Elis terbelalak dengan perkataan Zayn.
"Kamu kira saya mau?! Gak! Urusan begituan urusan kamu!"
Menganiaya anaknya Abimanyu tanpa rasa kasihan sangat berbeda dengan memotong jari. Jelas bukan karena Elis kasihan, tapi karena Elis jijik membayangkan darah.
Zayn tergelak keras. "Tante nih bisa mukulin anak tujuh tahun sampe dia enggak mau ngomong lagi, tapi masa motong jari kelingking aja enggak bisa?"
"Pokoknya enggak! Kamu aja!"
"Tante nih sama aja kayak Sakura. Giliran kerjaan kotor dilimpahin sama orang lain semua."
Tapi Zayn tak protes, beranjak setelah menenggak habis wine di gelasnya. "Nanti ada yang ngeliat saya di sini jadi saya pamit dulu."
Elis cuma membiarkan, menuangkan kembali wine ke gelasnya sambil mengingat masa-masa di mana anak perempuannya masih ada.
Dia dulu anak yang manis, anak yang seharusnya baik-baik saja andai seseorang tidak merusaknya. Tapi kehidupan Sakura mulai berubah neraka sejak Abimanyu masuk dan diperparah oleh Rara.
Mereka yang membuatnya menderita akan Elis buat sama menderitanya.
Sementara itu, Zayn menarik pintu terbuka. Rahwana di depan pintu terlalu terkejut untuk bisa bersembunyi. Anak itu seketika membeku, takut melihat tatapan dingin Zayn padanya.
"Mama—" Rahwana mau berteriak, meminta bantuan Elis karena entah kenapa ia merasa nyawanya terancam.
Tapi sebelum itu terjadi ....
"Ssshhh." Zayn membekap mulutnya, mengangkat dia dengan mudah untuk pergi.
Zayn membawanya sangat jauh, masuk ke hutan agar tidak ada yang melihatnya. Di tengah kegelapan itu, Zayn melempar Rahwana ke dekat pohon.
"Kamu ternyata nakal yah, Bocah." Zayn berkacak pinggang. "Nguping karena kepo itu kebiasaan perempuan, Rahwana. Kamu emangnya perempuan?"
Rahwana menggeram. Matanya melotot dan tangannya terkepal. Sekitaran tempat ini benar-benar gelap hingga matanya sulit melihat, tapi bermodalkan cahaya rembulan di balik awan, Rahwana masih bisa melihat jelas seringai Zayn.
"Om selama ini pura-pura?!" teriaknya penuh tanya. "Om nyuruh aku baikin Bisu padahal Om mau nyakitin dia?!"
Zayn cuma tersenyum.
"Emang salahnya Bisu apa?! Kenapa Mama sama Om mau nyakitin Bisu?! Bisu itu ... Bisu udah capek! Aku tau! Aku liat Bisu capek! Kenapa Om jahat?!"
".... Karena," Zayn berjongkok, "karena dia lahir buat disiksa."
Rahwana tercengang. "Om nyuruh aku jagain Bisu!"
"Emang. Kamu harus selalu jagain Bisu. Om enggak bohong."
Tangan Rahwana semakin terkepal kuat. "Om nyuruh aku jagain Bisu tapi Om mau potong tangannya Bisu!"
Zayn terkekeh. Pria itu tampak sangat geli sampai-sampai dia menutup mulutnya.
Apakah semua bocah memang sebodoh ini? Dia pikir cuma karena Zayn menyuruh melindunginya, berarti dia benar-benar bisa melindunginya?
"Aku enggak bakal biarin!" teriak Rahwana keras. "Enggak ada yang boleh nyakitin Bisu!"
".... Oke." Zayn menjatuhkan tubuhnya di tanah, melipat tangannya di depan dada. "Om enggak bakal motong tangannya Bisu."
Rahwana mengerjap.
"Tapi kamu harus janji enggak ngomong apa-apa ke Bisu. Kalo kamu bilang, Om bakal langsung potong dua tangannya Bisu. Di depan kamu."
Rahwana terus mengepal tangannya kuat-kuat. Ada ketakutan di tubuhnya yang tidak bia dia tahan hingga gemetaran. Namun Rahwana akhirnya bergumam, "Om sumpah?"
"Ya, Om sumpah."
Rahwana semakin mengepalkan tangannya kuat-kuat, mendongak pada Zayn yang berdiri melipat tangan. Apa dia memang semenakutkan ini? Zayn selalu tersenyum dan terlihat selalu menuruti perkataan Mama. Kata Mama, Zayn itu orang yang sangat penting bagi Sakura.
Namun apa dia memang semenakutkan ini? Bisakah Rahwana percaya pada sumpah pria menakutkan ini?
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments