Bab 11

Pagi harinya, semua anggota Phonix telah bersiap untuk rapat dengan Kolonel Cha dan Jendral Nam. Tidak beberapa menit Kolonel Cha langsung menghubungi mereka melalui laptop.

" Pagi Kapten " sapa semua anggota Phonix.

" Hm, apa semua sudah berkumpul? " tanya Kolonel Cha.

" Siap sudah Kapten " ucap Nico.

" Baiklah, aku akan memulai rapat hari ini " ucap Kapten Cha.

" Sesuai informasi yang diberikan Jendral Nam kepada ku, pembunuh ini biasanya terjadi setiap bulan sekali. Jadi kalian harus selalu siap siaga untuk melindungi korban berikutnya, baiklah ada pertanyaan? "

" Siap tidak ada Kapten "

" Baiklah, kalian sudah aku daftarkan ke sekolah itu, dan lusa kalian sudah bisa beraksi, apa kalian paham?! "

" Siap paham Kapten " ucap semua anggota Phonix.

" Ouh, aku juga sudah mengirimkan paket untuk kalian, kira-kira besok pagi akan sampai. Di dalam paket itu ada kartu identitas kalian yang sudah aku ganti dan jika ada yang bertanya mengenai orang tua kalian saat disekolah nanti, maka jawab saja sudah tiada " ucap Kolonel Cha.

Mendapat perintah seperti itu para anggota Phonix langsung saling pandang. Pasalnya mereka semua masih mempunyai orang tua.

" Bukankah itu terlalu berlebihan Kapten?! " ucap Mark.

" Ini semua demi keselamatan orang tua kalian " ucap Kolonel Cha. Maka dari itu mereka semua setuju untuk tidak memberitahu orang tua mereka.

" Apa ada pertanyaan lagi? " tanya Kapten Cha.

" Ini bukan pertanyaan Kapten, melainkan permintaan " ucap Wendy.

" Katakan.. "

" Hmm.. bisakah anda tidak perlu memata-matai kami, kami yakin bisa melakukan misi ini " ucap Wendy dengan hati-hati.

" Apa kalian bisa dipercaya? " tanya Kolonel Cha.

" Siap bisa Kapten " ucap Semua anggota Phonix.

" Baiklah aku izinkan, tapi jika sekali lagi kalian bertindak tidak sesuai rencana maka aku akan mengirim mata-mata dihari itu juga " ucap Kolonel Cha.

" Siap Kapten " ucap tim Phonix.

" Ouh satu lagi, Jendral Nam memilih Nico sebagai Ketua di tim Phonix. Apa ada yang keberatan? " tanya Kolonel Cha.

" Siap tidak Kapten " ucap semua anggota Phonix kecuali Nico.

" Baiklah, sampai disini saja rapat kita, kalian bisa kembali berlatih " ucap Kolonel Cha lalu memutuskan panggilan.

Setelah panggilan terputus, semua anggota tim Phonix hanya berdiam diri dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.

" Kalian rasa apa motiv dari pembunuh ini? kenapa dia melakukan pembunuhan setiap sebulan sekali?! " ucap Archen yang merasa buntu dengan pikirannya.

" Aku juga memikirkan hal yang sama, tapi aku tidak menemukan jawabannya " ucap Zee sambil mengelus-elus dagunya.

" Informasi yang diberikan Kapten sangat minim sekali, sehingga kasus ini sangat sulit dipecahkan " ucap Hitomi.

" Jika pembunuhan selalu terjadi sebulan sekali, maka.. sudah pasti banyak korban di sekolah itu " ucap Lily.

" Kau benar, tapi kenapa Pemerintah tidak menutup sekolah itu jika selalu terjadi pembunuhan! " ucap Berly.

" Apa nama sekolah itu? aku lupa " ucap Zoya.

" Alexander High School " ucap Wendy.

" Ah benar, bukankah itu sekolah internasional? " tanya Zoya.

" Benar, dan didalamnya juga orang-orang berkelas " ucap Mark.

" Wahh.. dulu aku juga ingin masuk ke sekolah itu, tapi sayangnya rata-rata nilai ku sangat rendah " ucap Zoya dengan wajah cemberutnya. Semua orang langsung tertawa mendengar curhatan Zoya yang konyol.

" Sudahlah, ayo kita latihan sekarang " ucap Richard, lalu mereka semua pergi ke halaman belakang penginapan mereka, yang lumayan luas untuk berlatih.

......................

Di suatu tempat.

" Kau cari tau tentang sekolah ini dan wanita ini " ucap seorang pria kepada temannya, sambil memperlihatkan foto sekolah dan salah satu foto siswi yang tidak lain dan tidak bukan adalah foto Kim Asura.

" Berapa kau akan membayar ku? " ucap orang yang diminta bantuan oleh pria tadi.

" Berapapun yang kau mau! " ucap pria itu dingin.

" Kau tau sekolah ini sangat elit, dan tidak gampang untuk meretas informasi nya, jadi-- "

" Sebutkan saja berapa mau mu ***, dan aku akan membayarnya " ucap pria tadi dingin, lalu kemudian pergi.

Pria yang memiliki nama lengkap Lerri Fros itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kepergian temannya.

" Kau terlambat.. " ucap Lerri lirih.

......................

Siang harinya, para tim Phonix baru selesai berlatih dan sedang bersantai di ruang tengah.

" Huhh.. bela dirimu sangat keren Zee " puji Archen yang tiduran dilantai dengan nafas yang ngos-ngosan.

" Tapi kau juga lincah Archen, aku saja kelelahan menangkap mu " ucap Zee ikutan tiduran di lantai.

" Nico, kenapa kau sangat hebat dalam membidik? " tanya Mark.

" Dari kecil aku tinggal didalam hutan, dan berburu hewan sudah menjadi kebiasaan ku, maka dari itulah aku pandai membidik " ucap Nico apa adanya.

" Jika dilihat-lihat, kenapa penginapan ini sepi sekali? " ucap Berly sambil celingak-celinguk.

" Mungkin belum ada pengunjung " ucap Hitomi asal.

" Kalian semua mandilah terlebih dahulu, setelah itu kita akan makan " ucap Wendy. Lalu mereka semua beranjak dan menuju kamar masing-masing.

......................

Setelah mandi, mereka semua mulai berkumpul diruang makan, terlihat disana sudah ada Hitomi dan Archen yang sibuk menata makanan.

" Kemarilah, mumpung makanannya masih panas " panggil Archen pada rekan-rekannya.

" Hoho.. aromanya sangat membuatku lapar " ucap Zee langsung duduk.

" Apa ini semua masakanmu Archen? " tanya Wendy.

" Tidak, tidak. Ini adalah masakan Hitomi, aku hanya membantu menatanya " ucap Archen cengengesan.

" Ahh.. pantas saja harum " ucap Wendy sambil tersenyum.

" Waw.. boleh aku mencicipinya? " tanya Richard.

" Tentu saja, kalian makanlah " ucap Hitomi.

" Hmm.. rasanya sangat pas, apa kau seorang chef Hitomi? " ucap Mark memakan dengan lahap makanannya.

" Hahaha.. tidak, aku bukan seorang chef. Aku pintar memasak karna diajari di markas " ucap Hitomi senang, karna rekan-rekannya menyukai masakannya.

" Ouh, apa di asrama wanita ada les memasak? " tanya Nico.

" Tentu saja, bahkan makanan yang kalian makan setiap hari adalah masakan kami " ucap Zoya.

" Woahh.. aku kira itu masakan maid disana " ucap Zee sambil makan.

Mendengar itu Zoya langsung menatap semua rekan-rekannya.

Pletak..

" Mana ada maid dimarkas kita, kau pikir markas kita tempat apa hah?! " ucap Zoya setelah menyentil dahi Zee.

" Aku tidak berbohong, di markas kita memang ada maid " ucap Zee menyangkal ucapan Zoya.

" Itu mungkin hanya ilusi mu Zee " ucap Lily santai.

" Tidak, coba saja tanya dengan mereka, mereka juga pasti pernah melihat maid itu " ucap Zee menunjuk anggota Phonix yang pria.

" Hm, Zee tidak berbohong. Aku juga pernah melihatnya " ucap Nico sambil makan.

" Aku juga " ucap Richard.

" Bagaimana dengan kalian? " tanya Berly pada Mark dan Archen.

" Kami juga pernah " ucap mereka serentak.

Mendengar itu, para tim Phonix wanita jadi saling memandang satu sama lain.

" Ya, dimarkas kita tidak pernah maid " ucap Lily lirih.

" Mana mungkin tidak ada maid, kami semua melihatnya " ucap Zee tetap kekeh dengan penglihatannya.

" Bagaimana mungkin, para senior saja mengatakan kepada ku bahwa tidak pernah ada maid di markas kita " ucap Wendy mulai berfikir.

" Sudahlah, tanyakan saja nanti dengan Kapten Cha. Sekarang makanlah sebelum makanannya kuhabiskan " ucap Mark sambil makan.

" Enak saja, kami juga ingin makan " ucap Lily langsung mengambil makanannya.

" Hati-hatilah.. makanannya masih banyak " ucap Hitomi lembut.

" Terimakasih sudah memasak untuk kami " ucap Archen pada Hitomi sambil tersenyum manis. Hitomi yang mendapatkan senyuman itu hanya bisa mengangguk malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!