Bab 2

2 Minggu Setelah kejadian.

Jendral Nam baru saja menyelesaikan tugasnya dinegara lain, dan saat ini dia mempunyai jadwal untuk pulang kerumahnya. Sebelum pulang dia mengambil barang-barangnya diruangannya.

Setelah selesai mengambil barang-barangnya, kemudian Jendral Nam pergi menuju rumahnya. Setelah sampai dirumahnya, dia mendapati rumahnya yang sangat berdebu seperti tidak diurus.

" Apa anak ini bermalas-malasan lagi? " gumamnya sambil mengecek semua ruangan.

" Huhff.. masih jam 12, pasti dia sedang ada disekolahnya " ucap Jendral Nam.

Sambil menunggu anaknya pulang, Jendral Nam memainkan ponselnya dan mendapati ada beberapa panggilan tak terjawab serta beberapa pesan dari anaknya 2 minggu yang lalu.

" Apa ini? " gumamnya sambil melihat pesan dari anaknya.

" Apa dia butuh sesuatu? kenapa foto yang dia kirim sangat buram sekali?! " gumamnya lagi, setelah berfikir beberapa lama akhirnya Jendral Nam memilih untuk menghubungi anaknya.

Tapi sayang, nomor telfon anaknya tidak bisa dia hubungi. Awalnya Jendral Nam mengira jika anaknya memang sengaja mematikan ponsel agar fokus belajar. Tapi saat jam sudah menunjukan pukul 2 siang, nomor anaknya tetap tidak bisa dihubungi, padahal itu sudah jam pulang sekolah anaknya.

Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam segera kesekolah untuk menjemput anaknya.

Di sebuah sekolah.

" Haiiss, kemana anak itu?! padahal sekolahnya sudah sepi sekali " gumam Jendral Nam sambil celingak-celinguk.

" Apa dia berkunjung kerumah temannya?! "

Saat Jendral Nam masih sibuk mencari anaknya, dia dihampiri oleh seorang satpam.

" Permisi, ada yang bisa saya bantu? " tanya satpam itu tidak mengenali Jendral Nam, karna Jendral Nam sudah berpakaian layaknya orang pada umumnya.

" Ahh.. saya sedang mencari anak saya, apa semua siswa telah pulang? " tanya Jendral Nam pada satpam itu.

" Benar Tuan, anak-anak sudah pulang 1 jam yang lalu " ucap satpam itu ramah.

" Haiiss, kemana anak itu?! " gumam Jendral Nam pelan.

" Apa anda sudah menghubunginya? " tanya satpam itu.

" Sudah, tapi nomornya tidak aktif " ucap Jendral Nam.

" Mungkin anak anda sedang menuju kerumah Tuan, atau dia sedang dirumah temannya " ucap satpam itu lagi.

" Ahh.. mungkin kau benar, kalau begitu aku pergi dulu " ucap Jendral Nam ramah.

" Silahkan Tuan.. " ucap satpam itu juga ramah.

Saat Jendral Nam, masuk kedalam mobilnya, tiba-tiba dia mendapatkan pesan dari anaknya.

Tingg..

Saat Jendral Nam melihat pesan itu, dia langsung bingung dan kemudian melihat satpam itu yang tersenyum kearahnya.

Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam kembali menghubungi anaknya tapi panggilannya ditolak.

" Apa-apaan ini, kenapa anak ini menolak panggilan ku " ucap Jendral Nam sedikit kesal.

......................

Dirumah Jendral Nam.

Hari semakin larut tapi anaknya juga tak kunjung pulang. Sudah beberapa kali Jendral Nam menghubungi nomor anaknya tapi tetap saja ditolak dan sesekali tidak aktif.

" Apa anak ini lupa dengan rumahnya hah?! " ucap Jendral Nam yang benar-benar sudah kesal dicampur khawatir.

" Lihatlah, ini sudah jam 10 malam tapi dia tidak kunjung pulang " ucap Jendral Nam.

" Baiklah, sekali lagi aku akan menghubungi anak ini jika tetap tidak aktif barulah aku mencarinya " gumam Jendral Nam lalu kembali menghubungi nomor anaknya.

Kali ini tidak seperti yang tadi, kali ini anaknya menggangkat telfon dari Jendral Nam.

" Hei anak nakal, kau dimana hah?! aku sudah menunggumu sejak tadi dirumah, kenapa kau tidak pulang hah?! " ucap Jendral Nam marah, tapi awalnya tidak ada respon dari seberang sana, yang terdengar hanya keheningan.

" Halo?! " ucap Jendral Nam.

[ Halo.. ]

ucap orang diseberang sana.

Betapa terkejutnya Jendral Nam saat mendengar suara yang menjawab telfonnya bukanlah suara anaknya, melainkan suara orang lain.

" Hei, siapa kau? kenapa ponsel anakku ada padamu hah?! " ucap Jendral Nam marah.

Lalu orang itu menjawab, yang membuat Jendral Nam terkejut bukan main. Setelah orang itu mengatakan seseuatu, lalu sabungan terpupus.

" Haloo?! "

"Hei, apa yang kau maksud hah?! "

" Halo?! "

" Sialan, dia memutuskan panggilannya! " umpat Jendral Nam marah.

Tanpa berfikir panjang lagi, Jendral Nam langsung menghubungi bawahannya untuk melacak nomor anaknya.

[ Kau lacak nomor ini sekarang juga ]

[ Siap Jendral ]

Setelah itu Jendral Nam bergegas mencari keberadaan anaknya. Dia berusa menghubungi nomor telfon sahabat anaknya namun, nomor itu tidak aktif.

" Haiss, kenapa semua nomor tidak aktif sekarang! " gumam Jendral Nam kesal bercampur panik.

" Aku harus kerumah temannya " ucap Jendral Nam lalu segera menuju rumah teman anaknya.

......................

Saat sampai dirumah teman anaknya, Jendral Nam langsung mengetok pintu rumah itu, tapi tidak ada respon dari orang yang ada di rumah itu.

" Apa rumah ini kosong?! " gumam Jendral Nam kembali mengetok pintu rumah itu. Namun tetap sama, tidak ada yang membukakan pintu rumah itu.

Karna tidak mendapatkan apa-apa, Jendral Nam memutuskan untuk pergi, namun baru saja Jendral Nam berbalik badan dia mendengar ada suara benda pencah dirumah itu.

Prangg...

" Apa itu?! " ucap Jendral Nam berusaha mengintip kedalam rumah.

" Kembalikan anakkuuu..!!! " pekik seseorang dari dalam rumah itu.

" Permisi, siapapun didalam tolong buka pintunya.. " pekik Jendral Nam dari luar sambil terus menggedor-gedor pintu rumah itu.

" Anakku.. Kembalikan anakkuuu!! " pekik orang itu lagi.

" Heii yang didalam, buka pintu nya, apa yang terjadi?! " pekik Jendral Nam.

Saat mendengar keributan, para warga disana langsung keluar dari rumah masing-masing.

" Hei Tuan, apa yang kau lakukan?! " ucap warga disana pada Jendral Nam.

" Ini sudah malam Tuan, tolong jangan membuat keributan! " ucap warga yang lain marah.

" Ahh.. mohon maaf semuanya. Saya sedang mencari anak saya, karna dia tidak pulang-pulang makanya saya mengunjungi rumah teman anak saya ini, tapi kenapa didalam ada suara seseorang yang berteriak?! " tanya Jendral Nam kepada warga setempat.

Awalnya para warga enggan menjawab pertanyaan Jendral Nam. Dan malah ingin bubar.

" Heii... kenapa kalian tidak menjawabnya?! " tanya Jendral Nam.

" Sudahlah Tuan, kau tidak perlu tau masalah orang lain karna itu privasi " ucap warga.

" Ah maaf, aku seorang polisi, siapa tau aku bisa membantu keluarga ini " ucap Jendral Nam menunjukkan kartu Identitas nya.

" Kau yakin?! "

" Tentu saja " ucap Jendral Nam yakin.

" Dia baru saja kehilangan anaknya " ucap salah satu warga.

" Hilang?! maksudnya? " tanya Jendral Nam ingin tau lebih jelas.

" Ikutlah dengan kami Tuan, kita akan berbicara didalam " ucap warga disana.

Lalu kemudian Jendral Nam dibawa kesalah satu rumah warga dan mendengarkan penjelasan mereka tentang orang yang ada dirumah itu.

" Itu adalah ibu Miki, dia menjadi gila saat tau anaknya dibunuh " ucap salah satu warga pada Jendral Nam.

" Dibunuh? tapi kenapa?! " tanya Jendral Nam.

" Kami juga tidak tau, anak itu dibunuh oleh orang dengan sangat kejam. Awalnya orang tua Miki sudah melaporkan ini pada pihak yang berwajib, tapi para polisi mengatakan bahwa itu bunuh diri, bukan pembunuh " ucap warga menjelaskan.

" Kami juga bingung kenapa polisi itu mengatakan itu adalah bunuh diri, padahal sangat jelas bahwa anak itu dibunuh oleh orang baj*ngan " ucap warga merasa geram dengan keputusan polisi.

" Kalau boleh saya tau, dimana mayat anaknya ditemukan? " tanya Jendral Nam.

" Disekolahnya, di Alexander High School " ucap warga serentak.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Alexander high School...

2023-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!