Chapter 5

"Saat kau meminta hatiku, aku memberikanmu seluruh raga dan jiwaku. Dan saat kau meminta jantungku, aku memberikan seluruh duniaku. Namun yang kau berikan padaku hanya sebuah kata yang tak lain adalah LUKA ! Hanya sebuah LUKA."

~Aiden Brown~

.

.

.

.

.

.

.

.

14 November 2020

Wajah cantik gadis berumur dua puluh empat tahun itu terlihat pucat. Ia menatap wajahnya dengan senyum miris. Dulu dia adalah Ratu di dunia Entertement. Gadis yang di puja-puja oleh seluruh masyarakat Belanda.

Namun kini semuanya berubah 180° hinga membuat dia hanyalah seorang sampah masyarakat. Sang ayah masuk penjara dengan kurungan seumur hidup. Sedangkan sang Ibu memilih gantung diri di rumah mewahnya.

Setelah sang Ayah di vonis menjadi tersangka korupsi dan juga penjebakan seorang Jaksa. Dan juga pembunuhan berencana yang pernah di lakukan oleh sang Ayah membuat hukuman Tuan Smith menjadi kurungan seumur hidup.

Tangan Lara mulai bekerja memberikan sentuhan pada wajah pucatnya. Ia mengoleskan lipstik berwarna pink terang sebagai sentuhan akhir.

Kamar yang dulu luas lengkap dengan perabotan mahal kini di gantikan dengan lemari usang. Tempat tidur biasa dengan kasur keras. Bahkan kamar mandi Lara dulu lebih besar dari pada kontrakan berserta kamar yang Lara tempati saat ini.

Keluarganya yang lain memilih membuang Lara. Lara bagaikan barang rosokan yang tak berharga. Keluarganya malu jika harus menampung anak Koruptor dan pembunuh seperti Lara.

Lara berusaha bangkit dari keterpurukannya. Ia hanya memiliki izajah Senior High School saja karena ia tak sempat mengeyam bangku Universitas. Saat ia lulus dari Junior High School ke dua orang tuanya langsung di tangkap.

Hinga hartanya langsung di sita. Tak peduli jika di sana juga ada uang Lara. Dimana gadis itu pernah bekerja sebagai seorang artis. Dunia yang dulu begitu baik untuk Lara langsung berubah menyudutkan Lara.

Dengan pakaian seadanya Lara melangkah menuju tempat kerjanya. Namun sialnya Bosnya melemparkan uang ke wajah Lara dan mengatkan jika ia di pecat dari tempat itu. Dimana Lara berapa bulan bekerja sebagai pagawai Caffe dengan gaji rendah.

Lara duduk lemah di halte dengan tatapan kosong. Lara meremas uang yang Bosnya berikan. Lelaki paruh baya itu tak mengatakan apa kesalahannya hingga di pecat. Dia hanya mengusir Lara dan mengatakan bahwa Lara tak lagi di terima bekerja di sana.

"Kenapa wajahmu kusut begitu anak muda?" Seru sebuah suara yang terdengar dari samping kiri Lara.

Lara langsung menoleh menatap ke arah seorang lelaki paruh baya duduk di samping Lara. Ke dua alis mata Lara menyatu melihat lelaki tua itu tersenyum.

"Apa kau di pecat dari pekerjaan?" Tanya seolah bisa membaca apa yang terjadi dengan diri Lara.

Bukan hanya alis mata yang menyatu namun kening Lara berlipat saat ini melihat penasaran ke arah Lelaki tua itu.

"Seperti tebakanku benar ya." Tuturnya lagi dengan manggut-manggut mengerti.

Lara langsung berdiri dari duduknya . Ia merasa tak suka ada orang lain yang bertindak sok tau dengan apa yang terjadi padanya. Apa lagi ia merasa lelaki itu terlihat tak baik untuknya.

Lara melangkah meninggalkan lelaki itu. Namun baru dua langkah pergerakan kaki Lara terhenti saat suara lelaki tua itu terdengar.

"Kau membutuhkan pekerjaan. Aku sedang mencari sekretaris untuk Bos ku. Karena dia terlalu tempramental hingga membuat tak satu orang pun tahan menjadi sekretarisnya. Jika kau mau kau bisa melamar di perusahan dimana aku bekerja." Tutur lelaki yang tak Lara kenal itu.

Lara masih diam di tempat tampa membalikan tubuhnya. Lelaki itu meletakan kartu nama di atas tempat duduk halte.

"Jika kau berminat kau bisa melamar besok di sana." Ucapnya lalu melangkah pergi saat Bus tujuan lelaki itu berhenti.

Lara masih diam, di dalam otaknya masih menimbang-nimbang. Apakah ia akan melamar di perusahaan tempat lelaki itu bekerja. Lalu Lara membalikan tubuhnya dan melangkah mendekati bangku halte yang sepi.

Ia memungut kartu nama sebuah perusahaan ternama itu. Lara menghembuskan nafas letih nya.

"Apa aku bisa menjadi sekretaris di perusahaan besar ini? Aku hanya lulusan Junior High School ." Ucap Lara lalu memasukan kartu tersebut ke dalam tas sandang nya dan melangkah pergi dari sana.

Di lain tempat lelaki dengan mata elang itu menatap sasarannya dengan mata semakin menajam. Saat timah panas itu terlepas dari tempatnya. Suara bising dari tembakan senjata api itu mengenai sasarannya dengan tepat.

Tepukan tangan dari para kolega dan para pemegang saham yang lainya terdengar jelas. Lelaki bernama lengkap Aiden Smith itu tersenyum sinis. Para lelaki tua itu tersenyum bangga pada Presdir sekaligus ketua Mafia itu dengan wajah takjub.

