Setelah selesai membeli keperluan mereka di Swalayan, Wendy, Nico, Berly, dan Richard segera kembali ke apartemen mereka.
" Padahal masih jam 9 malam tapi lihatlah, jalanan ini sangat sepi sekali " ucap Berly melihat kondisi jalanan yang sunyi.
" Kau takut? " ucap Richard.
" Cih, untuk apa aku takut " ucap Berly santai.
" Lain kali jangan keluar sendiri, setidaknya ajak salah satu anggota pria untuk menemani kalian " ucap Nico dingin.
" Maksud mu?! " tanya Wendy dan Berly serentak.
" Kalian lihat jalanan ini, jam segini saja sudah sangat sepi. Bagaimana kalau kalian keluar hanya berdua tadi? mungkin kalian sudah diculik " ucap Richard menjelaskan.
" Cih, kami tidak selemah itu " ucap Wendy terkekeh.
" Yang penting jika kalian anggota wanita ingin berpergian, bawalah anggota pria juga. Agar bisa saling melindungi " ucap Nico dingin, lalu diangguki oleh Wendy dan Berly.
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka sampai di apartemen.
" Ouh, apa ada tamu " ucap Wendy saat sampai di apartemen dan melihat ada sebuah mobil terparkir.
" Mungkin saja " ucap Nico dingin.
" Bukankah itu Archen dan Hitomi, apa yang mereka cari? " ucap Richard sambil menunjuk Archen dan Hitomi.
" Archen! Hitomi! " panggil Nico. Archen dan Hitomi yang dipanggil langsung menghampiri rekan-rekannya yang baru selesai berbelanja.
" Apa yang kalian lakukan? " tanya Nico saat keduanya telah sampai didepan mereka.
" Kami sedang mencari sesuatu " ucap Archen.
" Apa? " tanya Nico.
" Tadi kami mendengar suara teriakan wanita, tapi sendari tadi kami mengelilingi apartemen ini, kami tetap tidak menemukan sumber suara " ucap Hitomi menjelaskan.
" Bagaimana dengan yang lain? " tanya Richard.
" Yang lain juga mendengarnya, dan kami semua telah berpencar mencari sumber suara " ucap Archen.
Mendengar itu Nico langsung marah dan menatap Archen tajam. " Ceroboh! " ucap Nico marah. Sedangkan yang lain langsung bingung mendengar ucapan Nico.
" Sekarang suruh mereka semua untuk segera kembali ke kamar " ucap Nico dingin lalu kemudian pergi meninggalkan rekan-rekannya.
" Nico..!! ada apa denganmu?! " tanya Wendy mengikuti Nico.
" Ada apa dengannya? " gumam Archen bingung.
" Cepat cari yang lain, dan segera kembali ke kamar " ucap Richard lalu diangguki oleh Hitomi dan Archen.
" Apa perlu aku bantu? " tanya Berly.
" Tidak perlu, kau istirahat lah sebentar sambil menunggu kami " ucap Hitomi, lalu diangguki oleh Berly.
" Kalau begitu kami pergi dulu " ucap Archen lalu pergi dengan Hitomi. Sedangkan Richard pergi dengan Berly masuk.
......................
Setelah semuanya berkumpul diruang tengah, Nico langsung menatap mereka semua satu persatu dengan tatapan mengintrogasi.
" Kalian semua push up 30 kali! " ucap Nico.
" Ada apa Nic? " tanya Lily bingung.
" Lakukan hukuman kalian sekarang " ucap Nico tidak menjawab pertanyaan Lily.
" Lakukan saja " ucap Richard pada rekan-rekannya. Semua anggota langsung melakukan push up termasuk Wendy, Berly, dan Richard.
" 1.. "
" 2.. "
" 3.. "
" 30..... "
" Apa yang kau inginkan Nico? " tanya Zee setelah melakukan push up sebanyak 30 kali.
" Itu hukuman untuk kalian karna terlalu ceroboh " ucap Nico dingin.
" Apa maksud mu? " tanya Zoya tidak mengerti.
" Kami hanya ingin mencari seseorang yang berteriak Nic, siapa tau dia butuh bantuan " ucap Hitomi ngos-ngosan.
" Benar itu " sambung Archen.
" Niat kalian tidak salah, tapi cara kalian lah yang salah " ucap Nico dingin.
" Apa salahnya? " tanya Mark to the poin.
" Dengan cara kalian mencari sumber suara bersama-sama, kalian sudah pasti dicurigai oleh orang! apa kalian lupa cara untuk mengintai? apa kalian lupa kalau kalian disuruh untuk bersikap senetral mungkin agar tidak dicurigai? atau kalian memang tidak paham dengan yang diajarkan Kolonel Cha selama ini! " ucap Nico marah.
" Cara mencari informasi agar tidak diketahui itu bukan seperti mencari kucing atau barang-barang yang hilang. Tapi dengan cara mengamati disekitar tempat kejadian! " sambung Nico.
" Sekarang aku tanya, apa yang kalian dapatkan setelah mencari sekeliling apartemen?! " tanya Nico, semua anggota hanya diam tidak punya jawaban. "Zonk?! " ucap Nico.
" Ya, memang itu yang akan kalian dapat jika mencari sesuatu dengan cara ceroboh seperti ini! dan tidak hanya itu, jika ada musuh yang melihat kalian seperti itu, identitas kalian sudah pasti diketahui ".
Nico menegur semua anggota bukan karna ingin belaga seperti seorang pemimpin, melainkan dia sangat mengkhawatirkan keadaan rekan-rekannya, dia tidak ada yang mencelakai rekan-rekannya.
" Jawab pertanyaan ku, siapa yang menginstruksikan kalian untuk mencari sumber suara seperti ini? " tanya Nico sangat dingin. Anggota yang lain hanya diam tidak ingin saling menuduh.
" Jawab.. " ucap Nico lirih tapi penuh penekanan.
" Siap saya Ketua " ucap Mark langsung menunjuk dirinya.
" Mark, apa yang kau lakukan? ini bukan salah mu " ucap Archen.
" Ini memang ide ku Archen, jadi aku akan bertanggung jawab " ucap Mark mantap.
" Apa alasanmu memberikan instruksi ini? " tanya Nico.
" Siap, karna kami terlalu panik Ketua. Kami ingin menemukan orang itu sesegera mungkin, jadi kami berpencar " ucap Mark.
" Apa kau memikirkan dampaknya? " tanya Nico.
" Siap tidak terfikirkan Ketua "
" Mark, turun 100 kali " ucap Nico.
" Nico?!! " ucap semua anggota terkejut.
" Ini hukuman " ucap Nico dingin.
" Richard, Berly, Zee pergi selidiki apa yang terjadi tadi " ucap Nico lalu pergi ke kamarnya.
" Apa-apaan itu?! itu keterlaluan " ucap Lily protes.
" Sudahlah, ini memang kesalahan ku " ucap Mark menjalankan hukumannya.
" Ayok sekarang kita pergi " ucap Berly pada Richard dan Zee.
" Yang lain bersiap-siaplah, kita akan makan malam dan setelah itu kita akan rapat dengan Kapten Cha " ucap Wendy, lalu semuanya bubar kekamar masing-masing kecuali Lily.
" Pergilah Lily " ucap Mark sambil menjalankan hukumannya.
" Biar aku mengambil setengah hukuman mu " ucap Lily.
" Cih, kau pikir aku ini pria seperti apa? " ucap Mark terkekeh.
" Jangan tertawa Mark " ucap Lily kesal.
" Sudahlah, pergi sekarang " ucap Mark terus melanjutkan hukumannya. Lily yang kesal langsung pergi begitu saja, tapi beda dengan Mark dia malah
terkekeh melihat tingkah Lily.
......................
Berly, Richard dan Zee sudah berada di tempat yang mereka rasa adalah titik suara. " Diloby?! " gumam Zee bingung.
" Hm, setelah dihitung-hitung ini lah tempat suara itu berasal " ucap Berly memperhatikan sekitar.
" Bersikaplah senetral mungkin, disini ada CCTV " gumam Richard pelan.
" Berpencar " ucap Berly.
" Saat masuk kesalah satu lorong, Richard menemukan ada tetesan darah. Dengan santai Richard mengikuti arah darah itu dan berakhir di dua pintu.
" Sial, apa yang terjadi disini " gumam Richard dalam hatinya. Saat Richard membalikan badannya dan berniat kembali bertemu dengan rekan-rekannya, dia dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba berada dibelakangnya.
" Siapa kau? " tanya orang itu datar.
" Maaf, aku salah kamar, kamar yang ingin ku tuju dilantai atas " ucap Richard tak kalah datar dan dingin.
" Jika tidak ada urusan pergilah " ucap orang itu.
" Tanpa kau minta aku juga akan pergi " ucap Richard datar lalu pergi begitu saja. Untunngnya orang itu percaya dan tidak curiga dengan Richard, sehingga Richard bisa pergi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments