Aluna berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan, ruangan yang sangat familiar baginya. Tidak ada yang berubah sedikitpun, hingga sosok pria tua memanggil namanya.
Aluna tersenyum saat melihat pria tua di depan matanya, "Kakek." Ucap Aluna yang langsung memeluk Kakek Agra.
"Kakek sangat merindukanmu, Aluna." Ucap Kakek Agra dengan suara lembut.
"Aluna juga sangat merindukan, Kakek." Jawab Aluna.
Kakek Agra lalu mengajak Aluna untuk ke ruang keluarga, dimana Diandra dan Josep ada di sana.
Diandra tersenyum manis saat melihat Kakek Agra datang dan duduk di hadapan mereka, Aluna bisa melihat tatapan hangat Diandra kepadanya.
"Aluna, bagaimana perjalanan mu sayang?" Tanya Diandra.
Aluna terdiam dengan tatapan mata yang tajam, ia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan dari Diandra.
"Ayah bagaimana keadaan mu? Aku sangat khawatir saat mendengar jika kau sedang sakit." Josep membuka pembicaraan dengan nada lembut.
"Aku baik-baik saja," jawab Kakek Agra dengan senyuman tipis di wajahnya. "Aluna bagaimana keadaan mu sekarang? Apa kau menikmati liburan di luar negeri mu?" Tanya Kakek Agra.
Aluna terdiam dengan tatapan mata yang bingung, liburan ke luar negeri? Matanya menatap Kakek Agra, "Aku tidak liburan ke luar negeri." Jawab Aluna polos.
Josep dan Diandra menatap Aluna dengan tatapan marah, tapi mereka tetap berusaha tersenyum manis.
"Apa maksudnya ini? Bukankah aku sudah memberikan tiket untuk Aluna? Kalian tidak memberikannya?" Tanya Kakek Agra.
"Begini Ayah. Aluna saat itu masih kuliah, jadi tiketnya di gunakan oleh Olivia untuk bulan madu." Jawab Josep.
Tapi Aluna langsung membalas perkataan Josep. "Aku tidak pernah kuliah Kakek, selama ini aku hidup di jalanan." Jelas Aluna.
Agra kini menatap Josep dan Diandra dengan tatapan meminta penjelasan, Josep langsung menarik Agra dan mengajaknya mengobrol empat mata.
"Apa yang kau katakan! Bukankah aku sudah bilang, jangan lakukan hal yang bisa membuat Kakek sedih!" Maki Diandra.
"Sebenarnya siapa yang tengah kau lindungi, kesehatan Kakek atau dirimu sendiri?" Tanya Aluna karena kini ia tahu jika Diandra sengaja memanfaatkannya, hanya untuk dirinya sendiri.
"Jaga ucapan mu itu, kau itu hanya gadis miskin. Jika bukan karena aku dan ayahmu, mungkin kau tidak pernah bisa merasakan makan makanan enak." Jawab Diandra, ia tahu jika Aluna hanyalah gadis miskin yang sedang bertingkah.
Aluna tersenyum, ia berjalan mendekati Diandra. "Apa kau pikir aku peduli dengan semua perkataan mu? Aku yakin dulu aku sangat bodoh karena percaya jika orang tua seperti kalian, akan memperlakukan dengan baik jika aku sukses." Ucap Aluna.
Diandra tertawa saat mendengar perkataan Aluna, "Sukses kau bilang? Mau bagaimana pun, kau tidak akan pernah bisa selangkah lebih maju dari Olivia." Jelas Diandra.
"Baiklah, tapi kenapa kau sangat membenci ku. Mama?" Tanya Aluna dengan menekan kata Mama.
Diandra terdiam sejenak, "Karena kau memang menyebalkan dari kecil, kau bukan anak penurut. Kau juga tidak pintar dan sukanya menghabiskan uang ku." Jawab Diandra.
"Mungkin harusnya ucapan mu yang tadi itu kau lontarkan pada Olivia, bukankah dia tidak pintar? Nakal? Dan hanya bisa menghabiskan uang saja." Timpal Aluna dengan senyuman mengejek.
"Aluna!" Suara Olivia menggema di seluruh ruangan, ia berjalan dengan tatapan mata yang tajam.
"Ada apa?" Tanya Aluna kesal.
"Sudah beberapa tahun kau hidup di dunia luar, kini lidah mu itu bahkan sangat liar!" Maki Olivia.
"Lantas apa urusannya dengan mu? Bukankah selama ini aku memang tidak pernah di didik? Harusnya kau salahkan orang tua yang sama sekali tidak bisa mendidih anaknya ini." Jawab Aluna dengan mata yang melirik ke arah Diandra.
Tangan Olivia tiba-tiba terangkat, ia ingin menampar pipi Aluna tapi sebuah tangan kekar langsung menahan tangan Olivia.
"Mas?" Tanya Olivia heran dan kesal.
"Apa yang kau lakukan? Ini baru hari pertama kita sampai di rumah Kakek, tapi kau sudah ingin membuat keributan." Abian tiba-tiba datang dan berusaha melerai pertengkaran antara Olivia dan Aluna.
"Mas, Aluna yang berbicara tidak sopan pada Mama." Jelas Olivia.
"Sudah, semua itu jelas ada alasannya. Dan Mama sebaiknya kau jangan selalu pilih kasih, kau terus menyalahkan Aluna tanpa melihat sikap Olivia yang keterlaluan seperti ini." Ucap Abian.
Olivia yang mendengar hal itu seketika marah, "Kenapa kau membela gadis itu?! Aku istri mu!" Teriak Olivia.
"Aluna sebaiknya kau beristirahat di dalam kamar, aku yakin kau sangat lelah." Ucap Abian dengan senyuman lembut, tanpa Abian sadari jika Olivia menatap marah ke arahnya.
"Mas!" Panggil Olivia dengan tatapan marah, ia tidak percaya jika suaminya malah membela Aluna daripada dirinya.
"Aku cape." Jawab Abian yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Olivia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Metro Kdw
semangat Thor biar up nya banyak
2023-11-18
1