Rahwana hanya cemberut sewaktu mobil Elis tampak memasuki halaman. Sebuah mobil lain mengekorinya dan terlihat asing bagi Rahwana.
Sesaat ia merasa senang, karena jika itu tamu, paling tidak Elis akan menahan kemarahannya nanti. Tapi saat Zayn keluar dari mobil itu, Rahwana mendengkus malas.
Kalau cuma Zayn, Elis tidak bakal sungkan marah.
"Loh, Rahwana? Kamu kok di luar, Sayang?"
Lalu Fina langsung mengadukan perbuatan Rahwana. Sesuai dugaan, ekspresi wajah Elis langsung memerah marah.
"RAHWANA!"
Rahwana tersentak kaget. Seumur hidup jadi anak Mama, baru kali ini ia dibentak seperti Mama membentak si Bisu. Apa sebesar itu kesalahannya?
"Kamu ... kamu yah! Pantesan kamu sering nanya-nanya soal Bisu!" Ekspresi Elis terlihat sangat menakutkan sampai Rahwana takut. "Ngapain aja kamu sama dia? Ngomong apa dia sama kamu?!"
"Bisu enggak—"
"PANGGILIN BISU KE SINI, SEKARANG JUGA!"
Rahwana mematung kaku saat Elis melangkah murka ke dalam rumah. Wanita itu menunggu tidak sabar sampai akhirnya anak dari mantan menantunya turun, terseok-seok diseret oleh Fina.
Begitu dia tiba, Elis tanpa ragu menampar wajah kecilnya.
"Anak haram pelacur!"
Plak!
"Mentang-mentang mama kamu godain suami anak saya, sekarang kamu yang mau godain anak saya! Kamu itu masih kecil! Masih bau ingus! Udah pinter aja kamu gatel!"
Nabila melindungi kepalanya sambil menangis terisak-isak walau tanpa suara. Ia tak tahu kalau ternyata Rahwana juga berbahaya.
Dia selalu memberinya makan jadi Nabila pikir dia baik. Namun sekarang jelas baginya bahwa Rahwana juga akan membuatnya dipukuli berkali-kali.
"Ambilin besi saya! Ini anak udah lupa rasanya dipukulin!"
Tidak! Nabila belum lupa!
Badan anak itu gemetar sangat keras lantaran takut. Sebentar lagi pukulan besi mungkin siap melebamkan badannya jika Zayn tidak tiba-tiba menghalau.
"Tante, santai dong. Jangan terlalu keras gitu sama anak kecil," katanya dengan senyum manis.
Elis mengerutkan kening tak suka. "Kamu sekarang kasian sama anaknya Abimanyu?!"
"Tante, ayolah. Masa Tante ngeraguin saya?"
Perkataan Zayn mau tak mau meredam Elis. Pria ini adalah satu-satunya orang yang peduli pada Sakura sebelum Sakura pergi. Dia pula yang memastikan keamanan Elis saat orang-orang kiriman Abimanyu mencarinya dulu.
Zayn tidak akan pernah mengkhianati Sakura. Hal itulah yang membuat Elis tidak jadi memukuli Nabila dan membiarkan Zayn bersikap sok baik padanya.
"Sayang, bangun sini. Kamu enggak pa-pa?"
Nabila mendongak. Menatap wajah pria yang telah mencegahnya dipukuli oleh besi.
Walau sebenarnya tidak baik-baik saja, Nabila mengangguk. Paling tidak rasa sakitnya tidak bertambah.
"Badan kamu panas gini. Kamu sakit yah?"
Nabila menggeleng. Tidak mau mengakuinya.
"Kalo badan panas namanya sakit." Zayn menggendong gadis kecil itu dan membawanya pergi. Tak lupa pria itu berkata, "Tolong bawain kompres, obat penurun panas, sama es krim."
Mereka menghilang di atas sementara Rahwana mendongak pada Elis.
"Om Zayn megang Bisu kok enggak ketularan?"
Elis mendelik. Berjongkok di depan anaknya, memegang kuat-kuat bahunya.
"Denger, Rahwana, dia itu anak pembunuh."
"...."
"Gara-gara orang tuanya, kakak kamu udah enggak ada. Kamu masih kecil makanya belum ngerti. Tapi inget, jangan pernah, jangan pernah kamu kasian sama dia. Mama bakal selalu maafin semua kesalahan kamu tapi kasian sama Bisu berarti kamu bukan anak Mama lagi."
Rahwana menahan napas kaget. Buru-buru ia mengangguk, walau hatinya masih merasa si Bisu tidaklah seberbahaya yang Elis katakan.
*
"Badan kamu banyak lukanya, Sayang." Zayn meletakkan kompres ke kening Nabila yang untuk pertama kali setelah sekian lama bisa memakai bantal. "Tante Elis jahat sama kamu?"
Nabila justru menahan tangisnya. Dia tak percaya setelah sekian hari yang terasa seperti tahun, ada seseorang yang bisa menghentikan pukulan menyakitkan itu.
"Kasian." Zayn menatapnya prihatin. "Om enggak bisa bantu banyak tapi seenggaknya hari ini Om bisa jagain kamu. Tidur nyenyak biar cepet sembuh yah?"
Di antara tangis harunya, Nabila mengangguk. Ia memejamkan mata, sesekali merasakan air matanya diseka oleh tangan besar pria itu.
Rasa aman dari lindungan pria itu membuat Nabila bisa tidur nyenyak, mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang kelelahan.
Ia harap Om Baik Hati ini tetap di sini, melindunginya.
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments