POV (Etzell & Melissa)
"UWAA!! KENAPA?!"
Etzell berteriak karena merasa terkejut dan saat dia sudah sadar, dia menyadari kalau sedang berada di gang sempit tempat dia berada sebelumnya.
Suasana gang sempit ini tidak jauh berbeda dari sebelumnya, hanya saja beberapa kardus yang ada mulai berpindah posisi. Tidak hanya itu, tanaman lumut yang tertempel di dinding juga terlihat rusak dan membentuk goresan-goresan aneh.
"Berisik!" tegur Melissa.
Ternyata Melissa juga berada di tempat yang sama dengan Etzell, namun dia tidak melihat keberadaan Tiwaz Re.
"Maafkan aku!"
Melihat Melissa yang merasa terganggu karena teriakannya, Etzell pun meminta maaf.
"Tapi, kenapa?" tanya Melissa.
"Apanya?" Etzell bertanya balik, dia merasa bingung atas pertanyaan yang Melissa berikan. Selain itu, sebenarnya dia merasa sangat bingung akan banyak hal sekarang.
"Kau sudah berteriak beberapa kali tanpa sadar, tapi anehnya itu tidak memberikan efek apapun," jawab Melissa, kini dia juga merasa bingung.
"Oh, benar juga," balas Etzell singkat.
"Apa kau sudah bisa mengendalikan teknikmu?" Melissa bertanya lagi.
"Entahlah, tapi kurasa tidak," jawab Etzell sambil memegangi bagian kepalanya.
Lagi-lagi, Etzell merasa pusing karena efek dari teknik teleportasi Tiwaz Re. Namun untuk kali ini efeknya tidak terlalu parah, jadi dia tidak mengeluh sama sekali.
"Ya, sudahlah. Lagipula ada hal yang lebih tidak aku mengerti kali ini. Sebenarnya, apa tujuan dari tindakan Tiwaz Re? Dia dengan sengaja memindahkan kita berdua kembali kesini dan dia bilang kalau itu bagian dari rencananya? Yang benar saja!" keluh Melissa.
Melissa mengeluhkan tentang apa yang telah dilakukan oleh Tiwaz Re pada dirinya dan Etzell. Karena menurut Melissa, tindakan Tiwaz Re terlalu gegabah karena membiarkan dirinya sendiri berhadapan dengan banyak Monster.
Melissa merasa khawatir, tapi dia juga kesal karena tidak dipercaya untuk bertarung bersama Tiwaz Re.
"Jika itu memang bagian dari rencananya, maka kita bisa apa?" balas Etzell.
"Bukan itu masalahnya, aku kesal karena dia begitu meremehkanku!" Melissa mengeluh lagi.
"Bagaimana caranya agar dia bisa menang melawan banyak Monster? Jika hanya ada satu atau dua maka tidak masalah, tapi itu sangat banyak!" sambungnya.
Melihat Melissa yang terus merasa kesal, Etzell ingin melakukan sesuatu untuk menenangkannya. Lalu tanpa pikir panjang, Etzell memegang pundak Melissa sebelum berbicara padanya. Untungnya, Melissa menerima tindakan itu walaupun dia sedang merasa kesal.
"Melissa, aku mengerti kalau kau ingin bertarung bersama Tiwaz Re, aku tahu kau sangat menghormatinya karena dia terlihat sangat hebat. Tapi jika dia memang belum menanggapmu sebagai orang yang kuat, maka kau tahu harus apa bukan?" kata Etzell dengan pelan.
Etzell mengeluarkan beberapa kata-kata yang dia ketahui tentang Melissa setelah berinteraksi dan membicarakan banyak hal dengannya.
Awalnya Etzell mengira kalau Melissa menyukai Tiwaz Re sebagai lawan jenis, tetapi setelah melihat beberapa interaksi yang terjadi di antara mereka, Etzell menyadari kalau Melissa menganggap Tiwaz Re sebagai orang yang dihormatinya saja.
Alasannya hanya satu, karena Melissa merasa tidak pantas jika harus berhubungan dengan Tiwaz Re lebih jauh. Orang kuat harus berpasangan dengan orang kuat juga, itulah pemikiran yang tertanam di kepala Melissa.
"Ya! Aku harus jadi lebih kuat, kan?" tanya Melissa, dia menatap Etzell dengan penuh harapan.
"Tepat sekali. Karena itulah, untuk saat ini, kita harus mempercayai Tiwaz Re. Aku yakin kalau dia akan menang, jadi jangan khawatir!" kata Etzell memberi dorongan pada Melissa.
Mata Melissa menjadi berkaca-kaca setelah mendengarkan kata-kata dari Etzell. Bagi Melissa, kata-kata seperti itu sangat jarang terdengar di telinganya. Karena sifatnya yang dingin dan jarang berbicara dengan orang lain, jadinya dia harus melakukan semuanya sendirian tanpa mendengarkan kata-kata dorongan dari orang lain.
Melissa memerlukan hal itu, dan sesaat setelah mendengar kata-kata dari Etzell, dia menyadari kalau Etzell adalah satu-satunya orang yang telah memahaminya. Kemudian, air matanya pun sedikit jatuh ke bagian pipinya.
"Bahkan bocah songong sepertimu bisa mengucapkan kata-kata bijak seperti itu. Terima kasih, Etzell!" kata Melissa berterimakasih pada Etzell. Sambil tertawa ringan, dia juga mengelap air matanya yang jatuh itu.
Kini senyuman terukir di wajah Melissa, bahkan dia juga bisa tertawa setelah sekian lama tidak melakukannya.
Melihat wajah Melissa yang sedang tersenyum, Etzell terpaku pada wajahnya itu. Untuk yang pertama kalinya, hatinya berdebar-debar hanya karena melihat wajah seorang perempuan yang sedang tersenyum. Menurut Etzell, wajah Melissa menjadi sangat imut ketika dia sedang tersenyum.
"Sama-sama," jawab Etzell dengan pelan.
BRAK!
Ditengah momen yang mengharukan dan mendebarkan itu. Tanpa diduga oleh mereka berdua, tiba-tiba salah satu kardus yang berada di dekat mereka terjatuh. Itu membuat perhatian Etzell dan Melissa teralihkan ke kardus yang terjatuh itu.
"Kenapa?!"
"Ada apa, Melissa?"
"Kenapa disaat seperti ini?"
Beberapa hewan yang terlihat ganas berada dibaliknya, dan itu adalah situasi yang memiliki sudut pandang berbeda dari Etzell dan Melissa.
"Apa yang terjadi? Kenapa ada banyak sekali tikus disini? Lalu lalat juga?! WAA! Tawon! Hah? Belalang?!" kata Etzell dengan panik.
"Tenanglah, Etzell! Mereka adalah Monster campuran, kau ingat apa yang Tiwaz Re jelaskan tentang Monster campuran?" kata Melissa menenangkan Etzell.
"Ya, kalau tidak salah, itu adalah jenis Monster yang tergabung dengan hewan, manusia, atau bahkan tumbuhan," balas Etzell.
Menghadapi situasi tak terduga yang terjadi, Melissa bersiap untuk menggunakan teknik terlemahnya yaitu Chain Slash. Sebenarnya dia ingin menggunakan teknik yang lebih kuat, tetapi karena perintah dari Tiwaz Re, dia tidak melakukannya.
Etzell dan Melissa berhadapan dengan banyak Monster campuran yaitu berupa tikus, lalat, tawon, dan juga belalang.
Monster campuran itu terus berkumpul di sekitar Etzell dan Melissa, menutupi sebagian besar gang sempit. Mereka memiliki bentuk yang aneh, dengan tubuh yang terdiri dari gabungan hewan dan serangga. Tikus berbulu, tawon beracun, lalat dengan sayap transparan, dan belalang berwarna-warni yang terasa begitu asing.
"Etzell, tetap diam! Aku yang akan menyerang dan menghabisi mereka!"
"Baiklah!"
Melissa meminta Etzell untuk tetap diam, sedangkan dia sendiri akan mencoba untuk menyerang Monster campuran itu.
"Chain Slash!"
Melissa mengaktifkan teknik Chain Slash miliknya, seketika membuat banyak rantai keluar mengelilingi tubuh Melissa. Kemudian dia menggunakan rantainya itu untuk menyerang sekumpulan Monster campuran yang berada di tempat yang agak terpisah. Saat serangan Melissa hampir mengenai target, tiba-tiba rantainya berbelok sendiri.
"Apa? Di blok?!"
Rantainya berbelok sendiri dan kemudian dengan cepat mengarah ke Melissa itu sendiri.
"AH!"
Melissa tidak menyangka kalau serangannya akan di blokir begitu saja, bahkan serangannya itu berbalik pada dirinya sendiri hingga melukai tangan kanannya.
"Melissa? Apa kau baik-baik saja?!"
Etzell yang melihat Melissa terluka pun menjadi panik.
"Kenapa hanya tangan kananku? Jangan bilang?!"
Melissa mengabaikan Etzell yang sedang khawatir dan bergumam sendiri.
"Etzell, larilah! Mereka mengincarmu!"
"Eh, lari?!"
Kemudian Melissa menyuruh Etzell untuk lari karena dia menyadari kalau Monster campuran sedang mengincar Etzell. Dia tidak tahu alasannya, tapi yang pasti, Melissa sudah merasakannya saat tangan kanannya terluka.
Namun semuanya terlambat, karena Monster campuran telah bertambah banyak dan mereka langsung menyergap Etzell begitu saja. Walaupun begitu, tetap ada beberapa dari mereka yang menyerang Melissa.
"Sial!"
"Ke-kenapa?!"
"Chain Slash II!"
Melissa membentuk teknik rantai miliknya untuk menutupi semua tubuh Etzell, dengan begitu tubuh Etzell tidak terjangkau oleh Monster campuran.
Monster campuran itu memang bergerak dengan sangat cepat, namun dengan reflek Melissa yang baik, dia berhasil meningkatkan Chain Slash ke tahap dua untuk melindungi Etzell.
"Aku hampir tidak bisa melihatmu!" kata Etzell.
"Ya, ini satu-satunya pilihan ku," gumam Melissa.
Melissa memilih untuk melindungi Etzell sambil bertarung dengan banyaknya Monster campuran yang menyerang. Dia merasa kalau Tiwaz Re sedang berjuang keras melawan banyaknya Monster murni, untuk itu dia juga akan berusaha keras disini.
"Majulah, kalian semua!" seru Melissa.
Dengan penuh keyakinan, Melissa sudah mempersiapkan rantainya untuk menyerang balik.
Dengan luka di tangan kanannya, Melissa bersiap untuk menyerang balik!
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌
malah kepincut 🗿
2023-11-01
1
Ftomic
semangat neng Melissa
2023-10-21
2