tentu saja. Aku hari ini sangat senang karena Nyonya Carissa telah menaikkan gajiku hingga dua kali lipat. Selain itu, aku juga dikontrak untuk bekerja merawatmu selama enam bulan."

Lalu ia bertanya kepada Elbert, "Apakah kamu ada permintaan khusus? Hari ini, aku akan mengabulkan apapun keinginanmu."

"Apapun keinginanku?" tanya Elbert.

Vita mengangguk. "Iya, apapun keinginanmu!" Lalu gadis itu bersenandung riang sambil meletakkan makanan, di meja dekat tempat tidur Elbert.

Elbert menatap Vita. Ia sangat menyukai pribadi gadis itu. Walaupun Vita memiliki banyak masalah, namun ia selalu tampak ceria dan penuh semangat.

Saat membandingkan dirinya dengan Vita. Elbert menyadari, bahwa ada banyak hal yang patut ia syukuri. Saat ini, ia memiliki orang tua yang masih sehat dan bersamanya. Ia memilik adik yang sangat mandiri dan tidak merepotkannya. Ia tidak perlu susah payah mengumpulkan uang, agar bisa berkuliah. Dan setelah lulus kuliah, ia tidak perlu bingung mencari pekerjaan, karena orang tuanya memiliki perusahaan sendiri.

"Apakah kamu sudah memikirkan permintaanmu?" tanya Vita yang membuyarkan lamunan Elbert.

Elbert tersentak dan menatap Vita. Ia mengangguk. "Mendekatlah kemari!" pintanya.

Vita mendekatkan dirinya ke Elbert. Kemudian, Elbert melepaskan helm Power Rangers yang dipakai oleh gadis itu.

"Mulai hari ini, kamu tidak perlu memakai kostum aneh-aneh seperti ini lagi," ujar Elbert.

Vita menatap Elbert. "Hanya itu saja?" tanyanya.

"Aku bukan anak kecil yang perlu kamu hibur dengan kostum badut. Ganti baju sana!" perintah Elbert sambil menyerahkan helm Power Ranger itu kepada Vita.

Kemudian Vita menurut dan segera keluar dari kamar Elbert. Pria itu lantas tersenyum sambil menatap punggung Vita.

"Kalau memang sudah takdirku untuk jatuh cinta dan terluka lagi, setidaknya kali ini aku dapat mempersiapkan diri," batinnya.

Terpopuler

Comments

Siska

Siska

keren thorr

2023-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Masalah di Keluarga
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. Pertemuan Kembali
4 Bab 4. Bunga Telang
5 Bab 5. Masa Lalu Elbert
6 Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7 Bab 7. Bonus untuk Vita
8 Bab 8. Menuliskan Harapan
9 Bab 9. Menerbangkan Impian
10 Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11 Bab 11. Kembali Bekerja
12 Bab 12. Kekasih Elbert
13 Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14 Bab 14. Es Krim
15 Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16 Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17 Bab 17. Elbert dan Vita
18 Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19 Bab 19. Penawaran Adit
20 Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21 Bab 21. Kesalahpahaman
22 Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23 Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24 Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26 Bab 26. Kode dari Vita
27 Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28 Bab 28. Percakapan dengan Vita
29 Bab 29. Masalah Baru
30 Bab 30. Vita dan Rere
31 Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32 Bab 32. Nelson
33 Bab 33. Kenangan di Surabaya
34 Bab 34. Pengakuan Vita
35 Bab 35. Mengunjungi Rere
36 Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37 Bab 37. Tak ingin Menunggu
38 Bab 38. Elbert dan Rere
39 Bab 39. Pelanggaran
40 Bab 40. Menyembunyikan Vita
41 Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42 Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43 Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44 Bab 44. Vita dan Vera
45 Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46 Bab 46. Membalik Lawan
47 Bab 47. Pertaruhan
48 Bab 48. Ancaman Rio
49 Bab 49. Tetangga Baru
50 Bab 50. Investasi ke Bright Future
51 Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52 Bab 52. Asisten untuk Elbert
53 53. Membantu Elbert
54 Bab 54. Sabotase
55 Bab 55. Vita dan Elbert
56 Bab 56. Melawan Rio
57 Bab 57. Melawan Rio 2
58 Bab 58. Balkon Apartemen
59 Bab 59. Akhir Rivalitas
60 Bab 60. Rere dan Riana
61 Bab 61. Pernyataan
62 Bab 62. Akhir yang Bahagia
63 Penutup
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Masalah di Keluarga
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. Pertemuan Kembali
4
Bab 4. Bunga Telang
5
Bab 5. Masa Lalu Elbert
6
Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7
Bab 7. Bonus untuk Vita
8
Bab 8. Menuliskan Harapan
9
Bab 9. Menerbangkan Impian
10
Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11
Bab 11. Kembali Bekerja
12
Bab 12. Kekasih Elbert
13
Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14
Bab 14. Es Krim
15
Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16
Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17
Bab 17. Elbert dan Vita
18
Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19
Bab 19. Penawaran Adit
20
Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21
Bab 21. Kesalahpahaman
22
Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23
Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24
Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26
Bab 26. Kode dari Vita
27
Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28
Bab 28. Percakapan dengan Vita
29
Bab 29. Masalah Baru
30
Bab 30. Vita dan Rere
31
Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32
Bab 32. Nelson
33
Bab 33. Kenangan di Surabaya
34
Bab 34. Pengakuan Vita
35
Bab 35. Mengunjungi Rere
36
Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37
Bab 37. Tak ingin Menunggu
38
Bab 38. Elbert dan Rere
39
Bab 39. Pelanggaran
40
Bab 40. Menyembunyikan Vita
41
Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42
Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43
Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44
Bab 44. Vita dan Vera
45
Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46
Bab 46. Membalik Lawan
47
Bab 47. Pertaruhan
48
Bab 48. Ancaman Rio
49
Bab 49. Tetangga Baru
50
Bab 50. Investasi ke Bright Future
51
Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52
Bab 52. Asisten untuk Elbert
53
53. Membantu Elbert
54
Bab 54. Sabotase
55
Bab 55. Vita dan Elbert
56
Bab 56. Melawan Rio
57
Bab 57. Melawan Rio 2
58
Bab 58. Balkon Apartemen
59
Bab 59. Akhir Rivalitas
60
Bab 60. Rere dan Riana
61
Bab 61. Pernyataan
62
Bab 62. Akhir yang Bahagia
63
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!