...[Selalu hargai penulis. berikan like👍🏻, vote⭐dan komen 💬 kalian]...
...Happy reading ❤🔥‼️...
...•••••••••••••...
"Pelan-pelan k-kak.."
"Saya sudah pelan Ara."
"Akh kak."
"Ara kamu jangan banyak gerak." Darren menoleh pada gadis cantik yang tengah bersandar di headboard, menatap kedua mata Ara yang berkaca-kaca, pria itu masih setia menahan kedua kaki istrinya yang terus bergerak.
"Udah, jangan di terusin--ah kak Darren!"
"Nanti makin sakit, Ara."
"Aw..."
Ara menggigit bibir bagian dalam, tangan kanannya ia gunakan untuk mencengkram lengan Darren, pria itu pun tidak mempermasalahkan apa yang dilakukan istrinya, karena cengkraman Ara tidak terasa apa-apa baginya, "sakit..." ucap gadis itu lirih.
"Iya saya tahu, tapi tahan sebentar, ya" ucapnya. Gadis itu meringis menahan sakit, Ara sempat melirik pergelangan kakinya yang bengkak.
Tadi saat Ara sibuk membersihkan diri dan ingin mengambil sabun mandi milik Darren untuk ia pakai sementara dulu, karena letaknya lumayan tinggi jadi Ara berinisiatif untuk naik di atas kloset duduk.
Tapi saat gadis itu ingin turun, ia tidak bisa menopang badannya dengan baik, mengakibatkan tubuhnya jatuh kebawah dan kakinya terbentur cukup keras di pinggiran kloset.
Untung saja Darren mendengar teriakan Ara, jadi pria itu dengan panik mendobrak kamar mandi miliknya hingga beberapa kali sampai terbuka. Darren yang melihat istrinya tengah tergeletak tanpa busana apapun, bergegas mengambil bathrobe lalu ia pakaikan di tubuh gadis itu. Tanpa babibu Darren membopong tubuh kecil istrinya dan ia letaknya di kasur dengan penuh hati-hati.
"Ara...Ara!" panggilan keras itu membuat lamunan Ara buyar.
"Ah iya, tadi kak Darren bilang apa?"
Darren masih setia memijat kaki Ara dengan pelan, "masih sakit kaki kamu? kalau iya besok kita ke dokter, takutnya terjadi apa-apa."
"Gak usah kak, udah mendingan kok."
Darren menghentikan pijatannya, "Kalau sakit, kamu bisa bilang sama saya."
"Iya kak."
Mereka terdiam cukup lama, Darren sibuk memijat kaki istrinya sedangkan Ara sibuk dengan pikirannya. Sekelibat ingatan membuat gadis itu melotot dan Darren menyadarinya.
"Ada apa?"
Ara tersentak, "eh i-itu.. tadi kakak liat aku gak pak---"
"Apa masalahnya? kita sudah menikah Ara dan saya tidak akan berdosa karena melihat tubuh istri saya."
Istri saya. Kata itu terus terputar di pikirannya, Ara mencoba menyembunyikan senyuman yang tertahan, untung saja Darren tidak memperhatikannya.
"Lebih baik kamu tidur, ada sedikit pekerjaan yang harus saya selesaikan," ucap Darren menepuk pelan kepala istrinya lalu beranjak dari duduknya.
Ara mengangguk mengerti, memperhatikan Darren yang sudah berbalik badan dan mulai menjauh.
"Kak-- tunggu."
Pria itu menghentikan langkah lalu membalikkan badannya, "kenapa?"
"Em... Jangan tidur terlalu malam kak."
"Iya, saya pergi keruangan kerja dulu."
Ara memperhatikan punggung suaminya yang sudah menghilang. Senyum gadis itu mengembang, perasaannya berbunga-bunga karena perlakuan lembut Darren, bahkan tanpa canggung dan ragu Darren menggendong dirinya hingga memijat kakinya yang tengah sakit.
Pasti nanti tidur Ara akan sangat nyenyak dan bermimpi indah, semoga saja.
.............
Waktu menunjukkan jam 04.07 pagi. Ara terbangun dari tidurnya, mengerjapkan mata beberapa kali, gadis itu memandangi setiap isi kamar tapi yang ia lihat membuat nya salah fokus, seorang pria tengah tertidur pulas di sofa dengan posisi duduk, memeluk berkas dengan leptop yang di biarkan menyala.
Gadis itu mendesis merasakan sakit pada kakinya saat ia mencoba untuk berdiri, dengan langkah yang tertatih-tatih Ara menghampiri suaminya. Mematikan leptop lalu menutupnya, berkas yang berada dalam pelukan Darren ia letakkan di meja kecil. Setelah selesai Ara tidak langsung pergi, gadis itu berdiri tepat di hadapan Darren, mengamati suaminya yang tetap pulas tertidur meski dengan posisi duduk.
Ara mengelus lembut pemukaan wajah hingga rambut halus Darren, membuat sang empu menggeliat, melihat itu Ara reflek menghentikan aksinya.
Melihat Darren membuka mata dan menangkap basah dirinya membuat Ara menggeleng panik.
"A-aku gak---akhh!"
Ara berteriak kaget karena merasakan tarikan kuat pada tangannya, membuat gadis itu terjatuh dalam pangkuan Darren.Tangan kekar Darren melingkar di pinggangnya dengan mesra, membuat tubuh Ara semakin menegang.
Darren dapat merasakan tubuh tegang istrinya, langsung menarik gadis itu semakin dekat membuat tubuh keduanya tidak ada celah. Dengan reflek tangan kekarnya mengelus pelan pinggang gadis yang berada dalam pangkuannya.
"Kak Darren aku..."
"Kenapa, hm? biarkan seperti ini dulu."
Darren dengan berani meletakkan wajahnya di ceruk leher Ara, hembusan nafas pria itu membuatnya meremang. Wajah merah Ara terlihat jelas, hatinya benar-benar ingin meledak sekuat tenaga ia menahan untuk tidak teriak, karena ini kesempatan untuknya, ia tidak akan menggagalkannya lagi.
"Sebentar saja... lalu kamu boleh pergi."
"Kak Darren kenapa jadi begini?" ucap Ara lirih.
Darren meneliti wajah istrinya yang menatapnya dengan tatapan polos, "memangnya kenapa? tidak boleh?"
Ara menggeleng tidak setuju, "ah--bukan gitu... maksud aku kenapa tiba-tiba kak Darren jadi berubah, kakak udah suka sama aku?"
"Kaki kamu masih sakit?" tanya Darren mencoba untuk mengalihkan ucapan Ara.
"Ish kakak! jawab dulu pertanyaan Aku."
"Apakah penting pertanyaan kamu?"
Ara mengangguk cepat.
Pria itu menghela nafas pelan sebelum menjawab, "saya sudah nyaman sama kamu, tapi untuk suka yang belum pasti dengan perasaan saya." Darren bisa melihat wajah kecewa Ara, tapi tak lama kemudian gadis itu tersenyum lebar.
"Gak papa deh...yang penting aku udah nikah sama kakak, Suka mah belakang yang penting nikah dulu," seru Ara heboh, senyum manisnya tidak luntur di wajah cantik itu.
Darren terkekeh karena ucapan istrinya.
"Kenapa jam segini udah bangun?"
"Aku udah biasa bangun jam segini."
"Kenapa?"
"Kerena udah kebiasaan, terus juga harus beres-beres sama masak itu juga di bantu Ayah...kalau bangun siang bisa keteteran kak," jawab Ara. Tangannya tidak bisa diam, terus menyentuh kancing Darren, hanya menyentuh saja tidak sampai membukanya. Bahkan pria itu tidak menolak sama sekali sentuhan Ara.
"Sekarang, kamu tidak perlu bangun jam segitu, Saya akan mencari pembantu untuk rumah baru kita."
......................
ARREN > Ara Darren.
Halo semuanya👋🏻👋🏻 Maaf yaa akhir-akhir ini aku sibuk, jadi up nya lama, tp aku usahain buat update kok
Jangan lupa untuk vote, komen, like dan follow yaa..
Akhirnya sebentar lagi kalian akan melihat kebucinan pak suami coolnya neng Ara
See u all❤️🔥❤️🔥
...(illustration by Pint)...
kurang lebih posisi mereka kaya gini, tapi baju atas Ara tertutup yaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments