Sensasi seperti terbang di awan dan terus terangkat adalah keadaan yang tepat untuk menggambarkan apa yang dialami oleh mereka bertiga. Memang kenyataannya, seperti itulah teknik teleportasi bekerja.
Kemudian setelah beberapa saat mengalami sensasi itu, mereka bertiga telah berpindah dari gang sempit ke sebuah rumah sakit terbengkalai.
Rumah sakit terbengkalai itu terletak di pinggiran kota yang ditinggalkan, terlihat seperti bangunan hantu dari masa lalu. Gedungnya tinggi dan memancarkan aura yang suram, dengan kaca-kaca jendela yang pecah dan pintu-pintu kayu yang lapuk.
Kemudian, lorong-lorong yang panjang dan gelap juga terlihat menakutkan, dengan dinding yang dipenuhi grafiti dan lukisan-lukisan yang memudar. Lampu-lampu di bagian langit sebagian besar mati atau berkedip-kedip, menciptakan bayangan-bayangan menyeramkan yang menjalar di sepanjang lorong.
Tidak hanya itu, peralatan medis yang sudah usang berserakan di sekitar ruangan-ruangan yang kosong. Tempat tidur pasien yang terlupakan tertutup debu dan kotoran, memberikan kesan bahwa waktu berhenti cukup lama di tempat ini.
Suasana kesunyian yang menghantui meliputi seluruh rumah sakit, hanya terputus oleh suara angin yang berdesir melalui jendela-jendela yang pecah.
Tiwaz Re sudah mengunci tempat itu tadi malam dan dia berniat untuk menghabisi semua Monster tipe bayangan yang ada disana. Lalu, dia juga berniat untuk memberikan pengalaman berharga bagi Etzell dalam menghadapi Monster.
"Kenapa ini? Aku merasa pusing," keluh Etzell.
"Lemah sekali," sindir Melissa.
"Hahaha, biasakan dirimu untuk hal seperti ini!" kata Tiwaz Re sambil tertawa kecil.
"Apakah ini efek dari teknikmu?" tanya Etzell.
"Ya, tentu saja. Untuk orang yang baru saja mengalaminya, mereka akan merasakan efek tertentu," jawab Tiwaz Re.
Pada dasarnya teknik teleportasi memang berdasar pada kecepatan cahaya, karena itulah seseorang yang berteleportasi akan merasakan sensasi seperti terangkat sangat tinggi lalu kembali pada kesadarannya. Pada saat mereka sadar itulah, ada kemungkinan kalau mereka akan mengalami efek tertentu sesuai kata Tiwaz Re. Efek itu bisa berupa rasa gelisah, kebingungan, pusing, mual, muntah, dan lain sebagainya.
Sama seperti teknik lainnya, teknik teleportasi menggunakan Monster Energy yang cukup besar.
"Manusia, manusia! Mereka menguasai Monster Energy!" seru salah seorang Monster tipe bayangan ketika melihat Tiwaz Re, Melissa, dan Etzell.
"Bunuh mereka!" seru salah satunya lagi.
Biasanya di pagi hari seperti ini, para Monster tidak akan bertindak agresif dan bersembunyi di bangunan-bangunan yang tidak dihuni oleh manusia. Namun ketika waktu hendak menunjukkan malam hari, mereka akan bertindak agresif dan terus memburu manusia yang bisa menguasai Monster Energy.
Akan tetapi pengecualian untuk saat ini. Karena tempat mereka bersembunyi sedang diusik, pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengamankan orang yang telah mengusiknya. Apalagi jika orang itu adalah manusia yang bisa menguasai Monster Energy, mereka akan bertindak agresif dan berniat untuk langsung membunuhnya.
Menyadari kalau ada beberapa manusia disekitar mereka, Monster tipe bayangan mulai keluar dari bangunan rumah sakit lalu mengepung mereka bertiga.
Sosok tubuh berwarna hitam dengan tatapan mata yang kosong, itulah wujud asli dari Monster tipe bayangan. Mereka berjumlah sangat banyak dan membentuk sebuah lingkaran untuk mengepung Tiwaz Re, Melissa, dan juga Etzell.
Sama seperti sebelumnya, keadaan rumah sakit menjadi sedikit gelap walaupun tidak segelap di taman bermain saat itu.
"Apa-apaan?!" kata Etzell terkejut.
"Aku tidak menyangka akan sebanyak ini. Tiwaz Re, kau memang gila!" bentak Melissa.
"Kurasa aku akan segera mati. Terima kasih, ayah, ibu, akhirnya aku bisa menyusul kalian!" kata Etzell pasrah.
"Tenang saja, percayakan padaku," balas Tiwaz Re dengan penuh percaya diri.
Melihat Melissa yang panik dan juga Etzell yang sedang putus asa, Tiwaz Re mulai menenangkan mereka berdua.
"Caramu buruk sekali, Tiwaz Re!" Melissa mengeluh.
"Hahaha! Mau bagaimana lagi kan?" balas Tiwaz Re sambil tertawa.
"Jangan tertawa, lihat situasinya sekarang! Siapapun pasti akan merasa takut jika dikelilingi makhluk mengerikan seperti mereka!" protes Melissa.
"Ya, ayo kita kembali serius. Dengar, Etzell! Memburu atau diburu, hanya itu pilihan manusia yang bisa melihat Monster sekarang," kata Tiwaz Re.
Puas tertawa, kini Tiwaz Re mulai serius dan memasang ekspresi yang berbeda dari sebelumnya.
"Aku mengerti! Tapi aku masih terlalu lemah untuk memburu," balas Etzell.
"Maaf, Etzell! Ini memang salahku. Sebenarnya dengan menghapus ingatanmu sebelum melihat Monster, maka ada kemungkinan kalau kau tidak harus memilih salah satu diantara itu. Akan tetapi, kemungkinan itu semakin kecil seiring tumbuhnya evolusi akhir manusia. Jadi pada akhirnya, manusia yang bisa melihat Monster di zaman sekarang akan sangat diperlukan untuk melindungi manusia yang tidak bisa melihat Monster," Tiwaz Re menjelaskan.
"Jika kau tidak mampu melakukan salah satu, maka hidupmu akan segera berakhir karena keraguan itu," sambungnya.
"Be-begitu ya? Jadi mereka juga bisa menyerang manusia biasa?" tanya Etzell.
"Ya, mereka bisa menyerang manusia biasa. Namun karena dianggap tidak berguna, kebanyakan para Monster memutuskan untuk mengabaikannya," jawab Tiwaz Re.
"Teruslah bicara hingga kita terkena serangan!" sela Melissa.
Melissa menyadari akan pergerakan Monster tipe bayangan yang mulai merubah beberapa bayangan tubuhnya menjadi sebuah senjata tajam, karena itulah dia memperingatkan Tiwaz Re.
Padahal mereka bertiga belum sampai 5 menit berada di rumah sakit terbengkalai ini, namun para Monster tipe bayangan dengan cepat mengelilingi mereka dengan niat membunuh.
"Ya, aku mengerti. Ikuti rencanaku! Melissa, kau urus beberapa Monster yang terlihat hendak menyerang Etzell, tolong gunakan teknik terlemahmu saja! Untuk Etzell, tolong diam dan saksikan, mungkin kau akan belajar banyak dari kejadian ini! Lalu aku sendiri akan mengurus mereka semua dari yang terjauh," kata Tiwaz Re memerintah Melissa dan Etzell.
"Oke," balas Melissa.
"Baik, aku mengerti!" kata Etzell dengan tegas.
Melissa diperintahkan untuk mengurus Monster yang hendak menyerang Etzell saja, sedangkan Etzell sendiri hanya disuruh untuk diam dan menyaksikannya sambil belajar sesuatu. Untuk Tiwaz Re, dia akan mengurus semua Monster yang berada jauh dari tempat mereka bertiga berada.
Dikarenakan jumlah Monster tipe bayangan yang hampir tak terhitung, Tiwaz Re memutuskan untuk membuat rencana seperti itu.
"Shadow Cloak, Jubah Bayangan!"
"Chain Slash!"
Pertarungan dimulai, Tiwaz Re menggunakan "Shadow Cloak, Jubah Bayangan!" untuk menutupi tubuhnya dengan jubah bayangan, dan Etzell yang melihatnya pun merasa takjub pada Tiwaz Re. Sedangkan untuk Melissa, dia menggunakan Chain Slash dan bersiap untuk melindungi Etzell. Lalu untuk Etzell sendiri, dia hanya diam dan menyaksikannya sesuai perintah dari Tiwaz Re.
Monster tipe bayangan mulai melemparkan serangannya ke arah mereka bertiga, termasuk Etzell. Segala bentuk benda tajam seperti pisau, pedang, anak panah, cakaran, dan lain sebagainya tertuju pada mereka bertiga.
"Aku pasti akan mati!" kata Etzell dengan panik.
"Melissa," Tiwaz Re memanggil dengan santai.
"Aku tahu itu, sialan!" teriak Melissa.
TING! SLASH!
Melissa berhasil menangkis semua serangan yang datang dan melindungi Tiwaz Re dan juga Etzell. Karena serangannya berwujud bayangan, jadi semuanya langsung menghilang begitu saja setelah ditangkis oleh Chain Slash.
Teknik Chain Slash berhasil menangkis serangan bayangan itu! Perburuan Monster tipe Bayangan, dimulai!
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ftomic
Kirain ke sekolah, eh ternyata ke rumah sakit, disuruh gelud ama monster pulak🗿
2023-10-21
2