2. Disiksa Sampai Tak Bisa Bersuara

Teriakan histeris seorang anak nampaknya sudah terbiasa didengwrkan dari kediaman megah itu. Semua penghuni rumah bahkan tetap melanjutkan aktivitas mereka tanpa peduli bagaimana anak kecil itu meminta ampun dan pertolongan agar tubuh kecilnya selamat dari rasa sakit.

"Siapa yang nyuruh kamu pecahin piring!" Elis melipat jemari kecil anak itu, memberinya rasa sakit baru setelah betisnya dibuat berdarah-darah. "Kamu itu disuruh cuci piring! Bukan malah pecahin piring! Kemarin kamu juga pecahin! Emang sengaja kamu kan?!"

Nabila menjerit histeris.

Ia berusaha menjelaskan bahwa ia tidak sengaja. Ia tidak tahu kenapa bisa menjatuhkannya. Tangan Nabila terasa lemas dan tiba-tiba piring itu jatuh.

Namun alih-alih menjelaskan, mulut anak itu hanya terus mengeluarkan teriakan sakit, permohonan ampun, dan air mata yang seolah tak mau kering.

"AKU MAU PULANG!" teriak Nabila di antara kewarasannya yang nyaris pecah. "AKU MAU MAMA! MAU MAMA! PAPA, TOLONG BILA!"

Plak!

Elis menanpar wajah anak itu penuh dendam. Matanya melotot lebar, merasakan amarah yang memuncak tak peduli berapa kali ia melihat anak ini.

Elis kemudian berjongkok, menarik telinga Nabila sampai rasanya ingin robek.

"Kamu mau tau siapa yang salah?" bisik Elis di wajahnya. "Semuanya salah mamamu. Mamamu yang pelacur itu salah. Siapa suruh dia lahirin kamu. Dia pikir dia berhak bahagia habis bikin anak saya menderita?"

"MAMA! PAPA!"

Elis mencubit lengan Nabila sangat kuat. "Sebut lagi Papamu, ayo sebut. Mulai sekarang kalo saya denger kamu nyebut Mama atau Papamu, saya cubit kamu satu badan."

Nabila sudah terlalu sakit sampai ia buru-buru menutup mulutnya kuat. Tapi karena sakit juga, anak itu tidak bisa berhenti menangis.

Dia terus menangis sampai tubuhnya lelah dan lagi-lagi tak sadarkan diri.

*

Nabila sudah tidak tahan. Ia tidak ingin lagi dipukuli atau dicubit atau ditendang atau dibentak-bentak. Nabila ingin pulang. Ia merindukan Mama, Papa, Paman, Nenek, Kakek, semua orang yang tidak pernah menyakitinya.

Malam ini Nabila akan diam-diam pergi. Ia pernah melihat Mama pakai taksi. Paman supirnya tinggal diberitahu ingin ke mana lalu mereka akan mengantarnya ke rumah. Nanti di rumah baru Nabila minta uang pada Mama untuk membayar taksinya.

Anak itu berlari keluar ketika seluruh orang di rumah sudah tidur, persis saat malam begitu gelap. Walau takut, Nabila lebih takut pada rasa sakit.

Kakinya melangkah tanpa alas, berusaha keras menarik pintu gerbang agar terbuka. Nabila terus berlari kencang, meyakinkan dirinya bahwa sebentar lagi pasti ada jalan besar, ada banyak mobil, dan orang-orang yang bisa dimintai tolong mengantarnya pulang.

Tanpa gadis kecil itu sadari Rahwana mengikutinya. Sebagai anak yang lahir di sekitaran sini, tentu saja Rahwana hafal ke mana Nabila mau pergi.

Itu hutan.

Anak itu bukan sedang berlari ke jalan raya tapi hutan. Jika Nabila mencari jalan raya yang sering dia lihat, dia harus naik bus menuju kota dulu. Jika dia ingin pulang ke rumah, dia harus pergi ke bandara dulu.

Rumah yang dia impikan berada jauh di benua lain.

Makanya ketika Nabila sadar bahwa ia justru masuk ke hutan, gadis itu cuma bisa berteriak-teriak.

"MAMA! PAPA! BILA DI SINI! JEMPUT BILA!"

Rahwana mengangkat alisnya heran. Diam menyaksikan Nabila duduk, memeluk dirinya sendiri dan menangis lagi.

"Mama," rintih dia sambil terisak-isak. "Mama mana? Bila takut, Ma. Bila sakit."

Rahwana menghela napas. Memutuskan buat mendekat karena dia terus berteriak-teriak seperti orang bodoh.

"Oi."

Nabila tersentak. Menoleh ketakutan karena berpikir dia akan dipukul atau dicubit. Barusan Nabila menyebut Mama dan Papa.

Tapi ketika Rahwana di depannya, melihat gadis kecil itu melindungi dirinya secara menyedihkan, bocah lelaki itu cuma mendengkus.

"Mama Papa kamu udah enggak ada," kata Rahwana.

"Enggak! Mama sama Papa ada di rumah! Bentar lagi mereka jemput Bila!"

"Enggak bakal." Rahwana menatapnya tegas. "Kamu enggak bakal bisa pulang."

Nabila semakin terisak. "MAMA PASTI JEMPUT BILA!"

"Kalo kamu keras kepala, Mamaku bakal pukul kamu pake besi."

Nabila tertegun takut.

Namun Rahwana hanya mengatakan apa adanya. Tadi ia melihat Mama memegang sebatang besi yang katanya akan dipakai memukul Nabila jika Nabila tidak mau mendengarkan.

"Kalo kamu enggak mau sakit, kamu harusnya dengerin kata Mama. Makin kamu nakal, makin Mama nyiksa kamu."

"Hiks."

"Terserah kamu sih kalo enggak mau denger." Rahwana berbalik. "Toh yang sakit kamu sendiri."

Nabila ketakutan sampai tangannya mencengkram baju Rahwana, spontan berharap bantuan darinya.

Rahwana yang terkejut langsung menepis tangan Nabila, menatapnya kesal. "Mama ngelarang aku megang kamu!" tegasnya. "Mama bilang kamu penyakitan!"

"Bila mau pulang, hiks. Tolong."

"Aku bakal tolong kamu. Tapi bukan pulang ke rumah. Kamu ikut aku, kita pulang ke rumah aku. Soalnya kalo Mama tau kamu di sini, besok kamu bakal dipukulin lagi."

Nabila menggeleng, tidak mau pulang ke rumah menakutkan itu lagi.

Rahwana yang merasa sudah melakukan sebisanya pun berbalik, berjalan pulang ke rumah untuk melapor.

Kalau dibiarkan nanti dia malah tenggelam di sungai.

Dan sesuai kata Rahwana, begitu orang-orang menemukan Nabila, anak itu dibawa pulang, dipukuli oleh besi, lalu dikurung di dalam kamar gelap sampai dia tidak punya tenaga lagi untuk berteriak.

Semua itu hanya Rahwana saksikan. Anak itu tidak benar-benar paham kenapa Nabila disiksa, tapi Mama berkata orang tuanya Nabila telah membunuh kakaknya Rahwana dan membuat mereka tidak bisa bebas lagi.

Katanya kelahiran Nabila adalah sebuah penghinaan dan kesialan. Dia memang lahir untuk menderita. Orang tuanya sudah tahu anak itu kutukan tapi orang tuanya tetap memaksa dia ada.

Begitu yang Rahwana dengar.

"Oi." Meski Rahwana tidak tahu kenapa ia merasa agak kasihan.

Diam-diam ia pergi ke ruangan Nabila, membawakannya banyak roti dan air.

"Nih, makan."

Nabila mungkin kelaparan setelah dipukuli dan menangis hingga dia langsung melahapnya seperti binatang. Rambut dia yang panjang mendadak hampir botak digunting-gunting berantakan. Pipinya bengkak, matanya juga, dan jangan tanya badannya bagaimana.

"Kamu harusnya enggak lahir," kata Rahwana kasihan. "Semuanya salah Mama sama Papamu."

Nabila tampak kosong ketika dia mengangguk.

Rasa sakit telah memecahkan seluruh kewarasannya. Rasa sakit telah membuatnya mengerti bahwa ia tidak seharusnya lahir.

Semuanya salah Papa dan Mama.

"Mulai sekarang jangan nyebut Papa sama Mamamu lagi. Mungkin lama-lama Mama enggak bakal marah lagi."

Nabila mengangguk.

"Nama kamu siapa?" tanya Rahwana karena memang belum tahu.

Dia hanya sering dipanggil anak sialan, anak pelacur, anak haram.

Nabila menggeleng.

"Aku tanya nama kamu siapa?"

Mulut gadis kecik itu terbuka namun kemudian terturup lagi.

Dia berusaha untuk bilang bahwa dia tidak bisa mengeluarkan suaranya, entah kenapa.

*

Ramalan Rose sama Olivia akan jadi realita di sini.

Terpopuler

Comments

Zahra Zahwa

Zahra Zahwa

ini nih yg AQ gak suka kalo masih sedikit bab nunggunya mpe ubanan

2023-10-17

2

Lia

Lia

masih 2 bab, tp tensiku sudah mulai naik.......

ayo thor....... up lg, biar cepat masuk rumah sakit aq.....

2023-10-17

1

Anbu Hasna

Anbu Hasna

mending menggila bareng Mahendra atau Sakura, daripada sama anak kecil

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Surga yang Telah Berubah jadi Neraka
2 2. Disiksa Sampai Tak Bisa Bersuara
3 3. Sudah Takut Berbuat Salah
4 4. Nak, Tungguin Papa
5 5. Kamu Penyakitan
6 6. Ketahuan Membantu
7 7. Pertolongan Om Baik Hati
8 8. Rencana Zayn & Elis
9 9. Om Baik Hati Sudah Pergi
10 10. Harus Menikah Dengan Siapa?
11 11. Dia Calon Istrimu
12 12. Tidak Jadi Menikah
13 13. Bertemu Om Baik Hati Lagi
14 14. Superhero Bagi Si Bisu
15 15. Mulai Merasakan Ancaman
16 16. Tuduhan Mencuri
17 17. Rahwana Dengar
18 18. Om Sumpah
19 19. Paket Mengerikan
20 20. Keputusasaan Abimanyu
21 21. Perasaan yang Dipendam oleh Rose
22 22. Membujuk Bisu
23 23. Membeli Sari Jelek
24 24. Suami-Istri
25 25. Bisu Menolak
26 26. Hanya Ingin Om Baik Hatinya
27 27. Cerita Tentang Jodoh
28 28. Berbaikan Dengan Rahwana
29 29. Setelah Sepuluh Tahun
30 30. Ayo Pulang
31 31. Sudah Bukan Akting
32 32. Akhirnya Diketahui
33 33. Memilih Sakura
34 34. Menutup Mata
35 35. Kamu yang Curang
36 36. Saya Rahwana
37 37. Kelahiran Rahwana
38 38. Pilih Mereka atau Tidak Sama Sekali
39 39. Rahwana Kabur
40 40. Kamu Benci Sama Om?
41 41. Akhirnya Papa Jemput Kamu
42 42. Hari Balas Dendam
43 43. Saya Nyerah
44 44. Bisu Anak Baik
45 45. Sayang
46 46. Setidaknya Sudah Balas Dendam
47 47. Sudah Lama Baik-Baik Saja
48 48. Harusnya Tidak Memaafkan
49 49. Cantik Tapi Beracun
50 50. Tawaran Rahwana
51 51. Apa Terlambat?
52 52. Kenapa Memilih Nabila?
53 53. Semuanya Salah Mama dan Papamu
54 54. Kemarahan Rose
55 55. Sedikit Cemburu
56 56. Ngumpet
57 57. Sok Baik-Baik Saja
58 58. Pindah Ke Rumah Olivia
59 59. Diam-Diam Merasa Takut
60 60. Hati Aku Nanti Berdarah
61 61. Biarin Aja
62 62. Aku Mau, Ya Kamu Ikut
63 63. Rindu Om
64 64. Kelemahan Zayn
65 65. Lelah Dengan Kebencian
66 66. Memperebutkan Kemenangan
67 67. Rahwana VS Abirama
68 68. Dia Keluarga
69 69. Opa Adji
70 70. Rahwana Akan Mengabulkannya
71 71. Rahasia Zayn
72 72. Sebenarnya Tidak Baik-Baik Saja
73 73. Terpantau Cowok Ganteng
74 74. Cemburu tapi Percaya
75 75. Winter is Coming
76 76. Aku Tau Om Munafik
77 77. Tak Bisa Memaafkan
78 78. Bapak dan Anak Sama Saja
79 79. Sebuah Skandal Besar
80 80. Pantas Disiksa
81 81. Pohon
82 82. Rencana Kabur
83 83. Tak Membawa Rahwana
84 84. Keegoisan Zayn
85 85. Anak Itu Istimewa
86 86. Sosok Zayn Bagi Nabila dan Rahwana
87 87. Sedikit Rindu
88 88. Surat Cerai
89 89. Perbedaan Abimanyu dan Zayn
90 90. Satu-Satunya yang Tahu Keberadaan Zayn
91 91. Kalau Harus Jual Dunia
92 92. Usulan Gila Rahwana
93 93. Dia Sudah Menikah
94 94. Kenapa Menolak?
95 95. Semuanya Demi Si Bisu
96 96. Kalau Aku Enggak Ada
97 97. Munafik
98 98. Datang Ke Pesta
99 99. Pertemuan Dengan Papa
100 100. Abimanyu Merelakan
101 101. Pecundang yang Kuat
102 102. Om Baik Hati Sebenarnya Jahat
103 103. Tak Menyangka Dia Diam
104 104. Zira Mengambil Alih
105 105. Rencana Balasan Zira
106 106. Mustahil Dia Pergi
107 107. Mulai Mempertanyakan
108 108. Bukan Salah Papa!
109 109. Strategi Kecil Rahwana
110 110. Sakit Jiwa
111 111. Tidak Memperkirakan
112 112. Ancaman Zayn
113 113. Ancaman Zayn (2)
114 114. Desakan Nabila
115 115. Zayn Memang Munafik
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 CERAIKAN AKU, SUAMIKU!
159 158
160 159
161 160
162 161
163 162
164 163
165 164
166 165
167 166
168 167
169 168
170 169
171 170
172 171
173 172
174 173
175 174
176 175
177 176 Special part Nabila-Zayn
178 spesial part rahwana and si kembar beda sifat
179 rahwana & raja
180 rahwana - luna
181 preview 2 - CERAIKAN AKU, SUAMIKU!
Episodes

Updated 181 Episodes

1
1. Surga yang Telah Berubah jadi Neraka
2
2. Disiksa Sampai Tak Bisa Bersuara
3
3. Sudah Takut Berbuat Salah
4
4. Nak, Tungguin Papa
5
5. Kamu Penyakitan
6
6. Ketahuan Membantu
7
7. Pertolongan Om Baik Hati
8
8. Rencana Zayn & Elis
9
9. Om Baik Hati Sudah Pergi
10
10. Harus Menikah Dengan Siapa?
11
11. Dia Calon Istrimu
12
12. Tidak Jadi Menikah
13
13. Bertemu Om Baik Hati Lagi
14
14. Superhero Bagi Si Bisu
15
15. Mulai Merasakan Ancaman
16
16. Tuduhan Mencuri
17
17. Rahwana Dengar
18
18. Om Sumpah
19
19. Paket Mengerikan
20
20. Keputusasaan Abimanyu
21
21. Perasaan yang Dipendam oleh Rose
22
22. Membujuk Bisu
23
23. Membeli Sari Jelek
24
24. Suami-Istri
25
25. Bisu Menolak
26
26. Hanya Ingin Om Baik Hatinya
27
27. Cerita Tentang Jodoh
28
28. Berbaikan Dengan Rahwana
29
29. Setelah Sepuluh Tahun
30
30. Ayo Pulang
31
31. Sudah Bukan Akting
32
32. Akhirnya Diketahui
33
33. Memilih Sakura
34
34. Menutup Mata
35
35. Kamu yang Curang
36
36. Saya Rahwana
37
37. Kelahiran Rahwana
38
38. Pilih Mereka atau Tidak Sama Sekali
39
39. Rahwana Kabur
40
40. Kamu Benci Sama Om?
41
41. Akhirnya Papa Jemput Kamu
42
42. Hari Balas Dendam
43
43. Saya Nyerah
44
44. Bisu Anak Baik
45
45. Sayang
46
46. Setidaknya Sudah Balas Dendam
47
47. Sudah Lama Baik-Baik Saja
48
48. Harusnya Tidak Memaafkan
49
49. Cantik Tapi Beracun
50
50. Tawaran Rahwana
51
51. Apa Terlambat?
52
52. Kenapa Memilih Nabila?
53
53. Semuanya Salah Mama dan Papamu
54
54. Kemarahan Rose
55
55. Sedikit Cemburu
56
56. Ngumpet
57
57. Sok Baik-Baik Saja
58
58. Pindah Ke Rumah Olivia
59
59. Diam-Diam Merasa Takut
60
60. Hati Aku Nanti Berdarah
61
61. Biarin Aja
62
62. Aku Mau, Ya Kamu Ikut
63
63. Rindu Om
64
64. Kelemahan Zayn
65
65. Lelah Dengan Kebencian
66
66. Memperebutkan Kemenangan
67
67. Rahwana VS Abirama
68
68. Dia Keluarga
69
69. Opa Adji
70
70. Rahwana Akan Mengabulkannya
71
71. Rahasia Zayn
72
72. Sebenarnya Tidak Baik-Baik Saja
73
73. Terpantau Cowok Ganteng
74
74. Cemburu tapi Percaya
75
75. Winter is Coming
76
76. Aku Tau Om Munafik
77
77. Tak Bisa Memaafkan
78
78. Bapak dan Anak Sama Saja
79
79. Sebuah Skandal Besar
80
80. Pantas Disiksa
81
81. Pohon
82
82. Rencana Kabur
83
83. Tak Membawa Rahwana
84
84. Keegoisan Zayn
85
85. Anak Itu Istimewa
86
86. Sosok Zayn Bagi Nabila dan Rahwana
87
87. Sedikit Rindu
88
88. Surat Cerai
89
89. Perbedaan Abimanyu dan Zayn
90
90. Satu-Satunya yang Tahu Keberadaan Zayn
91
91. Kalau Harus Jual Dunia
92
92. Usulan Gila Rahwana
93
93. Dia Sudah Menikah
94
94. Kenapa Menolak?
95
95. Semuanya Demi Si Bisu
96
96. Kalau Aku Enggak Ada
97
97. Munafik
98
98. Datang Ke Pesta
99
99. Pertemuan Dengan Papa
100
100. Abimanyu Merelakan
101
101. Pecundang yang Kuat
102
102. Om Baik Hati Sebenarnya Jahat
103
103. Tak Menyangka Dia Diam
104
104. Zira Mengambil Alih
105
105. Rencana Balasan Zira
106
106. Mustahil Dia Pergi
107
107. Mulai Mempertanyakan
108
108. Bukan Salah Papa!
109
109. Strategi Kecil Rahwana
110
110. Sakit Jiwa
111
111. Tidak Memperkirakan
112
112. Ancaman Zayn
113
113. Ancaman Zayn (2)
114
114. Desakan Nabila
115
115. Zayn Memang Munafik
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
CERAIKAN AKU, SUAMIKU!
159
158
160
159
161
160
162
161
163
162
164
163
165
164
166
165
167
166
168
167
169
168
170
169
171
170
172
171
173
172
174
173
175
174
176
175
177
176 Special part Nabila-Zayn
178
spesial part rahwana and si kembar beda sifat
179
rahwana & raja
180
rahwana - luna
181
preview 2 - CERAIKAN AKU, SUAMIKU!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!