Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, Aluna terbangun dengan tangan kekar yang melingkar di pinggang rampingnya. Ia bisa melihat Antonio tengah terbaring di sampingnya, mata Aluna memandang wajah Antonio yang masih terlelap dalam tidurnya.
Wajah Antonio sangatlah tampan, wajah yang ibarat di pahat langsung oleh malaikat yang akan membuat setiap wanita jatuh cinta ketika melihat wajah pria itu.
Aluna terkejut saat kedua mata Antonio terbuka, pria itu tersenyum ke arahnya. "Aku tahu, aku sangat tampan. Tapi memandangi seseorang yang sedang tidur itu suatu hal yang tidak sopan." Ucap Antonio.
"Apa sih?!" Jawab Aluna yang memilih bangkit dari tempat tidurnya.
Kini Aluna berada di meja makan dengan berbagai macam hidangan yang sudah di sediakan, Antonio yang merupakan pria penghambat Aluna pun selalu berada satu meja bersama dengan Aluna.
"Bagaimana persiapannya, apakah sudah?" Tanya Aluna kepada kepala Pelayan.
"Sudah Nona, semua persiapan sudah selesai. Tapi apa anda yakin, akan pergi?" Tanya Kepala pelayan.
"Tentu, aku sudah lama tidak bertemu dengan Kakek. Aku yakin dia akan sangat senang saat bertemu dengan ku." Jawab Aluna dengan senyuman.
Antonio yang tengah makan mendengarkan setiap percakapan diantara kedua orang di depannya.
"Apa saya harus ikut untuk menjaga Nyonya?" Tanya Kepala pelayan.
"Tidak usah, tapi kau sudah menyiapkan hadiah yang ku inginkan?" Tanya Aluna.
"Sudah Nyonya, semuanya sudah ada di dalam mobil." Jawab Kepala pelayan.
"Baiklah, aku akan pergi bersama dengan Antonio. Kau jaga rumah dengan baik, jika ada apa-apa kau bisa menghubungi ku." Jelas Aluna yang bangkit dari tempat duduknya, ia mengakhiri acara sarapan paginya dan segera kembali ke kamar untuk bersiap-siap.
"Hey, kepala pelayan. Kenapa kau sangat mengkhawatirkan Aluna yang akan pergi?" Tanya Antonio penasaran.
Cedrik menghela nafas, "Nona akan pergi ke rumah Kakeknya." Jawab Cedrik.
"Bagus dong," jawab Antonio.
"Itu memang hal bagus, tapi akan ada orang-orang yang telah membuat hidup Nyonya menderita." Jawab Cedrik.
Antonio terdiam, "Siapa orang-orang yang kau maksud itu?" Tanya Antonio penasaran.
"Keluarga Nyonya Aluna." Jawab Cedrik dengan tatapan mata yang serius.
Antonio kini paham situasi yang ada di depan matanya, ia tersenyum lalu bangkit dari tempat duduknya.
Entah kenapa hatinya terasa sangat senang, ia ingin sekali melihat pertempuran antara Aluna dengan orang-orang itu.
Aluna yang sudah bersiap langsung masuk ke dalam mobil, untuk kali ini Aluna tidak menggunakan supir tapi Antonio lah yang mengendarai mobilnya.
"Kenapa diam? Apa majikan ku sangat gugup?" Tanya Antonio.
"Jangan banyak bicara, fokus saja pada jalanan." Jawab Aluna.
Antonio tersenyum, kali ini ia bertugas untuk menjadi pelayan Aluna. Dan pria itu juga ingin tahu, siapa orang-orang yang telah mengusik kehidupan majikannya.
Mata Antonio menatap sebuah rumah besar dan cukup kuno, ia seperti pernah melihat rumah ini sebelumnya tapi entah kenapa otaknya tidak ingat sama sekali.
"Apa yang kau lakukan? Cepat bawa barang-barang ku!" Perintah Aluna pada Antonio.
Antonio tersenyum tipis, meski ia kesal karena terus di perintah oleh wanita itu. "Sialan." Gumam Antonio, ia yakin Aluna pasti akan terkena serangan jantung jika wanita itu tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
"Aluna, kenapa kau lama sekali?!" Diandra menghampiri Aluna yang baru datang.
Tapi Aluna sama sekali tidak peduli, ia memilih untuk berjalan melewati Diandra.
"Dasar anak kurang ajar!" Maki Diandra kesal.
"Sebaiknya kau jangan halangi jalan ku!" Jawab Aluna dengan tatapan mata yang tajam, ia sudah muak di perlakukan layaknya seekor anjing.
"Beraninya kau berkata seperti itu kepada ku! Aku ibumu." Jawab Diandra.
"Seorang ibu tidak akan pernah menyakiti anaknya sendiri." Jawab Aluna yang langsung berjalan melewati Diandra.
Antonio tersenyum saat melihat keganasan Aluna kepada orang yang berniat mengintimidasinya.
Olivia terdiam dengan mata yang menatap seorang pria tampan tengah berjalan di hadapannya.
"Siapa dia?" Gumam Olivia dengan tatapan mata yang berbinar-binar.
"Antonio cepat!" Tatapan Olivia langsung melihat suara yang memanggil pria itu.
"Aluna? Apa hubungan dia dengan pria tampan itu?" Tanya Olivia di dalam hati.
Wanita itu lalu berjalan menghampiri Aluna, senyuman manis dan mempesona terlihat jelas di wajah Olivia.
"Aluna, aku sudah datang?" Sapa Olivia, matanya melirik ke arah Antonio tapi pria itu hanya diam tanpa melirik ke arahnya.
"Iya." Jawab Aluna singkat.
"Sebaiknya kau segera beristirahat, lalu siapa pria ini?" Tanya Olivia penasaran.
"Dia pelayan ku." Jawab Aluna.
Olivia tersenyum tipis. "Aluna, kenapa kau sangat kejam membiarkan pelayan mu membawakan barang-barang milik mu." Ucap Olivia dengan tatapan iba.
Tapi Aluna tidak peduli, "Aku membayarnya dengan uang ku, jadi itu hak ku mau melakukan apapun kepadanya. Lagi pula dia juga tidak keberatan, benarkan Antonio?" Tanya Aluna dengan mata yang melirik ke arah Antonio.
"Tentu saja, pelayan ini tidak keberatan meski harus bersujud sekalipun." Jawab Antonio dengan senyuman mempesona.
Sebuah senyuman yang membuat Olivia terpana saat melihatnya, lalu Aluna mengajak Antonio untuk segera masuk ke dalam kamar.
"Arg... Kenapa wanita sialan itu bisa mendapatkan pelayan yang tampan seperti Antonio."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments