2 hari kemudian.
Setelah berlatih selama 2 hari ini, akhirnya tibalah waktu mereka berangkat dan mulai menjalankan misi mereka. Sungguh, sebenarnya hari ini adalah hari yang tidak dinanti-nanti oleh semua anggota.
" Apa kalian semua sudah siap? " tanya Archen pada semua anggota.
" Hm, sudah " ucap Nico dan Richard, lalu diangguki juga oleh anggota lain.
" Baiklah kalau begitu ayo keluar, karna Kolonel Cha sudah menunggu kita " ucap Archen.
" Apa setelah ini kita akan mati? " ucap Hitomi tiba-tiba.
Para anggota yang ingin pergi langsung menghentikan langkah mereka saat mendengar ucapan Hitomi.
" Apa yang kau katakan? " ucap Mark bingung.
" Aku mengatakan, apakah setelah ini kita akan mati? " ucap Hitomi mengulangi ucapannya sambil menatap Mark.
" H-hah?! apa yang kau maksud Hitomi? itu sangat tidak masuk akal " ucap Zoya sambil sedikit terkekeh.
" Apa menurutmu ini lucu? " tanya Hitomi beralih menatap Zoya.
" Heii.. sudahlah, Hitomi ucapan mu tadi tidak akan terjadi selama kita tetap berhati-hati " ucap Berly melerai anggotanya.
" Berly benar, lagian ada apa dengan mu? biasanya kau selalu semangat jika mendapatkan misi dari Kapten " ucap Zee.
" Apa kau takut?! " sambung Zee.
" Jika iya bagaimana? "
" Tidak ada yang aku takuti di dunia ini selain Kim Joung-Eun " ucap Hitomi membenarkan.
Pasalnya, Kim Joung-Eun adalah orang kepercayaan Presiden Korea. Bila ada yang tidak mematuhi perintahnya atau yang melanggar aturan, maka Kim Joung-Eun bisa saja memberi mereka hukuman.
Dan hukuman itu hanya ada dua pilihan, yaitu dihukum mati atau disiksa sampai orang itu mau menjadi maid Kim Joung-Eun.
" Kau Agen Rahasia Negara yang berbakat, kenapa harus takut seperti ini? " ucap Lily mencoba menyemangati Hitomi.
" Benar, lagian apa kau bisa melawan perintah Jendral " tanya Zoya.
" Lalu apa kita bisa menahan Kim Joung-Eun jika mengetahui ini? " tanya Hitomi yang membuat Zoya diam seribu bahasa.
" Kita bisa menghentikannya dengan cara fokus Hitomi " ucap Wendy.
" Ayolah, Kolonel Cha sudah menunggu kita " ucap Richard, lalu mereka semua keluar dari markas.
......................
Diluar markas.
" Apa kalian sudah siap? " tanya Kolonel Cha saat semua anggota sudah berada di luar.
" Siap Kapten " ucap mereka sedikit lesu.
" Ingatlah kata-kataku kemarin, dan kembali dengan anggota yang lengkap, Paham? " ucap Kolonel Cha.
" Siap paham Kapten " ucap semua anggota.
" Sudah waktunya berangkat kalian naiklah " ucap Kolonel Cha.
" Bahkan disaat kita akan pergi tidak ada pelepasan dari Jendral Nam " gumam Hitomi pelan tapi masih terdengar oleh semua orang.
" Siapa bilang? " ucap Jendral Nam yang tiba-tiba ada dibelakang mereka.
" Jendral Nam.. " ucap semua anggota terkejut.
" Aku tau perasaan kalian semua, aku bangga pada kalian karna mau mengikuti perintah. Kalian tenang saja, kalian adalah Agen Rahasia Negara, jadi tidak ada yang mengetahui identitas kalian, termasuk Pejabat Kim "
" Tapi walaupun begitu, bukan berarti kalian bisa bertindak dengan bebas, karna walaupun Pejabat Kim tidak mengetahui wajah kalian, tapi dia tau ciri-ciri kalian "
" Jadi Berhati-hatilah.. dan kembali dengan selamat, kalian mengerti?! " ucap Jendral Nam panjang lebar.
" Siap mengerti Jendral " ucap semua anggota.
" Baiklah, sekarang sudah waktunya kalian berangkat " ucap Jendral Nam sambil tersenyum tulus.
Sebelum mereka masuk, Jendral Nam memberikan hormat kepada mereka.
" Jendral, apa yang anda lakukan?! " ucap semua anggota tim Phonix terkejut, dan juga melakukan hormat.
" Itu sebagai rasa hormatku pada kalian semua " ucap Jendral Nam.
" Ini sudah tugas kami Jendral, jadi anda tidak perlu seperti ini " ucap Nico.
" Baiklah, pergilah sekarang " ucap Jendral Nam.
Setelah itu mereka semua masuk kemobil yang sudah disiapkan oleh Kolonel Cha dan kemudian pergi.
......................
Setelah beberapa jam, akhirnya mereka sampai di bandara. Sebelum turun dari mobil, mereka memakai penutup wajah terlebih dahulu.
" Tunggu, untuk apa kita memakai penutup wajah seperti ini? " ucap Archen.
" Tentu saja untuk menutupi identitas kita " ucap Zoya heran dengan pertanyaan Archen.
" Ada apa denganmu Archen? " tanya Berly juga bingung.
" Ya, kita Agen Rahasia Negara, tidak akan ada yang tau identitas kita sebagai Agen Rahasia " ucap Archen.
" Hoii, benar kata Archen! justru berpakaian seperti ini lah yang membuat kita dicurigai " ucap Zee setuju.
Akhirnya mereka semua hanya menggunakan masker dan kemudian masuk ke bandara.
Saat sudah masuk kedalam pesawat, fokus Wendy teralihkan dengan salah satu penumpang yang terus menatap seorang gadis dengan tatapan mengintai.
Awalnya Wendy mencoba tidak menghiraukannya, karna itu bukanlah misinya saat ini. Tapi hatinya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan pria itu.
Tanpa berfikir lagi, Wendy memberikan Earphone kepada semua anggota Phonix, rekan-rekannya yang diberi Earphone sempat bertanya apa yang terjadi, tapi Wendy hanya mengatakan " Nanti ku beritahu ".
Saat semua anggota telah mendapatkan Earphone, barulah Wendy menyampaikan semua kegelisahannya tentang pria tadi.
" Perhatikan pria yang berada diarah jam 12, yang menggunakan topi hitam. Sepertinya dia sedang mengintai seseorang " ucap Wendy melalui earphone nya.
" Astaga, ku kira ada hal penting " ucap Zee malas.
" Hufhh.. lupakan saja, itu bukan termasuk misi kita, jangan membuat semuanya semakin sulit Wendy " ucap Hitomi cuek.
" Anggap orang yang sedang diintai itu adalah keluarga mu, apa kau akan tetap diam?! " tanya Nico mulai bersuara setelah diam beberapa lama.
" Ayolah, jangan terlalu banyak mengambil resiko " ucap Zee malas.
" Apa pekerjaan mu Zee? bukankah orang itu juga rakyat kita! dimana hati nurani kalian?! " ucap Richard menegur semua anggota.
" Jika kalian tidak mau, maka aku saja yang bertindak " ucap Wendy, lalu segera duduk disamping orang misterius itu.
Awalnya orang misterius itu melihat kearah Wendy sekilas, tapi setelah otu pandangannya kembali tertuju pada gadis intaiannya. Saat Wendy duduk disamping orang misterius itu, tiba-tiba si pemilik kursi yang di duduki oleh Wendy datang.
" Permisi, sepertinya anda salah tempat duduk Nona " ucap penumpang itu ramah.
" Ah, aku tau ini bukan tempat dudukku, tapi bisakah kita berganti tempat duduk? karna pria yang duduk disamping ku tadi terlihat mesum Tuan " ucap Wendy pura-pura ketakutan.
Zee yang nomor tempat duduknya bersebelahan dengan Wendy langsung terkejut. " Sialan, dari sekian banyak alasan, kenapa malah alasan itu yang diutarakan Wendy" gumam Zee tidak habis pikir.
" Hahahahhha... dasar mesum " ucap Archen tertawa puas.
" Diam kau Archen! " ucap Zee penuh penekanan.
" Ouh baiklah, kalau begitu berapa nomor tempat duduk anda Nona? " tanya penumpang itu ramah.
" Ini.. sebelumnya terimakasih Tuan, atas bantuannya " ucap Wendy tersenyum polos sambil memberikan nomor tempat duduk nya.
" Hmm, tidak masalah " ucap penumpang itu lalu pergi ke tempat duduk Wendy yang sebenarnya.
Saat pemilit kursi itu telah pergi, Wendy melirik orang yang disampingnya yang merupakan orang misterius tadi. Saat Wendy melirik ternyata orang itu juga menatapnya.
" A-ada apa Tuan?! " ucap Wendy pura-pura terkejut.
" Apa kau tidak takut jika aku seperti orang yang disebelah mu tadi?! " tanya orang itu dingin.
" Ahh.. a-aku rasa anda tidak seperti itu " ucap Wendy sambil tersenyum paksa. Lalu pria itu tidak menghiraukan ucapan Wendy, dia hanya kembali fokus pada gadis incarannya.
" Apa yang dia inginkan dari gadis itu? " gumam Wendy dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments