Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu

Setelah itu, Elbert langsung menuju ke dapur. Hatinya sangat senang, dan ia hendak membuatkan sarapan untuk semua orang di rumahnya. Dengan dibantu oleh beberapa asisten rumah tangga, Elbert sibuk meracik saus, mengolah bumbu daging, hingga memasak steak dengan kematangan yang pas.

Bau harum steak itu memenuhi seisi rumah, dan menggugah selera Vita. Gadis itu langsung merasa lapar, dan segera menuju ke dapur.

"Dari aromanya, sepertinya steak buatanmu sangat enak," kata Vita sambil berkali-kali menghirup harum steak yang sedang dipanggang.

Elbert tersenyum. "Duduklah dahulu di ruang makan, sebentar lagi steaknya matang."

Vita menurut dan ia langsung duduk manis di kursi makan. Beberapa saat kemudian, Elbert menyajikan steak itu kepada Vita.

"Cobalah! Mudah-mudahan kamu suka," ucap Elbert sambil menuangkan saus di atas steak itu.

Vita memotong steak itu dan memakannya. "Enak sekali steak buatanmu!" puji Vita. "Kematangannya pas, perpaduan saus dan dagingnya juga sangat enak."

"Kamu suka? Kalau kamu suka, setiap pagi aku akan masakkannya khusus untukmu," ujar Elbert.

Vita memandang Elbert tidak percaya. "Khusus untukku?" tanyanya.

Elbert menjadi salah tingkah. "Ehm itu, maksudku .... Begini maksudku, kamu adalah perawat, sekaligus pelatih fisioterapiku. Kupikir memasak dapat berguna, sebagai sarana untuk melatih otot-otot tanganku. Jadi kamu dapat menilai mengenai keberhasilan terapiku, melalui masakan yang telah kubuat," kata Elbert beralasan.

Vita mengangguk-anggukkan kepalanya. Alasan Elbert masuk akal. Apabila dilakukan melalui aktivitas yang disukai, persentase keberhasilan terapi menjadi lebih besar, karena pasien lebih termotivasi.

Kemudian Vita teringat, kalau siang hari ini ia memiliki janji dengan dokter Arif. Maka Vita meminta izin kepada Elbert, untuk diperbolehkan keluar sejenak. Elbert pun mengizinkannya.

. --o0o--

Saat Vita pergi menemui dokter Arif, Elbert sibuk mencari informasi mengenai pekerjaan ayah Vita. Ia mendapat informasi dari Nico, bahwa ayah Vita bernama Agung Setiabudi. Namun Nico tidak memberi tahu, di mana ayah Vita itu bekerja.

Elbert menjadi penasaran. Ia membuka laptopnya, untuk mencari tahu lebih lanjut. Berdasarkan penelusuran melalui internet, Elbert mengetahui bahwa ayah Vita adalah seorang direktur, di sebuah perusahaan properti yang bernama Bright Future.

Melihat tulisan Bright Future, Elbert sangat terkejut. Bright Future adalah nama perusahaan milik keluarga Rere, yang merupakan mantan kekasih Elbert.

Mau tak mau, Elbert pun kembali teringat dengan wanita itu. Rere merupakan adik kelas Elbert, saat keduanya menempuh pendidikan di Australia. Saat mengetahui bahwa Elbert berteman dengan Rere, Carissa berinisiatif untuk menjodohkan keduanya. Terlebih Rere adalah anak dari sahabatnya.

Orang tua Rere setuju dengan rencana Carissa, dan memaksa Rere untuk menerima perjodohan itu. Mereka tidak peduli, bahwa Rere telah memiliki kekasih bernama Rio, yang berada di Indonesia. Kedua orang tua Rere merasa, bahwa pernikahan dengan keluarga Elbert, akan lebih menguntungkan mereka secara bisnis.

Berbeda dengan Rere, walaupun merupakan hasil dari perjodohan, Elbert sungguh-sungguh mencintai Rere. Dan tanpa Elbert sadari, Rere masih menjalin hubungan dengan Rio secara diam-diam.

Dua bulan sebelum mereka menikah, Nico menunjukkan bukti perselingkuhan antara Rere dengan Rio. Elbert marah dan membatalkan rencana pernikahan mereka.

Penderitaan Elbert tidak hanya sampai di situ. Suatu hari, video intim antara Rere dengan Rio tersebar di internet. Dengan status Elbert yang hampir menjadi suami Rere, ia pun ikut terkena imbasnya. Sebagian orang mengasihaninya, dan sebagian lagi menjadikannya bahan olok-olok di media sosial.

Elbert menghela napas panjang dan menutup kedua matanya. Ia menjadi ragu, apakah dirinya perlu mencari tahu lebih lanjut, mengenai kasus yang menimpa ayah Vita? Apabila ia meneruskan penyelidikannya, dirinya akan kembali berhubungan dengan keluarga Rere. Dan mungkin saja, ia dapat berhubungan dengan Rere kembali.

Tiba-tiba saja, bayangan wajah Rere muncul di kepala Elbert. Seorang wanita yang cantik, terpelajar, dan cukup perhatian. Elbert teringat, bagaimana dahulu ia melamar Rere.

Walaupun mereka dijodohkan, Elbert ingin menyakinkan Rere, bahwa ia benar-benar mencintai gadis itu dengan segenap hati. Elbert mengajak Rere untuk rekreasi di alam bersama. Ia memasakkan makan malam untuknya, dan melamarnya di bawah bintang-bintang. Namun segala kebaikan dan ketulusan hati Elbert, ternyata belum dapat menggeser posisi Rio di hati Rere.

Kemudian bayangan Rio terbesit di kepalanya, beserta video intim antara pria itu dengan Rere. Darah Elbert menjadi mendidih. Jantungnya pun turut berdegup kencang, dan sekarang kepalanya menjadi sangat pusing.

"Arrgghh!!! Sialan kau, Rere! Sialan kau, Rio! Sialan kalian berdua!!!" teriaknya sambil menutup kedua telinganya.

Lalu Elbert membanting laptopnya, dan semua barang-barang yang ada di meja kerjanya. Ia merasa sangat marah.

. --o0o--

Sementara itu, Vita bertemu dengan dokter Arif di sebuah kafe. Dokter Arif bertanya, mengapa Vita mengembalikan uang pemberiannya. Vita berkata, kalau selama ia mampu, ia akan mengusahakannya sendiri.

Dokter Arif memberikan nasehat, "Vita, lebih baik kamu menyimpannya. Kamu dapat menggunakannya kelak, sebagai biaya perkuliahanmu."

Vita hanya diam saja.

"Jangan menolak rezeki. Atau setidaknya, hargailah usaha orang yang ingin menolongmu," pinta dokter Arif.

Vita menatap dokter Arif. Kata-kata pria itu benar. Akhirnya Vita menerima uang pemberian dokter Arif, dan mengucapkan banyak terima kasih kepadanya.

Tidak lama kemudian, hidangan keduanya datang. Vita memesan sepiring nasi goreng, sedangkan dokter Arif memesan seporsi steak. Dokter Arif memotong steak itu, dan menyodorkannya ke mulut Vita.

"Apakah kamu mau mencobanya? Steak ini berasal dari daging wagyu, yang diolah secara khusus," ujar dokter Arif.

Vita mengangguk dan membuka mulutnya. Saat mengunyah steak itu, ia malahan teringat dengan steak buatan Elbert tadi pagi. Vita merasa, steak buatan Elbert itu jauh lebih enak, daripada steak yang diberikan oleh dokter Arif.

Tiba-tiba ponsel Vita berdering, ia pun segera mengangkatnya. Gadis itu mendengar, bahwa Elbert kembali mengalami ledakan emosi, dan membanting barang-barang. Vita pun bergegas kembali, dan berpamitan dengan dokter Arif.

"Dokter Arif, terima kasih untuk hari ini. Namun aku harus segera kembali bekerja. Elbert tiba-tiba marah, dan membanting barang-barang," kata Vita.

Sesampainya di rumah Elbert, Vita melihat banyak sekali barang yang berceceran di lantai. Beberapa asisten rumah tangga tampak membereskan pecahan-pecahan barang. Vita mencari Elbert, dan melihat pria itu sedang duduk terdiam di kursi rodanya.

Vita mendekati Elbert dan bertanya dengan lembut, "Elbert, apa yang membuatmu marah seperti ini?"

"A- Aku teringat dengan Rere, mantan kekasihku dulu," jawab Elbert terbata-bata.

Kemudian Vita mengambil sehelai kertas, dan melipatnya menjadi seekor burung bangau. Ia meletakkan bangau kertas itu di tangan Elbert.

"Lihatlah burung bangau ini, apabila kamu merasa emosi. Jangan terus menoleh ke belakang, tetapi lihatlah ke depan. Fokuslah terhadap mimpimu, dan apa yang ingin kamu capai," ucap Vita.

Elbert melihat bangau kertas itu, dan menatap ke arah Vita. Ia menyadari, saat ini ada Vita yang berada di sampingnya. Ia pun menganggukkan kepalanya.

Episodes
1 Bab 1. Masalah di Keluarga
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. Pertemuan Kembali
4 Bab 4. Bunga Telang
5 Bab 5. Masa Lalu Elbert
6 Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7 Bab 7. Bonus untuk Vita
8 Bab 8. Menuliskan Harapan
9 Bab 9. Menerbangkan Impian
10 Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11 Bab 11. Kembali Bekerja
12 Bab 12. Kekasih Elbert
13 Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14 Bab 14. Es Krim
15 Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16 Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17 Bab 17. Elbert dan Vita
18 Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19 Bab 19. Penawaran Adit
20 Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21 Bab 21. Kesalahpahaman
22 Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23 Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24 Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25 Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26 Bab 26. Kode dari Vita
27 Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28 Bab 28. Percakapan dengan Vita
29 Bab 29. Masalah Baru
30 Bab 30. Vita dan Rere
31 Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32 Bab 32. Nelson
33 Bab 33. Kenangan di Surabaya
34 Bab 34. Pengakuan Vita
35 Bab 35. Mengunjungi Rere
36 Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37 Bab 37. Tak ingin Menunggu
38 Bab 38. Elbert dan Rere
39 Bab 39. Pelanggaran
40 Bab 40. Menyembunyikan Vita
41 Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42 Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43 Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44 Bab 44. Vita dan Vera
45 Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46 Bab 46. Membalik Lawan
47 Bab 47. Pertaruhan
48 Bab 48. Ancaman Rio
49 Bab 49. Tetangga Baru
50 Bab 50. Investasi ke Bright Future
51 Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52 Bab 52. Asisten untuk Elbert
53 53. Membantu Elbert
54 Bab 54. Sabotase
55 Bab 55. Vita dan Elbert
56 Bab 56. Melawan Rio
57 Bab 57. Melawan Rio 2
58 Bab 58. Balkon Apartemen
59 Bab 59. Akhir Rivalitas
60 Bab 60. Rere dan Riana
61 Bab 61. Pernyataan
62 Bab 62. Akhir yang Bahagia
63 Penutup
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Masalah di Keluarga
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. Pertemuan Kembali
4
Bab 4. Bunga Telang
5
Bab 5. Masa Lalu Elbert
6
Bab 6. Hutang Pinjaman Online
7
Bab 7. Bonus untuk Vita
8
Bab 8. Menuliskan Harapan
9
Bab 9. Menerbangkan Impian
10
Bab 10. Kepedihan di Masa Lalu
11
Bab 11. Kembali Bekerja
12
Bab 12. Kekasih Elbert
13
Bab 13. Pertemuan dengan Bright Future
14
Bab 14. Es Krim
15
Bab 15. Berdamai dengan Masa Lalu
16
Bab 16. Pertemuan dengan Rere
17
Bab 17. Elbert dan Vita
18
Bab 18. Pertengkaran Vita dan Tessa
19
Bab 19. Penawaran Adit
20
Bab 20. Hari Terakhir Bekerja
21
Bab 21. Kesalahpahaman
22
Bab 22. Vita dan Dokter Arif
23
Bab 23. Percakapan dengan Carissa
24
Bab 24. Bekerja di Rumah Sakit Jiwa
25
Bab 25. Undangan dari Dokter Arif
26
Bab 26. Kode dari Vita
27
Bab 27. Pertemuan dengan Carissa
28
Bab 28. Percakapan dengan Vita
29
Bab 29. Masalah Baru
30
Bab 30. Vita dan Rere
31
Bab 31. Kenangan Bersama Rere
32
Bab 32. Nelson
33
Bab 33. Kenangan di Surabaya
34
Bab 34. Pengakuan Vita
35
Bab 35. Mengunjungi Rere
36
Bab 36. Kenyataan yang Tidak Terduga
37
Bab 37. Tak ingin Menunggu
38
Bab 38. Elbert dan Rere
39
Bab 39. Pelanggaran
40
Bab 40. Menyembunyikan Vita
41
Bab 41. Di Kediaman Dokter Arif
42
Bab 42. Kontrak dari Dokter Arif
43
Bab 43. Perbincangan dengan Vera
44
Bab 44. Vita dan Vera
45
Bab 45. Percakapan Elbert dan Vita
46
Bab 46. Membalik Lawan
47
Bab 47. Pertaruhan
48
Bab 48. Ancaman Rio
49
Bab 49. Tetangga Baru
50
Bab 50. Investasi ke Bright Future
51
Bab 51. Rencana Sentra Kuliner
52
Bab 52. Asisten untuk Elbert
53
53. Membantu Elbert
54
Bab 54. Sabotase
55
Bab 55. Vita dan Elbert
56
Bab 56. Melawan Rio
57
Bab 57. Melawan Rio 2
58
Bab 58. Balkon Apartemen
59
Bab 59. Akhir Rivalitas
60
Bab 60. Rere dan Riana
61
Bab 61. Pernyataan
62
Bab 62. Akhir yang Bahagia
63
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!