Sebagai pasukan elit negara, tentu Wendy mempunyai caranya sendiri untuk menilai targetnya tanpa diketahui oleh siapapun.
Saat ini Wendy sedang menilainya dengan berpura-pura tertidur. Waktu pesawat akan mendarat, Wendy mendengar pria itu menggesekkan kakinya. Dari suara itu Wendy bisa menebak jika pria itu sedang meluruskan kakinya, seperti seseorang yang sedang memperbaiki celana atau ingin mengambil sesuatu dari sakunya.
Saat Wendy mengintip aktivitas pria itu, ternyata salah satu tebakannya benar. Pria itu mengambil sebuah pisau lipat dari dalam sakunya.
" Hah, pisau! bagaimana bisa dia melewati metal detector?! " gumam Wendy dalam hatinya.
Untuk mengode anggota lainnya, Wendy sengaja berpura-pura batuk.
" Ishhh.. kenapa kau batuk begitu keras, telingaku rasanya ingin pecah! " ucap Archen mengelus telinganya.
" Lihat kearah Wendy " ucap Berly. Saat semuanya melihat kearah Wendy, Wendy membentuk sebuah kode dengan tangannya '🤙' yang berarti bahaya.
Para anggota Phonix yang paham dengan kode itu langsung bersiap-siap dan waspada.
" Astaga.. belum juga sampai di penginapan, sudah disambut dengan pekerjaan saja " keluh Zee.
" Orang yang disampingmu mendengarnya " ucap Lily yang membuat Zee langsung cengengesan pada penumpang disampingnya.
......................
Saat sudah turun dari pesawat, anggota Phonix memgikuti pria tadi dari segala arah. Pria itu tampak terus mengikuti gadis intaiannya sendari tadi.
" Gunakan, masker dan kacamata kalian, jangan sampai dia melihat wajah kita " ucap Nico melalui earphone nya.
Setelah berada ditempat yang sedikit sepi, pria itu langsung berlari kearah gadis tadi dan hendak menikamnya dari belakang. Namun Nico dan Richard yang pandai membaca situasi langsung mengejar pria itu dan kemudian menendang kakinya, sehingga pria itu langsung tersungkur.
" Aaaa...!! " pekik gadis tadi terkejut.
" Kau tidak apa-apa?! " tanya Zoya yang langsung memeluk gadis itu.
" I-iyaa,, hiks " gadis itu langsung menangis dan gemetaran.
" Tidak apa-apa, ada kami disini " ucap Berly menenangkan gadis itu.
Pria tadi langsung tahan oleh Archen, dengan cara memegangi tangannya.
" Lepaskan aku, kalian siapa hah?! " ucap pria itu memberontak.
" Kita apakan dia? " tanya Mark pada yang lainnya.
" Coba buka topinya " ucap Zee, lalu diikuti oleh Mark.
Saat Mark ingin membuka topi orang itu, Hitomi tidak sengaja melihat tangan pria itu sedang memegangi sebuah pisau berbentuk pulpen.
" Awass..!! " pekik Hitomi.
Saat mendengar pekikan Hitomi, Mark langsung menghindar dari serangan pria itu. Untungnya Mark mempunyai insting yang bagus, jadi serangan itu tidaklah membuatnya terluka.
Setelah menyerang Mark, pria tadi langsung melarikan diri dari tim Phonix. Saat Mark dan Archen ingin mengejarnya, mereka langsung dihentikan oleh Nico karna mendapatkan telfon dari Kolonel Cha.
" Kapten menghubungi ku " ucap Nico pada yang lain.
" Sekarang kau pergilah, dan ingat untuk terus berhati-hati, mengerti? " ucap Wendy pada gadis tadi.
" T-terimakasih telah membantuku " ucap gadis itu lalu kemudian pergi.
" Ayo segera kemobil " ucap Richard, lalu mereka semua segera masuk ke mobil yang disiapkan Kolonel Cha.
Saat sudah didalam mobil, barulah Nico mengangkat telfon dari Kolonel Cha.
" Ya, apa yang kalian lakukan hah?! " bentak Kolonel Cha marah. " Cukup lakukan misi kalian dengan benar, jangan melakukan hal yang tidak sesuai dengan rencana Paham! "
" Siap paham Kapten " ucap semua anggota.
