___________
13 November 2020
Lara menyeret langkahnya keluar dari rumah megah dengan penjagaan ketat itu. Lelaki dengan tubuh kekar berbaju hitam itu hanya menatap Lara dengan wajah biasa saja. Sedang bagi para Maid menatap Lara dengan ringisan.
Bagi mereka wanita cantik keluar masuk di dalam rumah itu di malam hari dan keluar di pagi hari adalah hal yang biasa. Apa lagi jika bukan memuaskan nafsu sang tuan besar Brown yang cukup besar.
Namun kali ini berbeda dari biasanya. Karena yang keluar dari kamar sang tuan adalah seorang mantan artis. Karena biasanya yang keluar di pagi hari itu adalah wanita yang menjadi model dengan tubuh yang menggoda.
Namun gadis yang mulai detik itu tak lagi gadis keluar dengan wajah di tekuk. Gadis yang pernah menghiasi dunia Entertement itu terlihat begitu kacau. Tak ada kebahagian di wajahnya, di wajah itu tergambar jelas rasa sakit dan marah.
Biasa gadis-gadis yang keluar dari kamar Aiden akan terlihat sangat bahagia. Meski sang tuan mempunyai tunangan yang jelas. Gadis cantik bernama lengkap Gea Miller. Gadis yang menjadi salah satu desainer terkenal.
Gadis yang beruntung menjadi tunangan seorang Aiden Brown pengusaha sukses. Gea tentu tau apa saja yang Aiden lakukan. Namun meski begitu ia tak pernah mempermasalahkannya. Karena ia tau Aiden akan kembali kepadanya.
Lara merapatkan jaket tebalnya saat ia telah berada di luar rumah megah itu. Ia menatap bulir-bulir salju yang turun dengan senyum sinis.
Bulan November adalah musim gugur dimana suhu turun sampai minus sepuluh. Musim yang mendekati musim dingin.
"Kau sekarang adalah ******* Lara Smith! Jadi tak ada salahnya kau menjalani peran itu dengan baik untuk ke depannya." Ucap Lara dengan tangan mengepal di kedua sisi tubuhnya.
Sedangkan dari atas rumah Aiden menatap punggung Lara dengan wajah mengeras. Cinta yang Aiden miliki untuk Lara sudah Overdosis hingga ia tak bisa lagi menyeimbangkan atara Cinta dan benci.
"Itu salahmu. Kau sendiri yang membuat semua ini menjadi rumit Lara." Tutur Aiden masih menatap punggung Lara yang terlihat mulai menjauh dari pagar rumah Aiden.
25 April 2015
"Aku membunuhnya." Ulang Lara lagi dengan tangan bergetar.
Aiden melepas pelukannya pada tubuh Lara. Ia mengusap air mata Lara dan menangkup ke dua sisi wajah Lara. Ke dua mata tajam Aiden bertemu dengan mata bening penuh ketakutan itu.
"Dengarkan aku! Aku yang membunuhnya. Ingat itu! Aku akan mengantikanmu, aku hanya ingin kau menjaga Nenekku yang berada di rumah," tutur Aiden dengan penuh keyakinan.
Lara mengelengkan
dengan cepat. Bagaimana bisa Lara melimpahkan kesalahannya pada Aiden. Meski Lara berhati dingin namun ia masih mempunyai hati.
"Jika kau yang tertagkap karirmu akan hancur Lara. Bagaimana pun kau akan di cap sebagai pembunuh dan dunia tak akan menerimamu. Jika aku? Tidak akan apa-apa karna aku tak lagi sekolah hanya yang aku khawatir kan adalah Nenekku saja. Jadi kau cukup jaga nenekku saja." Ucap Aiden dengan tangan yang beralih mengenggam tangan Lara yang gemetar.
Entah keberanian dari mana Aiden mengecup dahi Lara dengan pelan. Tumbuh Lara berhenti bergetar, hatinya menghangat mendapatkan perlakuan hangat Aiden. Ia sungguh menyesal! Ia sangat menyesal karena membuatkan lelaki itu menderita.
Nyatanya lelaki itu masih mau menjadi tempat dirinya berlindung dan bersandar. Bahkan rasa Cinta lelaki itu begitu tulus untuk dirinya melebihi ke dua orang tua Lara sekali pun.
Aiden melepaskan genggaman tangannya dari tangan Lara. Ia melangkah mendekati mayat lelaki tua bangka tak tau malu itu. Lalu ia meletakan kedua tangannya di atas pegangan pisau. Ia menekan semakin dalam pisau itu ke arah jantung sang lelaki tua itu.
Lara masih terdiam melihat apa yang Aiden lakukan. Darah segar semakin banyak keluar dari jantung lelaki itu. Aiden sengaja agar sidik jari Lara benar-benar hilang dari gangang pisau.
"Aiden!" seru Lara untuk pertama kalinya dengan suara bergetar.
Aiden menolehkan wajahnya menatap ke arah Lara. Ia tersenyum hangat seolah-olah mengatakan aku baik-baik saja. Saat itu pintu terbuka dan orang-orang yang masuk berteriak kencang.
Aiden di bawa oleh Polisi sedangkan Lara ia di bawa kerumah sakit karna Syok. Ke dua orang tua Lara marah-marah dengan apa yang terjadi. Terutama Ayah Lara, merasa jika nama sang anak masuk ke dalam daftar yang paling di cari.
Di karenakan Lara adalah saksi penusukan. Secara tak langsung Lara menciptakan rumor tak sedap untuk dirinya. Karena di beritakan bahwa Lara membujuk Tuan Jecky Wram kolega Tuan Smith untuk urusan Politik. Di berbagai media nama Lara dengan judul berbeda-beda tertulis.
* * *
Plak !
Bruk !
"Apa yang kau katakan?" teriak Tuan Smith marah pada sang anak saat tubuh Lara terjerembab ke lantai karena tamparan dahsyat dari Tuan Smith sedang kan Nyonya Smith tak bisa berbuat banyak.
Wanita paruh baya itu hanya diam melihat apa yang Suami lakukan pada putri satu-satunya. Ia masih syok dengan apa yang sang Putri katakan.
"Aku tak bohong Ayah. Aku yang membunuhnya karena dia ingin memperkosa aku," teriak Lara lantang dengan menatap sang Ayah dengan pandangan marah.
Lara tak tahan lagi dengan apa yang lelaki itu lakukan. Karena tuan Smith meminta hukuman mati untuk Aiden. Ia awalnya tak ingin mengatakan fakta yang sebenarnya. Namun saat mendengar apa yang sang Ayah katakan pada pengacara keluarganya. Membuat Lara tak bisa tinggal diam. Bagaimana pun Aiden tak salah dan dia melakukan itu untuk mengantikan dirinya bagaimana bisa Tuan Smith membunuh Aiden yang begitu baik padanya.
"Lalu kau akan mengatakan pada dunia bahwa kau yang membunuhnya karena kau hampir di perkosa huh?!" teriak Tuan Smith marah.
"Ya." Jawab Lara dengan suara tampa ragu. Ia berdiri perlahan menatap nyalang tuan Smith.
Sudah cukup, sudah. Ia tak tahan hidup dengan ajaran yang salah. Cristi Jones berdiri dari duduknya saat melihat ke duanya orang yang dia sayangi terlihat menakutkan. Sifat sang suami menurun pada sang Putri. Dimana sifat keras kepalanya terlihat jelas.
Meski selama ini Lara tak pernah memberontak. Namun Cristi tau dengan jelas hari ini Lara memperlihatkan sifat aslinya pada mereka berdua.
"Kau bodoh! Apa kau mau menghancurkan nama baik keluarga ini huh!" teriak Tuan Smith murka.
"Nama baik?!" ulang Lara dengan suara meremehkan.
Lara muak dengan nama baik dan juga kekuasan. Tak kah lelaki yang di panggil Ayah itu merasakan ketakutan dan amarah Lara. Tidak kah lelaki itu merasa marah karena dirinya hampir di lecehkan. Namun sepertinya Lara harus menelan pil pahit karena lelaki itu tak peduli dengan harga diri dan kehidupan Lara.
"Apa bagusnya nama baik dan kekuasaan di banding diriku? Aku hampir di perkosa! Dan apa reaksi yang aku dapat dari yang namanya orang tua?" Teriak Lara lantang dengan air mata berlinang. "Tidak ada yang bisa aku harapkan dari keluarga seperti ini. Mungkin jika aku mati kalian tetap tidak akan peduli juga." Ucap Lara lalu melangkah menuju pintu keluar ruangan kerja sang.
"Mau kemana kau! Lara Smith!" teriak Tuan Smith dengan geraman marah.
"Ke kantor Polisi! Akan aku katakan fakta sebenarnya." Ucap Lara tampa membalikan tubuhnya.
Baru dua langkah suara Nyonya Smith membuat tubuh Lara membatu.
"Jika kau pergi ke sana. Besok kau akan melihat dua mayat di depanmu Lara Smith. Yang pertama adalah tubuhku dan yang ke dua adalah tubuh Nenek lelaki itu," ancam Nyonya Smith dengan lantang.
"Kau pikir lelaki itu bisa keluar dengan ke adaan baik dari sana heh. Akan aku pastikan juga dia mati saat dia keluar dari penjara," kini suara Tuan Smith yang terdengar.
Lara membalikan tubuhnya dengan wajah tak percaya.
"Licik!" sinis Lara.
"Baik! Dia akan hanya di penjara saja. Jadi kau diam jangan lakukan apa-apa jika tak ingin dia dan Neneknya mati. Dan Ibumu akan baik-baik saja," ucap Tuan Smith tampa rasa bersalah sedikit pun.
Lara tersenyum sinis dengan ancaman sang Ayah. Ke duanya keluar dari ruangan kerja mewah itu Lara masih mematung di tempat. Ia berteriak nyaring dan memecahkan guci besar di ruangan kerja sang Ayah. Beruntung tempat itu kedap suara hingga apa yang terjadi di sana tak ada satu pun yang tau.
"Aku membenci kalian berdua!" Teriak Lara lantang dengan air mata yang mengalir deras.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Cita Solichah
tlng selain kl mau ksh cttan tgl bs dikasih ket 5th kmudian, ato 5th sebelumnya..pleasse. jd qt gk bingung2 skrol2 ke atas ke bawah bwt ingat2 lg tglnya
2021-07-07
0
Jumarni
bkn orng tua kl gt...yg tega dgn anak sendiri
2020-09-02
1
Leonita Ainingrum
oppa aku ga nyangka km...huhuhu...udh nyentuh banyak wanita...oppa huhuhu...km jahattt...hati aku terluka karena kamu..I'am broken heart because you...😢😢😢
2020-05-03
3