"Wah! Kemampuan Presdir Brown semakin hari semakin hebat." Puji pemilik Star Group yang berdiri di samping kanan Aiden.

"Ya, kami merasa semakin kagum." Tutur yang lainnya.

Aiden hanya tersenyum dingin mendengar Koleganya memuji dirinya. Tiga tahun terjun di dunia Mafia dan mendirikan sebuah perusahaan besar. Dan tak tagung-tangung Perusahan yang Aiden dirikan berkembang hanya dalam hitungan bulan saja.

Otak cemerlang dan di tambah dia di dukung oleh para Mafia membuat Aiden memiliki kekuasaan yang tak tertandingi. Bahkan jaringan Mafia yang ia buat tak hanya di Belanda saja. Namun menyebar di seluruh dunia.

Aiden bahkan bisa dengan mudah memonopoli Presiden sebagai bidak catur nya. Dia juga menguasai duni e

Entertement dan media masa dengan sangat baik. Tak ada yang berani berurusan dengan Aiden. Lelaki yang terkenal kejam dan tak punya hati itu membuat banyak Orang-orang memilih menjadi tunduk atau pun menjilat lelaki tampan itu.

Selain kekuasaan wajah tampan yang di anugerah kan padanya tampa operasi plastik itu membuat ia selalu jadi bintangnya dimana pun dia berada. Para Gadis cantik akan menjerit pelan hanya melihat bagaimana cara Aiden melangkah dan melihat.

Apa pun gerakan yang di lakukan olehnya selalu mampu membuat seluruh orang tubuh wanita tak bekerja normal. Namun sayangnya lelaki itu telah mempunyai tunangan cantik yang namanya selalu muncul di deretan salah satu desainer terhebat di dunia Desain.

*  * *

Pergulatan panas dari dua orang berbeda jenis kelamin itu di atas sofa ruangan mewah di lantai paling puncak dari perusahaan besar itu harus terhenti karena suara bising ponsel. Sehun melepas pelukan nya pada tubuh gadis cantik itu dan berdiri melangkah mendekati meja kerja nya.

Dengan malas Aiden meraih ponselnya di atas meja dan menempelkannya di telinga kanan.

"Ada apa?" Tanya Aiden langsung pada inti masalah.

".     .   ."

"Apa???? Sial ! Pantau terus dia." Titah Aiden dengan suara marah.

".     .     . "

"Teruskan pekerjaanmu." Ucap Aiden mematikan sambungan telepon.

Ketika itu tangan gadis itu melingkar di perut berotot Aiden. Aiden mendesah, ia melepaskan pelukan gadis itu dan memandang dingin ke arah gadis Model terkenal itu.

"Pergilah aku sudah kehilangan nafsuku saat ini." Titah Aiden meraih kemeja hitamnya dan memakainya.

Gadis cantik itu mendesah letih. Ia hanya menganggukkan kepalanya dengan patuh. Hanya dia yang masih bertahan di sisi Aiden. Karena biasanya Aiden akan mencampakkan para model cantik itu setelah melakukan hubungan satu malam.

Namun karena gadis di depan Aiden itu terlalu penurut dan tak banyak tuntut Aiden mempertahankannya. Gadis itu membenahi gaunnya lalu dandanan rambutnya ia meraih tasnya.

"Aku akan pergi. Sampai bertemu lain waktu tuan Brown." Ucapnya pamit dan langsung keluar dari ruangan Aiden.

Aidenn tak menggubris perkataan sang gadis. Ia langsung melangkah mendekat ke arah singa sananya. Ia duduk di kursi kuasanya. Dan membuka E-mail yang baru saja masuk dari orang suruhannya.

Aiden membanting seluruh barang yang terletak di atas meja kerjanya. Temperamennya terlalu mudah naik dan turun tampa terkontrol. Bahkan Gea Miller tak bisa membuat lelaki itu menjadi dingin saat sedang marah.

Aiden berubah luar dalam setelah terluka terlalu dalam. Dimana kepercayaannya di khianati oleh gadis yang ia cintai seluruh jiwa dan raganya. Nasib Aiden begitu beruntung saat dimana ia menolong seorang Mafia yang nyaris mati di tahanan karena keracunan makanan.

Siapa sangka Mafia yang Aiden tolong adalah Bos mafia yang terpenjara sebentar. Karena permainan uang Mafia itu hanya di penjara satu minggu saja. Dan Mafia itu membebaskan Aiden bahkan mengangkat Aiden menjadi Putranya.

Ia mendidik Aiden hingga menjadi lelaki yang hebat. Aiden yang dingin dan juga Aiden yang tak punya balas ampun pada siapa saja yang telah menyakitinya.

"Ah! Sialan! Kenapa aku harus selalu seperti ini." Teriak Aiden marah.

Tling !

Satu pesan masuk ke dalam ponsel mahal Aiden. Lelaki itu mengeluarkan Ponselnya dari saku Jas mahalnya.

**From : Gea

Aiden! aku baru saja sampai di Belanda. Temani aku makan malam ini ya**!

Aiden hanya mendengus sebal dan memasukan ponselnya kembali ke saku jasnya.

.

.

.

.

.

.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Cita Solichah

Cita Solichah

hehe.. jd emg menurut q sebuah cerita itu tnpa visual lbh baik. tdk membuat image buruk si aktor or aktris visual tsb. biarkn imajinasi pembaca sndiri yg menentukn..

2021-07-07

1

Toshio Inge

Toshio Inge

Aiden Albino y???

2021-01-13

0

Gesh_lloku

Gesh_lloku

thor... aku masih bingung nih,, kalau gk salah udh dua chapter aku baca sehun kmudian aiden.. apa mereka orng yg sama??...

2020-11-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!