Aluna terbangun dari tidurnya, ia merasakan suasana hati yang senang. Entah kenapa hatinya terasa sangat senang hari ini, mungkin karena ia sudah lama tidak tidur di kamar ini.
Kini Aluna berjalan perlahan ke ruang makan, sudah ada beberapa pelayan yang tengah menyiapkan sarapan untuk semua orang.
Aluna yang sudah mulai lapar pun langsung duduk di meja makan, ia melihat beberapa orang rumah pun datang dengan tatapan mata yang menatapnya.
"Semuanya sudah datang." Kakek Agra tersenyum dan duduk di tengah-tengah meja makan, ia melihat ke kanan dan ke kiri.
Semua makanan sudah tersaji di depan meja makan, Kakek Agra langsung meminta semua orang untuk sarapan bersama.
Begitu juga dengan Aluna, ia makan dengan perlahan dan menunjukkan sisi elegan nya sebagai seorang wanita.
Hal itu membuat Abian melihatnya dengan penuh damba, baginya Aluna adalah wanita yang sempurna karena wanita itu pemilik saham terbesar di perusahaan Axion dan pastinya Aluna adalah pasangan yang cocok untuk dirinya.
"Aluna, apakah kau sekarang sudah bekerja?" tanya Kakek Agra.
Josep pun langsung menjawab pertanyaan Kakek Agra yang di tujukan untuk Aluna. "Aluna bekerja di perusahaan ku, ayah." Jawab Josep dengan senyuman di wajahnya.
Aluna mengerutkan keningnya, "Tidak Kakek, aku sama sekali tidak bekerja di perusahaan Ayah." jelas Aluna yang membuat Josep menatapnya dengan tatapan marah.
"Josep, apa maksudnya ini?" Tanya Kakek Agra yang kini menatap Josep dan meminta penjelasan kepadanya.
"Sudah Kakek, jangan menyalahkan Ayah seperti itu. Lagi pula ini adalah pilihan ku, dan aku ingin bekerja dan memiliki perusahaan ku sendiri tanpa campur tangan orang lain." Jelas Aluna dengan senyuman di wajahnya.
"Jadi kau punya perusahaan sendiri? Apa nama perusahaan mu?" Tanya Kakek Agra yang terlihat senang dan antusias saat mendengar keberhasilan Aluna.
"Axion." Jawab Aluna.
Semua orang yang mendengar hal itu nampak tercengang, kecuali Abian karena memang dia sudah tahu dari awal.
"Jangan bercanda Aluna, mana mungkin kau pemilik perusahaan Axion!?" Olivia seketika menyela perbicangan Aluna dan Kakek Agra, dia sama sekali tidak percaya dengan omong kosong Aluna.
Olivia yakin jika Aluna hanya berkhayal agar terlihat sebagai orang kaya.
"Mana mungkin aku berbohong, jika kau tidak percaya. Aku bisa tanyakan pada suami mu, benarkan Kakak ipar?" Ucap Aluna dengan senyuman di wajahnya, kini mata Aluna menatap Abian dengan tatapan hangat dan lembut.
Abian yang melihat tatapan Aluna merasa sangat senang, ia yakin jika Aluna masih mencintainya sama seperti dulu.
"Mas?" Kini Olivia melihat ke arah Abian, matan Olivia menatap Abian seakan meminta jawaban Abian jika semua yang dikatakan oleh Aluna adalah kebohongan.
"Yang di katakan oleh Aluna adalah benar, dia adalah pemilik perusahaan Axion." Jelas Abian dengan senyuman di wajahnya, matanya terus melihat ke arah Aluna tanpa memperdulikan tatapan membunuh dari Olivia yang tengah di landa kemarahan yang luar biasa.
"Bagaimana bisa kau menjadi pemilik perusahaan itu?" Tanya Diandra yang kini menatap Aluna.
Aluna tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Diandra, "Di dunia ini apa yang tidak bisa, Mama? Lagi pula selama bertahun-tahun aku bekerja keras di luar sana." jelas Aluna dengan senyuman di wajahnya.
Ia ingin sekali tertawa dengan keras saat melihat ekspresi orang-orang yang dulu meremehkannya, dan memperlakukannya seperti seekor binatang.
"Tentu saja Aluna akan sukses di luar sana karena dia adalah anak ku." Josep tersenyum dan seakan membanggakan keberhasilan Aluna, dan mengganggap jika hal itu adalah karena Aluna adalah anaknya.
"Kakek ikut senang mendengar keberhasilan mu, Aluna." Kakek Agra tersenyum dan kembali melanjutkan sarapannya.
"Aluna jika kau sudah menjadi orang yang sukses, kenapa tidak bilang kepada Mama dari dulu." Kini Diandra merubah sikapnya kepada Aluna.
Aluna tercengang saat melihat perubahan Diandra, kini ia yakin jika ibunya itu adalah seekor rubah betina yang mampu merubah wujudnya setiap saat.
"Aku sudah coba mengatakannya dari awal, tapi kalian malah mengusir ku dan menganggap ku ingin menumpang hidup." Jawab Aluna dengan senyuman di wajahnya, sebuah senyuman yang seakan tengah meremehkan dan menghina Diandra.
"Kau mengusir Aluna?" Tanya Kakek Agra dengan tatapan marah.
"Anu.. Kakek, sebenarnya.." Diandra bingung harus menjawab apa.
"Dari dulu kau tidak pernah menyayangi Aluna, harusnya dari dulu aku tidak mengizinkan kalian berdua..." Tapi sebelum Kakek Agra menyelesaikan perkataan, Josep langsung memotong.
"Maafkan kami Kakek, saat itu kamu khilaf. Aluna apa kau bersedia memaafkan kedua orang tuamu ini? Ayah dan Mama mu berjanji tidak akan pernah bersikap seperti itu kepada mu. Benarkah sayang?" Kini mata Josep melirik ke arah Diandra.
"Tentu saja sayang, Aluna maafkan Mama yah? Mama tahu sikap Mama itu sangat buruk kepada mu." Kini Diandra memegang tangan Aluna.
Aluna hanya menatap dingin tangannya yang tengah di genggam oleh Diandra, tidak ada perasaan senang dan hangat di hati Aluna. Baginya perkataan Diandra dan Josep hanyalah sebuah omong kosong yang keluar dari mulut mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments