Sambil menunggu Gisel muncul, rupanya Jean tak tinggal diam. Meskipun pada awalnya pria itu duduk dengan tenang seraya menatap sekitar. Tapi, perhatiannya mendadak tertarik pada sebuah kotak dari kardus bekas yang diletakkan disudut ruangan dekat rak sepatu.
Sebuah kotak persegi yang bertuliskan 'Jangan Dibuka, Berbahaya!' dengan coretan spidol merah, yang cukup menganggu penglihatan pria itu.
Lantas, karena Jean merasa hal itu sedikit mengganggu. Pria itupun bangkit dari posisi duduknya, hanya untuk melihat apa isi di dalam kardus tersebut. Dan saat tangannya berhasil membuka penutupnya, detik itu Jean mengusap permukaan wajahnya sendiri sembari menahan suara tawanya, agar tak Gisel dengar.
"Bisa-bisanya dia melakukan hal semacam ini," ucapnya seraya mengangkat benda yang selama ini dia cari.
Yakni, salah satu celana boxer milik Jean yang waktu itu hilang. Setelah kopernya tidak sengaja tertukar dengan koper milik Gisel yang kebetulan memiliki corak serta warna yang sama.
"Tapi aku tak menduga dia akan menyimpannya sampai seperti ini," lanjut Jean dengan senyum yang kembali terkembang disudut bibirnya.
Alih-alih mengambil barang miliknya, Jean justru meletakkan kotak kardus itu ditempatnya semula. Kemudian berjalan kembali ke arah sofa tempatnya duduk tadi.
Barulah setelah itu, sosok Gisel yang sudah berganti baju dengan piyama tidur, menghampiri dirinya dengan kotak P3K ditangan serta sebuah handuk yang kemudian wanita seksi itu sodorkan ke arah Jean.
"Ini," ujar Gisel seraya melihat ke arah lain.
Bukan karena dia marah atau membenci Jean. Akan tetapi karena Gisel baru menyadari jika pakaian basah yang masih melekat ditubuh pria mesum berkacamata itu benar-benar mengekspos semua bagian atas tubuhnya. Bahkan dari sini, mata Gisel bisa melihat bagaimana bagian dalam tubuh pria itu terbentuk sempurna dan menggoda.
Mungkin jika Gisel wanita gampangan, dia sudah kehilangan kendali dan menyerbu pria di depannya ini. Untungnya saja, Gisel bukanlah tipikal wanita yang seperti itu. Apalagi setelah bertemu dengan Bu Jiya. Gisel rasa, perlahan dia harus mulai merubah penampilannya supaya tidak terlihat sebagai wanita murahan.
"Kenapa kau tiba-tiba memberiku handuk?" tanya Jean yang membuat Gisel tanpa sadar menolehkan kepala ke arah pria itu.
"Eum, mungkin kau bisa terkena masuk angin. Apalagi pakaianmu basah kuyup," balas Gisel cepat dan terdengar sangat masuk akal. Wanita itu bahkan menatap kedua mata Jean lurus, untuk meyakinkannya.
Hanya saja, Jean tak menggubris perkataan Gisel barusan. Bukannya menerima handuk itu, Jean justru melepas kemeja yang dia pakai langsung di depan mata Gisel. Hingga membuat wanita seksi itu menjerit histeris.
"Tunggu! Kau mau apa?! Cepat kancingkan lagi, cepat!" teriak Gisel seraya menutupi bagian wajahnya dengan salah satu tangan.
Sebab, ini pertama kalinya. Gisel melihat langsung bagaimana seorang pria melepaskan baju didepan wajahnya. Dan itu benar-benar menakutkan.
Namun bukan Jean namanya jika pria itu tak kembali bertingkah untuk semakin menggoda. Terlebih lagi saat dirinya melihat reaksi Gisel yang tampak lucu kali ini. Jean menjadi semakin ingin menggodanya lebih lagi.
Jadi dia putuskan untuk berjalan mendekat ke arah Gisel yang masih berdiri tak jauh dari sisi sofa. Hanya sekadar untuk menakut-nakuti wanita seksi itu niatnya. Akan tetapi hal yang tak terduga terjadi.
Yakni saat sebuah petir besar tiba-tiba menyambar kencang ke arah balkon. Kemudian membuat Gisel langsung membalikkan badan dan reflek memeluk tubuh atas Jean yang polos. Detik itu juga, sesuatu seperti sengatan listrik berdaya kecil menyentuh permukaan kulit Jean, hingga membuat pria itu melebarkan kedua pupil matanya, saking terkejutnya.
Sedangkan Gisel sendiri, malah semakin memeluk tubuh Jean erat. Tanpa tahu, jika si pemilik tubuh mulai kehilangan batasnya untuk menahan diri.
Tidak, ini bukan hal yang baik. Apalagi jika Gisel terlalu lama memeluk tubuh Jean. Bisa-bisa pria itu melakukan sesuatu yang akan membuatnya menyesal nanti. Oleh sebab itu, Jean segara merampas handuk yang masih Gisel pegang kemudian bergegas pergi menuju kamar mandi begitu saja, tanpa memedulikan Gisel yang kali ini menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Apa tadi refleksku terlalu berlebihan, yah? Tapikan itu tidak disengaja. Masa sih, dia marah hanya karena hal sesepele itu."
Dilain sisi, Jean yang sudah berada didepan wastafel. Berulangkali membasuh wajahnya sendiri hanya untuk menenangkan pikirannya. Entah karena sentuhan lembut dari jari-jemari lentik milik Gisel, saat memeluk erat punggungnya. Atau sentuhan dari sesuatu yang menonjol dan terhalang piyama katun itu dengan dada bidangnya yang tak terbalut apapun barusan.
Argh! Semua hal itu benar-benar menganggu pikiran Jean sampai membuatnya kesusahan hanya untuk berpikir secara rasional.
"Brengsek!" maki Jean pada dirinya sendiri seraya memukul dinding kamar mandi.
Matanya yang beberapa saat lalu menatap penuh perasaan, kini berubah dingin dan menakutkan saat pria itu melihat pantulan dirinya sendiri di depan cermin kamar mandi.
"Kau harus mengendalikannya, oke!" monolognya tegas pada dirinya.
Sekitar satu jam lebih Jean berdiam diri di dalam kamar mandi. Pria itupun akhirnya memilih untuk keluar juga, setelah merasa sedikit tenang. Dan merasa jika keadaan di luar sunyi.
Toh, mungkin saja Gisel sudah tertidur pulas di kamar tidurnya. Jadi Jean tidak akan melihat sosok jelita itu untuk sementara sampai fajar tiba.
Yah, mulanya dugaannya memang benar. Jika Gisel sudah tertidur pulas saat ini. Tapi Jean tidak pernah mengira jika Gisel akan terlelap pulas di atas sofa dengan bagian tali piyama tidurnya yang tersingkap sedikit, serta mengekspos bagian bahunya yang putih mulus itu.
Untuk beberapa saat, pria itu dibuat mengembuskan napas berat nan panjang. Serta melakukan usapan kasar pada permukaan wajahnya.
"Huh, aku tak percaya ini. Tapi apa kau diam-diam sengaja menggodaku?" tanya Jean kesal, setelah kesabarannya berulang kali Gisel uji.
...****************...
Paginya, saat suara kicauan burung gereja terdengar begitu dekat dengan kaca balkon. Gisel yang masih terlelap jauh di atas tempat tidurnya. Terlihat beberapa kali menggeliat kecil di atas kasur. Beberapa kali, wanita seksi itu bahkan mengubah posisi tidurnya, hanya untuk mencari posisi yang nyaman, untuk kembali memasuki alam mimpi.
Sampai tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu yang begitu asing. Sesuatu yang begitu hangat dan memiliki volume. Untuk memastikan apa itu, perlahan kelopak mata Gisel terbuka untuk melihatnya. Dan saat matanya telah terbuka sempurna, Gisel dibuat ternganga tatkala melihat sosok Jean yang sedang berbaring tepat di depan wajahnya dengan memasang senyuman mematikan khas pria itu.
"Apa semalam tidurmu nyenyak, Tuan Putri?" kata pria itu yang membuat Gisel refleks memundurkan tubuhnya kebelakang, saking begitu syoknya.
Hanya saja Gisel tidak tahu, jika akibat tindakannya barusan. Kepalanya hampir saja menghantam lantai keramik, jika Jean tidak lebih dulu menarik leher Gisel dengan cepat, supaya tidak jatuh ke bawah.
"Apa kau gila? Bagaimana jika tadi kepalamu terbentur, huh?!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Note : Hampir lupa, ini visual dari author supaya fantasi kalian makin lancar. Tapi, ini menurut versi author saja ya, sebab author belum begitu menyebutkan jelas bagaimana ciri-ciri karakter utama secara detail. Jadi untuk memberi gambaran, author kasih kisi-kisinya. Cekidot!
Gisela Ayu Wulandari
Jean
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
atheina_ARA
ikh Thor...visualnya Jean nggak banget gambarannya macho...cool kok ini cwo cantik ya Thor
2023-11-24
2
💞 NYAK ZEE 💞
jadi siapa ini yg tergoda.......
2023-10-24
1
💞 NYAK ZEE 💞
Alhamdulillah akhirnya mengerti juga.....
2023-10-24
1