POV (Tiwaz Re)
Santral menertawakan Tiwaz Re yang tersungkur dengan penuh kepuasan. Dia merasa sangat lega karena akhirnya bisa mendapatkan kemenangan yang diinginkannya.
Namun disisi lain, Tiwaz Re masih memiliki kesadarannya dan dia menggunakan kesempatan itu untuk menggunakan teknik Reverse Mirror.
"Reverse Mirror!"
Dengan tubuhnya yang tersungkur di tanah hingga penuh dengan darah, Tiwaz Re mengaktifkan teknik Reverse Mirror.
Disinilah Santral membuat kesalahan besar, jika saja dia memerintahkan para Monster tipe bayangan untuk memenggal kepala Tiwaz Re, maka ada kemungkinan jika Tiwaz Re akan benar-benar mati. Namun bukannya melakukan itu, mereka malah menusuk-nusuk tubuh Tiwaz Re yang bisa disembuhkan kapan saja.
Hingga akhirnya, teknik Reverse Mirror aktif. Hal itu membuat Monster tipe bayangan yang berada didekat Tiwaz Re terhempas begitu saja. Tidak hanya itu, luka Tiwaz Re juga langsung sembuh seketika. Darahnya yang mengalir ke tanah seolah-olah hanya ilusi saja dan kini darahnya kembali mengalir ke tubuhnya sendiri, kemudian menyembuhkan semua lukanya.
"Hah? Ada apa?!"
Santral pun terkejut setelah melihat beberapa Monster tipe bayangan yang terhempas tanpa sebab.
"Serangan yang kalian lakukan sangat kacau dan tidak beraturan, itu membuatku bosan," ejek Tiwaz Re.
Kini Tiwaz Re kembali berdiri tegak menghadap Santral, dia juga mengeluarkan senyuman yang sama seperti sebelumnya, dan itu membuat Santral marah besar.
"Sialan kau, Tiwaz Re! Kupikir kita harus bertanding satu lawan satu sekarang!" balas Santral merasa kesal.
Karena terus-terusan diejek dan diremehkan oleh Tiwaz Re, Santral akhirnya merasa sangat kesal dan memutuskan untuk menantang Tiwaz Re dalam pertarungan satu lawan satu.
Santral memang merasa terkejut karena Tiwaz Re bisa bangkit begitu saja, tapi rasa terkejutnya itu terkalahkan oleh amarahnya yang sudah berada di puncak.
"Satu lawan satu, ya? Itu menarik, ayo kita lakukan!" kata Tiwaz Re.
Tiwaz Re menerima ajakan dari Santral untuk berduel satu lawan satu, kemudian dia mengaktifkan fungsi sebenarnya dari barier miliknya sendiri.
"Barier, Time Stop!"
Hal itu seketika membuat semua makhluk hidup yang berada di dalam barier-nya termasuk para Monster terdiam kaku, kecuali Santral dan Tiwaz Re itu sendiri.
"Sialan, apa yang kau lakukan?!"
Santral kembali merasa terkejut dengan apa yang terjadi setelah melihat para Monster lainnya terdiam kaku, dan hanya dirinya saja yang dapat bergerak bersama dengan Tiwaz Re.
"Huh, ternyata kau tidak memahami apapun tentang teknik barier, betapa bodohnya bawahan Loke Dionysius sekarang!"
Tiwaz Re kembali tertawa dan mengejek Santral atas kebodohannya dalam memahami teknik barier. Dia juga menyinggung tentang Loke Dionysius yang merupakan raja dari para Monster.
"Hah?! Berani sekali kau menghina Dionysius!"
"Memangnya kenapa? Ada apa dengan raja dari para Monster yang tersegel?"
"Kau sudah sangat lancang, Tiwaz Re. Aku akan membunuhmu dan memenangkan duel satu lawan satu ini!"
"Apa kau kesal karena rajamu itu seorang pecundang?"
Mendengar kata-kata hinaan tentang Loke Dionysius dari Tiwaz Re, Santral benar-benar kehilangan kesabarannya.
"Kau memang bajingan, Tiwaz Re! Setidaknya biarkan aku menghajar wajahmu itu. Ayo kita bertarung tanpa menggunakan teknik apapun!" ajak Santral dengan penuh emosi.
"Ya, boleh saja," kata Tiwaz Re menerimanya.
Santral mengajak Tiwaz Re untuk bertarung tanpa teknik apapun, dan Tiwaz Re menyetujuinya.
"Kalau begitu, aku akan membuat wajahmu hancur!"
"Tidak, tolong jangan memberiku harapan lagi, tadi saja sudah membosankan!"
"Sialan kau!"
Pertarungan dimulai, Santral turun dari pagar rumah sakit dan menyerang Tiwaz Re. Dia menggunakan kakinya untuk menendang wajah Tiwaz Re. Gerakannya memang cepat, tetapi Tiwaz Re dapat menghindarinya karena sudah menduga kemana serangannya akan mengarah.
Santral terus menyerang menggunakan kedua tangan dan kakinya secara beruntun. Sama seperti sebelumnya, dia mengarahkan serangannya ke wajah Tiwaz Re.
"Jika topengmu dijual, kira-kira laku berapa? Apa aku akan kaya jika menjual topeng jelekmu itu?"
"Diamlah, bajingan!"
Walaupun Santral terus menyerang dengan serius, Tiwaz Re masih bergerak dengan santai menghindari beberapa serangan dari Santral.
"Sejak aku memakai teknik barier ini, sejak itulah kemenanganku sudah terjamin," kata Tiwaz Re ditengah pertarungan.
"Apa?! Menang? Yang benar saja," balas Santral.
"Kau hanya menggertak bukan? Sebenarnya kau sudah hampir diambang batasmu!" sambungnya.
Bahkan ketika ditengah pertarungan, Tiwaz Re masih bisa mengajak Santral untuk bicara sambil bertahan dan menghindari serangan darinya.
"Tidak, kau salah. Makhluk apapun yang memasuki barierku tanpa izin dari diriku sendiri, entah secara langsung atau tidak langsung, maka barier itu akan melakukan penolakan kasar. Aku dapat mengatur penolakan kasar itu secara otomatis maupun manual," kata Tiwaz Re menjelaskan.
"Kau ini, bicara apa? Hah?!"
Tiwaz Re menjelaskan pada Santral tentang beberapa hal tentang teknik barier ditengah pertarungan mereka, akan tetapi Santral tidak memahaminya.
Santral terus menyerang Tiwaz Re dengan penuh amarah, beberapa pukulan dan tendangan dia layangkan ke arah Tiwaz Re.
"Setiap barier cenderung digunakan untuk mengurung target dalam pertarungan. Jika kedua belah pihak menggunakan barier, mereka akan saling mengurung satu sama lain," kata Tiwaz Re menjelaskan lagi, dia menjelaskan sambil menghindari beberapa serangan dari Santral.
"Setiap barier memiliki kelemahan, jadi tergantung siapa yang dapat menemukan kelemahannya lebih dulu, maka kemenangan akan didapatkan dalam adu barier," Tiwaz Re menutup penjelasan.
"Jadi begitulah, apa kau memahaminya sekarang?"
Setelah menutup penjelasannya, Tiwaz Re bertanya pada Santral apakah dia memahaminya, lalu dengan cepat memukul bagian perut dari Santral dengan keras.
"AGH!"
Sedari tadi, pertarungan berlangsung tidak seimbang, yang mana Tiwaz Re jauh lebih unggul ketimbang Santral.
Padahal Santral terus menyerang tanpa ampun, tetapi pertahanan Tiwaz Re sangat kuat dan tidak bisa ditembus oleh Santral. Hingga pada akhirnya, Santral menurunkan temponya dalam menyerang dan berakhir dipukul dengan keras oleh Tiwaz Re.
"Sudah cukup, aku tidak bisa berharap lagi!"
"AH!"
Merasa sudah cukup bermain-main, Tiwaz Re menendang bagian kepala Santral hingga dia tersungkur ke tanah.
"Sial!"
"Kau mau lagi?"
Tiwaz Re kembali melayangkan tendangannya pada Santral yang sudah tersungkur di tanah.
"AGH!"
"UGH!"
"AA!"
Santral dibuat babak belur oleh Tiwaz Re hingga akhirnya pasrah begitu saja. Dia juga menyadari kalau Tiwaz Re sangat kuat bahkan bisa mengimbangi Loke Dionysius, sang raja dari para Monster.
"He-hentikan! Tolong bunuh aku saja, jangan bunuh yang lainnya!" kata Santral dengan ketakutan. Dia merasa takut setelah melihat perbedaan kekuatan di antara dirinya dengan Tiwaz Re. Tubuhnya bergetar tak karuan, dengan topengnya yang sedikit mengeluarkan air.
"Hmm?"
Menunjukkan tanda-tanda menyerah, Tiwaz Re menghentikan serangannya.
"Tolong, bunuh aku saja! Jangan lakukan apapun pada mereka!"
Kemudian Santral meminta Tiwaz Re untuk membunuh dirinya saja dan memohon agar dia tidak melakukan apapun pada Monster lain yang sedang terdiam.
"Jangan bunuh mereka, tolong!" kata Santral memohon lagi.
"Sedari awal, aku memang berniat untuk membunuh para Monster tipe bayangan, tapi kau tiba-tiba ikut campur dan sepertinya kau hanya datang untuk menyetor nyawa," kata Tiwaz Re, dia menolak permohonan dari Santral dan memutuskan untuk tetap membunuh semua Monster yang berada di dalam barier-nya termasuk Santral itu sendiri.
"Chain Slash!"
"Tidak!!"
Tanpa diduga, Tiwaz Re menggunakan Chain Slash untuk membunuh mereka semua, termasuk saat menghancurkan topeng dari Santral dan beberapa Monster tipe penetral teknik lainnya.
"Mereka mati dengan cepat, ya?" gumam Tiwaz Re.
"Yah, paling tidak aku ingin menghilangkan jejak mereka dulu," gumamnya lagi.
"Shadow Cloak, Existence Remover!"
Setelah memastikan kalau semua Monster yang berada di dalam barier-nya telah terbunuh, Tiwaz Re menggunakan teknik Shadow Cloak untuk menghilangkan semua jejak mereka, termasuk topeng-topeng milik Monster tipe penetral teknik yang berserakan. Semuanya menghilang begitu saja dan tertelan oleh bayangan.
"Barier, Eliminate!"
Kemudian Tiwaz Re menonaktifkan teknik barier miliknya karena tidak ada para Monster lagi disini. Dan sekarang, sebuah barier berwarna kuning kecoklatan telah menghilang dari rumah sakit terbengkalai ini.
"Mungkin sudah saatnya untuk kembali ke gang sempit itu," gumam Tiwaz Re.
"Beberapa hal memang diluar dugaan, tapi paling tidak Etzell sudah mendapatkan pengalaman dasarnya," gumam Tiwaz Re lagi.
Kemudian dia memutuskan untuk berteleportasi ke tempat Etzell dan Melissa berada.
Tiwaz Re berhasil membalikkan keadaan dan membunuh semua Monster yang ada! Selanjutnya, sudut pandang akan beralih ke Melissa dan Etzell.
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ftomic
ez win ternyata, kenapa ga langsung end coba, malah recal"🗿
2023-10-21
2