Rahwana membawa Bisu dengan senang hati karena ia adalah penyelamat, tapi waktu Bisu melepaskan tangannya seperti dia tidak pernah butuh lalu berlari ke pelukan Zayn seolah itu yang dia mau, Rahwana berdecak kesal.
Bisa-bisanya!
Bukankah harusnya Bisu berterima kasih dulu pada Rahwana yang sudah membawanya?
"Kenapa kamu peluknya Om Zayn? Kan aku yang bawa kamu!" omel Rahwana.
Tapi Nabila tidak mendengar, menenggelamkan wajahnya di dada Zayn. Hal itu mengundang tawa dari Zayn.
"Rahwana, laki-laki enggak boleh gampang cemburuan," ucapnya menasehati.
Rahwana mendengkus. Kenapa jadi laki-laki sangat sulit? Harus bwgini, harus begitu, tidak boleh begini, tidak boleh begitu!
"Kamu apa kabar, Sayang?" Zayn mengusap-usap rambut Nabila yang kini mulai memanjang lagi walau tidak beraturan. "Kangen Om yah?"
Nabila mengangguk. Mendongak dengan mata berkaca-kaca. Ia selalu merindukan Om Baik Hati setiap kali dia pergi. Nabila tak pernah bosan menunggunya setiap hari, berharap dia segera muncul.
"Maaf, yah. Om banyak kerjaan jadi susah sering-sering dateng."
Nabila menggeleng. Isyarat bahwa itu tidak apa-apa asal Om Baik Hati menyempatkan diri datang.
"Kamu dikurung di kamar sama Mamanya Rahwana?"
Nabila mengangguk.
"Kalo gitu gimanapun jangan keluar-keluar yah. Janji sama Om kamu duduk di kamar sampe acara selesai."
Nabila mengangguk lagi.
"Bisu kenapa sih enggak mau ngomong?" timpal Rahwana. "Bisu dulu enggak bisu. Kenapa enggak mau ngomong?"
Zayn mengusap-usap puncak kepala Nabila. "Enggak masalah. Yang penting kamu sehat."
Senyum lebar Nabila berkembang mengekspresikan kebahagiaannya. Terlebih setelah itu Zayn mengeluarkan sejumlah makanan dan mengajak mereka berdua untuk makan bersama.
Zayn sedikitpun tidak marah saat Nabila duduk di pangkuannya, tidak mau turun sekalipun Rahwana menyuruhnya. Bahkan setelah makan, Nabila tertidur di pelukan Zayn, mencengkram pakaiannya seolah tak mau Zayn pergi dari sisinya.
Zayn mengantar gadis kecil itu sampai ke kamarnya. Memasang selimut ke tubuhnya dan menyelipkan sebatang permen untuk dia makan esok hari.
Sebelum Zayn kembali ke tempat Rin berada.
"Makin lama gue sama lo, makin gue merinding," komentar Rin.
Zayn tergelak. "Lo tau enggak sih kapan waktunya hero muncul?"
"Pas ada bahaya?"
Pria itu semakin tertawa. "Bukan. Waktunya hero muncul tuh pas lo udah babak belur."
Setelah penjahat menyiksa seseorang habis-habisan dan mereka diambang kehancuran, barulah saat itu superhero muncul. Superhero tidak disebut superhero ketika dia muncul di awal masalah, apalagi menyelamatkan sebelum sesuatu hancur. Karena ... seseorang belum putus asa.
Kemunculan superhero saat semua orang sudah dikalahkan, saat harapan sudah hancur dan pikiran sudah berkata tidak ada lagi kesempatan selamat—kemunculan itu akan terkenang.
Itu adalah aturan klasik dari superhero di mana pun.
"Bocahnya Abimanyu udah putus asa. Dia babak belur sama nenek sihir. Mau bapaknya yang muncul, atau penjahat yang pura-pura baik, selama dia ngerasa superhero udah muncul, dia udah ngerasa diselametin. Gue superhero. Hal yang bakal selamanya dia kenang."
Rin mendengkus. "Terus sekarang gimana? Kita masih harus nunggu buat kepalanya Rose?"
"Lo tuh mau kepala Perdana Menteri. Lo kira bisa ajaib lo kirim orang terus SURPRISE kepalanya dateng ke elo? Nyulik anak ajudannya aja butuh tujuh tahun buat nunggu."
Zayn tersenyum lebar memandangi rembulan di atas sana.
"Bilang sama Bos, gue bakal jamin Abimanyu sujud ke tanah asal Bos mau sabar nungguin."
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments