BAB 7: Pindah Sekolah 1/2

Di pagi hari yang cerah ini, Etzell baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Dia merasa sangat lelah atas kejadian yang dialaminya kemarin.

Etzell baru saja mendapat beberapa pengalaman yang berhubungan dengan Monster. Dan menurutnya, itu adalah hal yang membingungkan. Semuanya termasuk hal yang baru bagi Etzell.

Dibalik semua itu, terdapat suara burung yang berkicau dengan indahnya tepat di saat musim panas ini, dan itu membuat suasana pagi hari Etzell terasa lebih menenangkan.

"Hoamm!"

Perlahan Etzell membuka matanya sambil menguap dalam waktu yang lumayan lama. Kemudian dia melihat ke arah jam dinding kamarnya dan mendapati kalau waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi sekarang.

"Jam tujuh pagi. Kurasa aku akan sedikit terlambat pergi ke sekolah," gumam Etzell.

"Mungkin aku akan mandi lebih dulu," gumamnya lagi.

Selesai bergumam sendiri, Etzell langsung bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi, lalu dia melepas pakaiannya dengan keadaan setengah sadar.

Saat ini Etzell belum sepenuhnya sadar dan dia merasa seperti terus terbayang-bayang akan kejadian kemarin.

Monster, bayangan, teknik, barier, rantai yang menguncinya, dan terakhir adalah teriakannya sendiri. Etzell baru saja mengetahui dan mengalami itu semua kemarin, dan sampai sekarang dia masih belum sepenuhnya mengerti tentang itu.

Kejadian itu membuat dirinya bertanya-tanya, apakah dia akan segera mati. Namun menurut Etzell, selagi Tiwaz Re masih ada, maka kemungkinan dia untuk mati semakin berkurang.

Sambil melepas pakaiannya dan meletakkannya di mesin pencuci, Etzell mengambil handuk yang dibawanya untuk masuk ke dalam kamar mandi. Saat sudah di dalam, Etzell langsung masuk ke dalam bak mandi dan mulai menenangkan diri.

"Ah, hangat sekali. Untung saja aku mengatur suhunya dengan baik," kata Etzell.

Aliran air yang tenang di bak mandi mendadak berubah ketika Etzell memasukinya, dan itu membuat suara gelombang air yang terombang-ambing.

Kamar mandi adalah tempat yang bagus untuk memikirkan banyak hal, begitulah apa yang biasanya Etzell lakukan. Dia bisa mendapat banyak ide baru berkat bersantai di kamar mandi.

Bahkan saat ini, Etzell memikirkan tentang Melissa yang merupakan seorang perempuan. Walaupun terkadang dia kesulitan untuk memahami seorang perempuan, dia merasa senang karena dapat memahami Melissa dengan mudah.

Akan tetapi, Etzell merasa ragu kalau dia bisa memahami Tiwaz Re atau tidak. Dia ragu karena terkadang Tiwaz Re bisa bertingkah konyol dan tegas di saat yang bersamaan. Jadi, Etzell memerlukan lebih banyak waktu untuk memahaminya.

Kedua hal itu terkesan langka bagi Etzell, karena biasanya dia lebih mudah memahami seorang lelaki ketimbang seorang perempuan.

"Kurasa ini sudah waktunya, aku bisa benar-benar terlambat nanti."

Puas dengan memikirkan banyak hal baru yang ditemuinya kemarin, Etzell memutuskan untuk menyelesaikan mandinya dan keluar dari kamar mandi.

Kemudian Etzell berjalan ke kamarnya dan bersiap-siap untuk bersekolah. Sambil memakan roti lapis dan meminum segelas susu yang ada di kulkas, dia juga melakukannya sambil berpakaian agar menghemat waktu.

Kini Etzell telah mengenakan seragam sekolah, mengatur buku-bukunya dengan rapi di dalam tasnya yang berwarna hitam. Rambut pirangnya yang agak acak-acakan dibiarkan begitu saja, memberinya tampilan yang simpel dan tanpa ciri khas.

Saat Etzell melihat ke arah jam dinding, dia merasa lega karena jam masih menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit, yang berarti dia tidak akan terlambat. Selesai dengan semua persiapannya, dia pun berangkat ke sekolah.

Saat melangkah keluar dari rumahnya, sinar matahari pagi yang lembut menyinari jalanan kecil di lingkungannya. Udara segar memenuhi paru-parunya, memberinya semangat untuk menghadapi hari di sekolah. Etzell lebih suka berjalan kaki ke sekolah, memberinya waktu untuk merenung dan menenangkan diri sebelum masuk ke dalam rutinitas belajar.

Etzell bersekolah di SMA Negeri yang akan sampai jika ditempuh dengan berjalan kaki selama beberapa menit saja. Sepulang sekolah nanti, dia akan melanjutkan kerja paruh waktunya di restoran kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sesampainya di depan sekolah, Etzell melihat seorang teman sekelasnya yang bernama Xoriz. Xoriz adalah seorang remaja dengan penampilan yang cukup unik di mata teman-temannya. Gaya rambutnya yang agak suram dan kacamatanya yang tebal sering kali membuatnya tampak berbeda dari yang lain. Tapi bagi Etzell, Xoriz adalah teman yang setia dan baik hati.

"Hey, Xoriz!" sapa Etzell sambil tersenyum.

Xoriz yang awalnya sedang sibuk mengamati buku catatannya, mengangkat kepalanya dengan senyuman lembut.

"Hai, Etzell. Siap untuk hari ini?" Xoriz menyapa balik lalu bertanya pada Etzell.

"Mmm, ya, aku kira begitu," jawab Etzell sambil mengangguk.

Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju pintu masuk sekolah.

Setibanya di dalam sekolah, kehidupan Etzell sehari-hari nampak seperti siswa pada umumnya. Mereka mengikuti jadwal pelajaran, duduk di kelas, dan mendengarkan penjelasan guru. Tidak ada yang benar-benar menonjol di antara siswa-siswa lainnya. Semuanya sedang berusaha untuk mendapatkan pengetahuan dan berkembang ke arah yang lebih baik.

Saat waktu istirahat tiba, Etzell biasanya suka duduk di sudut halaman sekolah, di bawah pohon yang rindang. Dia akan membawa buku kesayangannya atau hanya berpikir tentang hal-hal yang menggelitik di benaknya.

"Hah?! Apa aku salah lihat?" tanya Etzell pada dirinya sendiri.

Namun, saat dia sampai di bawah pohon, dia mendapatkan kejutan besar. Tiba-tiba, Melissa muncul dengan langkah yang percaya diri, membuat dirinya terlihat sangat mencolok di tengah keramaian siswa lainnya. Warna rambut biru muda dan penampilannya yang tomboi dengan jas hitam yang terbuka di tengah cuaca yang cukup hangat, membuatnya seperti seorang pahlawan aksi dalam komik yang telah menjadi nyata.

Kehadiran Melissa tidak luput dari perbincangan banyak siswa. Mata mereka tertuju pada gadis yang tidak biasa ini. Beberapa bercandaan dan bisikan bisa didengar di antara mereka, mencoba mencari tahu tentang siapa gadis misterius ini.

Melihat keberadaan Melissa di sekolahnya, tentu saja Etzell merasa terkejut. Dia berjalan mendekati Melissa, mata mereka bertemu di bawah sinar matahari yang menyilaukan.

"Melissa, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Etzell dengan heran.

Melissa hanya memasang wajah datar sambil merapikan rambut pendeknya yang berantakan oleh angin.

"Hai, Etzell. Aku di sini untuk mengurus kepindahanmu," kata Melissa.

"Kepindahan? Apa maksudmu?" tanya Etzell semakin bingung.

Melissa meraih bahu Etzell dengan sedikit kasar lalu berkata, "Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Aku akan menjelaskannya padamu, Etzell."

"Tapi bukankah itu terlalu mendadak?" tanya Etzell lagi.

"Etzell, aku mencarimu kemana-mana tadi!"

Saat Etzell tengah berbicara dengan Melissa, tiba-tiba saja suara akrab memanggil namanya memecah keramaian.

Etzell langsung mengenali suara itu, dan dia pun berbalik untuk melihat Xoriz, salah satu temannya yang memiliki tampang yang dianggap suram oleh teman sekelasnya sendiri. Gaya rambutnya yang cukup eksentrik dan kacamatanya yang besar membuatnya menonjol di antara siswa-siswa lainnya.

"Xoriz?" sahut Etzell dengan rasa terkejut.

"Aku di sini, hanya sedang berbicara dengan seseorang," kata Etzell menjelaskan.

Namun, begitu Xoriz melihat Melissa yang berdiri di samping Etzell, dia merasa terkejut. "Eh?! Siapa gadis ini?" gumamnya dengan heran, matanya memperhatikan sosok Melissa dari atas sampai bawah.

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

Karena kita sebenarnya sepemikiran 🤣🤣🤣

2023-10-26

1

Ftomic

Ftomic

yok pindah yok

2023-10-21

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: Sosok Mengerikan
2 BAB 2: Pertarungan Singkat
3 BAB 3: Sebuah Keputusan
4 BAB 4: Barier Tiwaz Re 1/3
5 BAB 5: Barier Tiwaz Re 2/3
6 BAB 6: Barier Tiwaz Re 3/3
7 BAB 7: Pindah Sekolah 1/2
8 BAB 8: Pindah Sekolah 2/2
9 BAB 9: Penculikan
10 BAB 10: Berburu Monster Bayangan 1/8
11 BAB 11: Berburu Monster Bayangan 2/8
12 BAB 12: Berburu Monster Bayangan 3/8
13 BAB 13: Berburu Monster Bayangan 4/8
14 BAB 14: Berburu Monster Bayangan 5/8
15 BAB 15: Berburu Monster Bayangan 6/8
16 Rekap Catatan Author!
17 BAB 16: Berburu Monster Bayangan 7/8
18 BAB 17: Berburu Monster Bayangan 8/8
19 BAB 18: Menuju Sekolah Baru
20 BAB 19: Sekolah Baru 1/2
21 BAB 20: Sekolah Baru 2/2
22 BAB 21: Kondisi Mental 1/2
23 BAB 22: Kondisi Mental 2/2
24 BAB 23: Murid Tahun Pertama 1/2
25 BAB 24: Murid Tahun Pertama 2/2
26 BAB 25: Belajar Sesuatu 1/4
27 BAB 26: Belajar Sesuatu 2/4
28 BAB 27: Belajar Sesuatu 3/4
29 BAB 28: Belajar Sesuatu 4/4
30 BAB 29: Warga SMA Monster 1/3
31 BAB 30: Warga SMA Monster 2/3
32 Rekap Catatan Author!
33 BAB 31: Warga SMA Monster 3/3
34 BAB 32: Masa Lalu Etzell 1/2
35 BAB 33: Masa Lalu Etzell 2/2
36 BAB 34: Menghadapi Kenyataan
37 BAB 35: Jamuan Makan Malam
38 BAB 36: Jamuan Makan Malam
39 BAB 37: Jamuan Makan Malam
40 BAB 38: Jamuan Makan Malam
41 BAB 39: Jamuan Makan Malam
42 BAB 40: Jamuan Makan Malam
43 [Surat Permohonan Maaf Dari Author]
Episodes

Updated 43 Episodes

1
BAB 1: Sosok Mengerikan
2
BAB 2: Pertarungan Singkat
3
BAB 3: Sebuah Keputusan
4
BAB 4: Barier Tiwaz Re 1/3
5
BAB 5: Barier Tiwaz Re 2/3
6
BAB 6: Barier Tiwaz Re 3/3
7
BAB 7: Pindah Sekolah 1/2
8
BAB 8: Pindah Sekolah 2/2
9
BAB 9: Penculikan
10
BAB 10: Berburu Monster Bayangan 1/8
11
BAB 11: Berburu Monster Bayangan 2/8
12
BAB 12: Berburu Monster Bayangan 3/8
13
BAB 13: Berburu Monster Bayangan 4/8
14
BAB 14: Berburu Monster Bayangan 5/8
15
BAB 15: Berburu Monster Bayangan 6/8
16
Rekap Catatan Author!
17
BAB 16: Berburu Monster Bayangan 7/8
18
BAB 17: Berburu Monster Bayangan 8/8
19
BAB 18: Menuju Sekolah Baru
20
BAB 19: Sekolah Baru 1/2
21
BAB 20: Sekolah Baru 2/2
22
BAB 21: Kondisi Mental 1/2
23
BAB 22: Kondisi Mental 2/2
24
BAB 23: Murid Tahun Pertama 1/2
25
BAB 24: Murid Tahun Pertama 2/2
26
BAB 25: Belajar Sesuatu 1/4
27
BAB 26: Belajar Sesuatu 2/4
28
BAB 27: Belajar Sesuatu 3/4
29
BAB 28: Belajar Sesuatu 4/4
30
BAB 29: Warga SMA Monster 1/3
31
BAB 30: Warga SMA Monster 2/3
32
Rekap Catatan Author!
33
BAB 31: Warga SMA Monster 3/3
34
BAB 32: Masa Lalu Etzell 1/2
35
BAB 33: Masa Lalu Etzell 2/2
36
BAB 34: Menghadapi Kenyataan
37
BAB 35: Jamuan Makan Malam
38
BAB 36: Jamuan Makan Malam
39
BAB 37: Jamuan Makan Malam
40
BAB 38: Jamuan Makan Malam
41
BAB 39: Jamuan Makan Malam
42
BAB 40: Jamuan Makan Malam
43
[Surat Permohonan Maaf Dari Author]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!