"Aku mengerti, Melissa. Entah itu sengaja atau tidak, kau pasti merasa sangat bersalah karena sudah melepaskan targetmu. Ketika targetmu lepas, kau menyadari kalau itu adalah sebuah kesalahan besar."
"Jadi kau tahu itu?"
"Begitulah, aku memang ahli dalam memahami orang lain, tetapi tidak tentang Monster. Itu adalah hal yang baru untukku, jadi aku tidak bisa mencerna dan memahaminya begitu saja."
"Kalau begitu, apa kau memahami tentang Tiwaz Re?"
"Ya, sedikit. Memangnya kenapa?"
"Benarkah?! Apa kau tahu kelemahannya?"
Melissa terlihat antusias saat Etzell menjelaskan tentang dirinya yang ahli dalam memahami orang lain, dan dia ingin Etzell untuk menjelaskan tentang kelemahan Tiwaz Re.
"Dari yang telah kulihat, Tiwaz Re adalah orang yang selalu meremehkan sesuatu yang dianggapnya lemah. Itu terbukti saat dia mengalahkan Monster yang pernah menyerangku, dia bermain-main lebih dahulu dengan Monster itu sebelum mengalahkannya. Lalu, menurutku dia juga orang yang konyol. Mungkin?" Etzell menjelaskan.
"Itu bukan kelemahannya! Ayolah, sebutkan lebih spesifik!" desak Melissa, dia merasa tidak puas atas penjelasan yang diberikan Etzell.
"Maaf, Melissa. Hanya itu yang aku tahu," kata Etzell.
"Ya, sudahlah," pada akhirnya, Melissa menyerah untuk mencari kelemahan Tiwaz Re.
TAK!
Kemudian, Melissa menjentikkan jari tangannya dan sesaat setelahnya, rantai yang mengikat tubuh Etzell hilang begitu saja.
Melissa memutuskan untuk bersikap lebih lunak terhadap Etzell dan melihat perkembangannya.
"WOAHH!!"
Merasa terkejut karena rantainya menghilang, Etzell terjatuh ke tanah dan untungnya dia bisa mendaratkan tangannya terlebih dahulu. Itu membuatnya mampu untuk kembali berdiri tanpa cedera apapun.
Rencana awal Etzell untuk menyerang Melissa dengan kata-kata pujian harus dibatalkan karena dia sudah terbebas sekarang. Akan tetapi jika Melissa bersiap untuk menyerangnya lagi, dia juga akan bersiap untuk menyerangnya dengan kata-kata itu.
"Baiklah, Etzell. Aku akan langsung ke intinya saja, bisakah kau mengikuti apa yang kuperintahkan?" tanya Melissa.
"Selama itu tidak menyulitkan," jawab Etzell.
Seolah-olah sudah siap dengan perintah yang diberikan Melissa, Etzell menatapnya dengan serius.
"Pertama, bisa kau berteriak? Berteriak lah seperti kau sedang memanggil temanmu dari kejauhan!"
"Tentu!"
"Lakukan sekarang!"
Saat perintah pertama diberikan, Etzell mulai mempersiapkan dirinya, kemudian dia membuka mulutnya secara perlahan dan mulai berteriak.
"WOI!! MELISSA! AKU DI SINI!"
"AW!"
Sesaat setelah Etzell berteriak, Melissa terlihat kesakitan dan dia langsung memegangi bagian telinga kirinya.
Melihat Melissa yang seperti itu, Etzell pun merasa khawatir padanya.
"Apa kau baik-baik saja, Melissa?!" tanya Etzell.
"Ya, tidak masalah. Ayo kita lanjutkan!" jawab Melissa.
"Ya," balas Etzell singkat.
Karena Melissa sudah terlihat jauh lebih baik, Etzell tidak lagi merasa khawatir dan dia bersiap untuk perintah selanjutnya.
"Yang kedua, tolong teriak lebih keras lagi, anggap saja kau akan segera mati dan membutuhkan pertolongan segera!" perintah Melissa.
"Aku mengerti!" balas Etzell.
Kemudian sesuai yang diperintahkan, Etzell mulai mempersiapkan dirinya lagi dan kembali berteriak.
"Melissa?! Kenapa kau menggunakan rantaimu lagi?"
Belum sempat berteriak, Etzell dikejutkan oleh Melissa yang mengeluarkan rantainya dan rantai itu bukan digunakan untuk mengikat Etzell, melainkan untuk menutupi telinganya sendiri.
"Jangan pedulikan aku, lanjutkan saja!"
"Baiklah!"
Dengan persiapan yang singkat, Etzell mulai berteriak lagi.
"TIDAK!! TOLONG AKU! TOLONG JANGAN BUNUH AKU! KENAPA KAU MELAKUKANNYA?! TOLONG JANGAN LAKUKAN APAPUN, AKU TIDAK INGIN MATI!!"
Setelah Etzell menyelesaikan kata-katanya dan berteriak sekeras mungkin, tiba-tiba tanah yang ada di sekitarnya mulai bergetar. Itu menimbulkan beberapa suara yang sangat berisik seolah-olah seperti sedang mengalami gempa. Angin berhembus dengan kencang dan hampir mengangkat bebatuan di sekitarnya.
Lalu karena angin yang kencang itulah, rambut Melissa dibuat berterbangan. Suara angin itu terdengar dengan jelas di samping telinganya.
Kejadian itu berlangsung selama beberapa detik hingga akhirnya benar-benar berhenti. Dan hasil dari guncangan itu membuat beberapa tanah di sekitar Etzell dan Melissa berada mulai terangkat tidak beraturan. Tidak hanya itu, para hewan yang berada dalam lingkup barier milik Tiwaz Re mati begitu saja.
Tanpa disadari oleh Etzell sendiri, barier berwarna kuning kecoklatan yang mengurungnya bersama dengan Melissa telah hancur.
"Eh?! Apa yang terjadi?!" tanya Etzell merasa terkejut.
"Adu-duh! Itu terlalu keras!" keluh Melissa.
"Aku tidak menyangka efeknya akan separah ini," sambungnya.
"Apa? Kenapa?!" Etzell bertanya lagi karena tidak mengerti.
Tanpa Etzell sadari, rantai yang menutupi telinga Melissa tidak terlihat lagi. Itu karena rantainya ikut rusak begitu saja setelah Etzell berteriak.
"Aku mengerti sekarang, alasan kenapa Tiwaz Re tertarik padamu."
"Eh? Tiwaz Re tertarik padaku?!"
"Ya, begitulah. Pokoknya, kerja bagus karena sudah berhasil menghancurkan barier yang Tiwaz Re ciptakan ini, sekarang aku bisa bebas karenamu."
"Apa maksudmu?"
"Asal kau tahu, aku hanya memanfaatkanmu karena aku sedang terjebak di dalam barier sialan ini. Kita memang terjebak bersama, tetapi aku merasa lebih takut darimu karena barier itu tidak akan bisa dilewati bagaimanapun caranya."
Melissa memang mencoba memanfaatkan Etzell, ekspresinya penuh kecerdikan, dengan senyum licik yang terasa mengancam. Dia tampaknya sangat tahu apa yang dia lakukan, dan tatapannya yang tajam mengungkapkan ambisinya untuk mencapai tujuannya.
Mencerna beberapa kata-kata dari Melissa, Etzell mulai mengerti tentang barier-nya Tiwaz Re. Dia tidak peduli jika sedang dimanfaatkan oleh Melissa, karena yang terpenting Melissa tidak menyerang dirinya lagi.
"Barier tidak akan bisa dilewati jika Tiwaz Re tidak mengizinkannya, begitu kan?"
"Ya, seperti itu, tapi barier itu sudah hancur karenamu, jadi aku bisa bebas sekarang. Sebagai ucapan terima kasih, aku akan menjelaskan secara singkat tentang cara kerja barier Tiwaz Re dan juga, Monster Energy."
"Terima kasih, itu akan sangat berguna."
"Barier milik Tiwaz Re ini dibentuk oleh penggunanya menggunakan Monster Energy, dan seperti yang kau ketahui, barier tidak akan bisa dilewati jika penggunanya tidak mengizinkannya. Jika kau memaksa lewat, maka kau akan terpental. Satu hal yang penting, barier hanya kuat dari serangan luar. Begitu dia menerima serangan dari dalam, barier akan rapuh. Jika kau bertanya kenapa tidak aku saja yang menghancurkan barier-nya, itu karena aku tidak bisa menggunakan teknik gelombang. Aku cukupkan, selebihnya kau bisa bertanya pada Tiwaz Re!"
"Baiklah, lalu bagaimana dengan Monster Energy?"
"Sebenarnya cukup simpel. Pusat Monster Energy ada di bagian otak dan itu berguna untuk mengeluarkan teknik-teknik bawaan ataupun teknik yang telah dipelajari. Jika kau bertanya bagaimana cara mengeluarkan teknik itu, kau harus fokus dan berusaha keras dengan imajinasimu. Hanya itu yang bisa kujelaskan."
"Oh, terima kasih karena sudah menjelaskan!"
Etzell mendengar penjelasan dari Melissa dengan serius lalu berterimakasih padanya. Walaupun dia masih tidak mengerti, tapi setidaknya dia sudah mengetahui beberapa hal yang membuatnya bingung.
"Ya, ngomong-ngomong, kau itu brengsek! Tanpa rantai pelindung tadi, gendang telingaku sudah pasti pecah karena teriakanmu!"
Sebenarnya Melissa bisa saja menggunakan tekniknya yang lain untuk melindungi dirinya, tetapi karena dia terlalu meremehkan Etzell, pada akhirnya dia sendiri yang terkena dampaknya. Rantainya hancur begitu saja dan itu hampir memecahkan gendang telinganya sendiri, sama seperti yang dialami oleh Tiwaz Re.
"Maafkan aku, Melissa!"
"Aku sudah lelah, sebaiknya kau pulang saja sekarang!"
Selesai melampiaskan kekesalannya, Melissa pergi meninggalkan Etzell di sebuah gedung tua terbengkalai tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Mungkin, kita akan bertemu lagi."
Sebelum benar-benar pergi meninggalkan Etzell, Melissa mengucapkan kata perpisahan secara singkat padanya.
Etzell tidak menjawab perkataan itu karena Melissa menghilang begitu cepat, lalu dia pun ikut meninggalkan gedung tua itu dan pulang ke rumahnya sendiri, dia pulang sambil diiringi berbagai pertanyaan yang muncul di kepalanya. Tentu saja, karena hari ini adalah hari yang panjang dan menyulitkan bagi Etzell.
Dibalik gelapnya malam hari, ada sebuah bulan yang menyinari agar suasananya tidak terlalu menakutkan. Khusus untuk hari ini, Etzell merasa kalau dia dijaga oleh bulan saat melakukan perjalanan menuju rumahnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ftomic
akhirnya teknik Etzell diperlihatkan walau cuma dikit
2023-10-21
2
Sir Fitz
barier ini mirip dikit Ryoiki Tenkai
2023-10-09
1