" Jika kalian melakukan yang tidak sesuai dengan rencana sekali lagi, maka kalian akan dihukum " ucap Kolonel Cha lalu memutuskan panggilan secara sepihak.
" Padahal yang kita lakukan adalah melindungi rakyat seperti yang mereka mau " ucap Zee ketus.
" Dari mana Kapten Cha tau kita menolong seseorang? " tanya Zoya bingung.
" Tentu saja dari kamera pengawas " ucap Richard santai.
" Hah? dimana?! " tanya semua anggota kecuali Nico.
" Lihat jam tangan mu Archen " ucap Nico dingin.
Semua mata tertuju pada jam tangan yang digunakan Archen. Awalnya mereka tidak melihat apa-apa, tapi setelah diperhatikan secara baik-baik, ternyata memang terdapat kamera kecil disana.
" Archen..!! " pekik semua member kecuali Richard dan Nico.
" S-sungguh aku tidak tau " ucap Archen langsung mengelak.
" Siapa yang memberikanmu jam tangan ini? " tanya Lily.
" Dari-- "
" Kapten Cha " potong Nico.
" Dari mana kau tau?! " tanya Archen kaget.
" Kami tidak sengaja melihatnya, dan dari awal aku sudah tau itu adalah kamera pengawas " ucap Nico.
" Kenapa kau bisa tau? " tanya Zee.
" Karna Kapten melarangmu membuka jam tangan itu " ucap Richard.
" Tunggu, jika ini kamera pengawas, berarti ucapan kita terdengar oleh Kapten Cha? " ucap Mark.
" Tidak, kamera ini tidak bisa menangkap suara " ucap Nico menjelaskan.
" Wahh Nico, kau sangat pintar " puji Zoya sambil bertepuk tangan.
" Terimakasih, tapi kau juga pintar " puji Nico sambil melihat Zoya melalui kaca mobil depan.
Zoya yang mendapat pujian itu langsung dibuat salah tingkah hingga pipinya memerah seperti kepiting rebus, tapi dia berusaha menutupinya.
" Apa Kapten Cha mengira kalo kita ini masih anak-anak, sampai-sampai harus diawasi seperti ini! " ucap Zee ketus.
" Sudahlah, apa kalian ingin disini terus! " ucap Hitomi ketus dan dingin.
Semua anggota yang mendengar ucapan Hitomi langsung saling pandang dan sedikit merasa canggung.
" Pakailah sabuk pengaman kalian, kita akan segera jalan " ucap Mark yang sudah ditempat pengemudi.
" A-ayok jalan " ucap Zoya.
......................
Saat ditengah perjalanan, Hitomi tetap diam sendari tadi. Hal itu membuat Wendy, Berly, Lily dan Zoya khawatir dengan Hitomi.
" Sepertinya dia benar-benar tertekan " ucap Lily berbisik.
" Cobalah membujuknya Li, agar kita tetap rukun " ucap Berly pada Lily.
" Kau memilih aku? ku rasa kau salah orang Berly " ucap Lily langsung menolak.
" Lalu siapa lagi? hanya kau yang dekat dengannya " ucap Berly.
" Diantara kita berlima, Zoya lah yang sangat pandai bersilat lidah. Jadi bagaimana kalau Zoya yang melakukannya?! " usul Lily.
" Apa benar-benar harus aku? " ucap Zoya, lalu para Agen wanita langsung mengangguk.
" Hufhh.. baiklah " ucap Zoya pasrah.
......................
Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka tiba di penginapan. Zoya yang diberi kode oleh para Agen wanita hanya bisa pasrah dan memulai rencananya.
" Hitomi, ikutlah denganku " ajak Zoya.
" Kau ingin kemana? " tanya Hitomi dingin.
" Kemarilah, temani saja aku " ucap Zoya tidak tau ingin memberi alasan apa.
Saat Zoya dan Hitomi pergi ke taman belakang, yang lain segera membawa barang-barang mereka untuk masuk ke penginapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
anggita
👌👍💪.,
2023-11-02
0