Elis melipat tangan memandangi Zayn yang turun dari atas sana. "Maksud kamu apa?" tanyanya tanpa basa-basi.
Zayn tertawa. "Tante, jangan salah paham. Kalo mau manipulasi orang, kita harus tau mana tempat yang perlu dielus mana tempat yang harus dipukul."
"Jadi maksudnya kamu mau baik sama anak itu?"
"Yap. Saya si Om Baik Hati, Sang Penyelamat Dari Nenek Sihir Jahat."
"Zayn!"
"Itu serius." Zayn duduk santai di sofa hingga mau tak mau Elis ikut duduk. "Tante udah jadi nenek sihir di mata anaknya Abimanyu. Makanya kalo saya jahat sama dia udah enggak ada gunanya juga. Jadi mending saya baikin dia aja."
"Untungnya apa coba?"
Zayn tersenyum lebar. "Mutusin hubungan emosional sama keluarganya."
"...."
"Tante, dia itu diculik, dibawa tiba-tiba, disiksa tiba-tiba. Tiap malem dia pasti nangis-nangis berharap keluarganya dateng nyelametin dia. Kalo misal penyelamat itu ternyata ada di sini, saya, Om Baik Hati Walaupun Orang Asing, kira-kira dia masih bakal mikirin keluarganya?"
"...."
"Kemungkinannya kecil. Manusia, disituasi mendesak kayak gitu, dia enggak peduli mau keluarga mau orang asing, asal dia aman dia bakal lari ke tempat yang dia rasa bikin dia aman."
Zayn meraih secangkir teh tarik di meja, menenggaknya sampai habis.
"Olivia udah mulai gerak, Tante."
"Mereka udah tau anaknya Abimanyu di sini?"
"Kalo secepat itu sih butuh bantuan Tuhan. Tapi enggak. Mereka belum tau." Zayn mengerling. "Buat sekarang."
Elis mengerutkan kening, mulai berpikir keras. "Kalo gitu lebih baik kita pindah-pindah."
"Enggak. Tante tetep di sini aja."
"Kalo Abimanyu tau, dia bakal langsung dateng nyelametin anaknya kan?"
"Udah jelas. Tapi dia enggak bakal tau secepat itu."
Zayn menjatuhkan kepalanya ke belakang, menatap langit-langit rumah bernuansa mughal ini.
"Timnya Olivia dibilang saingan sama Narendra soal kemampuan intel mereka. Apalagi ditambah Abimanyu. Dibikin parah sama Rose. Si Cacat kayaknya malah udah tau kalo saya yang bawa anaknya Abimanyu."
Perempuan itu terlalu cerdas walaupun cacat dan sering sekarat. Otaknya pasti langsung menyimpulkan dan mungkin malah sudah tahu alasan dibalik tindakan ini.
Tapi ... kepintaran tidak menjamin segalanya. Kepintaran itu tidak mutlak.
"Tante, ayo biarin Abimanyu tau soal anaknya."
"Apa?"
"Nanti, kalau dia udah selesai nyari ke semua lubang cacing di dunia sampe akhirnya dia tau Nabila di sini." Zayn terkekeh. "Tante enggak mau liat ekspresinya? Waktu anak yang dia cari-cari ke seluruh dunia akhirnya ketemu tapi anak itu udah enggak mau sama mereka karena ngira dia udah dibuang."
Elis langsung memicing. Tentu saja dia sangat ingin melihat. Ia sangat ingin berteriak mengatai Abimanyu dan Rara tentang dosa mereka.
"Kalo Tante mau liat, jangan terlalu gerah liat saya baik-baikin anaknya Abimanyu. Kalo bisa sih dia sampe nganggep saya bapaknya. Terus Rahwana, gimana kalo bikin Nabila suka sama dia?"
"Saya enggak sudi!"
"Cuma sepihak, Tante. Soalnya perempuan itu paling lemah sama laki-laki."
Dan begitu pula sebaliknya. Kalau bisa sih Nabila menggantungkan seluruh hidupnya pada Rahwana, karena dengan begitu dia akan semakin lupa terhadap orang tuanya, dan perasaan bahwa rumahnya adalah Rahwana akan semakin terbentuk pelan-pelan.
Dan sisanya adalah membiarkan Rahwana mengendalikan gadis kecil itu. Membuatnya mau melakukan apa saja perintah Rahwana.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments