Aluna masuk ke dalam kamar dengan senyuman di wajahnya, ia sangat senang ketika mengingat ekspresi Olivia yang sangat marah.
Sebuah tangan kekar tiba-tiba memeluk tubuh Aluna dengan lembut, Aluna bisa mencium wangi tubuh Antonio yang sudah tidak asing di hidungnya.
"Kenapa kau sangat senang sekali? Apa kau senang karena di bela oleh mantan mu?" Tanya Antonio dengan tatapan mata yang dingin, meski Aluna tidak bisa melihat tatapan mata Antonio.
"Apa maksudmu?" Tanya Aluna yang melepaskan tangan Antonio dari tubuhnya.
"Tidak, bagaimana apakah majikan ingin ku manjakan?" Tanya Antonio.
"Tidak, aku sedang lelah. Kau boleh keluar dari kamar ku dan pergi ke kamar belakang, para pelayan sudah menyiapkan kamar untuk mu." jelas Aluna.
Antonio yang mendengar hal itu tersenyum kesal, baru kali ini ia di perlakukan seperti seorang pelayan sungguhan. Selama ini semua orang tunduk dan hormat kepadanya, tapi Aluna sama sekali tidak melakukan hal itu. Jikapun Antonio tidak mengatakan identitasnya yang sebenarnya, tapi harusnya Aluna bisa sadar dari aura Antonio yang berbeda dari pelayan biasa.
"Apa yang kau tunggu, Antonio? Cepat, keluar dari kamar ku." Usir Aluna kesal, ia mendorong tubuh Antonio agar keluar dari kamarnya.
Antonio kini berdiri di depan pintu kamar Aluna, tatapan kesal dan tangan yang mengepal terlihat jelas dari Antonio. "Wanita sialan." Gumam Antonio.
Tapi matanya langsung melirik ke arah seseorang yang tengah berjalan ke arahnya, "Hey kau!" Abian berjalan santai ke arah Antonio, ia menatap Antonio dengan mata yang menyipit.
"Apa kau pelayan Aluna?" Tanya Abian memastikan.
"Iya." Jawab Antonio dengan nada tegas, tidak ada ekspresi ataupun nada bicara khas pelayan sama sekali.
Hal itu membuat Abian kesal, baginya pria di depannya adalah orang yang tidak tahu malu karena tidak menyadari posisinya dan malah bersikap kurang ajar.
"Sebaiknya kau bersikap sesuai dengan kedudukan mu, pelayan!" Jelas Abian dengan tatapan kesal dan meremehkan.
Antonio yang mendengar hal itu, menatap tajam Abian. "Sikap dan perilaku ku, tidak ada hubungannya dengan mu." Jawab Antonio dengan tatapan mengintimidasi.
Antonio tersentak saat merasakan aura yang mengintimidasi dirinya, ia seperti tengah berhadapan dengan seseorang yang memiliki kedudukan tinggi lebih darinya.
"Kau!" Tunjuk Abian, ia bingung harus berbicara apa lagi.
"Kenapa? Kau tidak suka dengan sikap ku?! Jika kau tidak suka, maka enyah lah dari hadapanku." Jawab Antonio yang memegang tangan Abian.
Pria itu langsung meringkus kesakitan saat Antonio mencengkram erat pergelangan tangan Abian. "Beraninya kau bersikap tidak sopan kepada ku, ingat kau hanya seorang pelayan. Dan aku akan menendang mu keluar dari rumah ini dan juga dari kehidupan Aluna." Ucap Abian dengan tangan yang memegang tangannya, rasa sakitnya masih sangat terasa.
"Lakukanlah jika kau mampu!" Jawab Antonio yang seakan menantang Abian.
Abian yang kesal langsung bergegas pergi meninggalkan Antonio, ia terus mengoceh tanpa henti. Amarahnya semakin memuncak saat mengingat ekspresi Antonio yang seakan tengah meremehkan dirinya.
"Dasar pelayan rendahan, dia pikir dirinya siapa. Dia hanya pelayan yang di pekerjaan oleh Aluna, dan aku adalah pengusaha yang sukses. Awas saja kau! Aku akan membuatmu tidak bisa hidup di kota ini." Abian terus mengoceh tanpa henti, amarahnya tidak bisa di redakan begitu saja. Harga dirinya terasa di injak-injak oleh pelayan rendahan berwajah tampan itu.
"Mas, kau kenapa?" Olivia di buat keheranan saat melihat Abian datang entah dari mana dengan wajah yang menahan amarah.
"Mas, kau terluka?" Tanya Olivia saat melihat tangan Abian yang memerah seperti habis di cengkam oleh seseorang.
"Ambilkan air dingin." Pinta Abian dengan suara yang cukup lantang, membuat Olivia sedikit tersentak.
Olivia langsung menuruti perintah dari Abian, ia bisa melihat mata Abian yang tengah menahan amarah yang luar biasa. Tapi Olivia sama sekali tidak tahu, siapa yang bisa membuat Abian sampai marah seperti ini.
"Mau kau kenapa?" Tanya Olivia saat semuanya sudah mulai membaik.
Abian hanya diam, ia sama sekali tidak menggubris pertanyaan dari Olivia. "Mas?!" Olivia yang kesal langsung memegang tangan Abian dan mengguncang tubuh Abian.
"Apa kau bisa diam! Dari tadi kau terus mengoceh seperti anak kecil?!" Abian seketika bangkit dan membentak Olivia dengan nada tinggi.
Hal itu membuat Olivia terkejut dengan sikap Abian yang tiba-tiba berubah, "Mas, kau membentak ku?" Tanya Olivia dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sebaiknya kau diam, kau itu istri ku tapi malah membuat ku semakin marah." Jelas Abian yang sama sekali tidak menjelaskan apa yang telah membuatnya marah.
"Mas, mana mungkin aku bisa membuatmu tenang. Sementara kau, tidak mengatakan penyebab mu menjadi marah seperti ini. Aku bukan dukun yang bisa membaca isi hatimu, Mas!" Olivia yang kesal langsung membalas perkataan Abian dengan suara lebih lantang.
"Dasar wanita gila, kau malah meninggikan suara mu di depan suami mu sendiri!" Jawab Abian yang semakin kesal, ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Olivia yang menatanya dengan tatapan marah dan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments