MISS HER?

Halo semuaa..

[ Selalu hargai penulis. berikan like👍🏻 dan komen 💬kalian ]

...Happy reading!!...

...•••••...

Saat ini Darren tengah duduk di sofa balkon, masih menggunakan kemeja kerja dengan kancing atasnya terbuka, dan mata tajamnya menatap layar ponsel yang menyala menampilkan room chat dengan Ara.

Tak lama kemudian Ara membalas, Darren tersenyum miring setelah membaca pesan dari gadis itu, satu tangannya yang menganggur ia gunakan untuk memegang kaleng berisi soda, kemudian menenggaknya hingga tak tersisa.

Ia meletakkan ponselnya setelah membaca pesan terakhir dari Ara, mengusap wajahnya kasar, mungkin harus beberapa menit untuk menunggu kedatangan gadis itu.

Darren berdiri dari kursi, meninggalkan pintu balkon yang ia biarkan terbuka, kaki panjangnya melangkah menuju dapur apartemen, membuka kulkas dan mengeluarkan sekaleng soda.

Pria itu lebih memilih bersandar di pantry dapur, membuka ponselnya mengecek pesan dan informasi penting yang ia terima.

Tak berselang lama, suara bel apartemen miliknya terdengar. Darren yang mengetahui siapa yang datang tanpa ragu ia membukakan pintu, nampak seorang gadis yang tengah berdiri mengembangkan senyum manisnya.

"Hai..." sapa Ara yang melambaikan tangan.

Tak ada balasan dari Darren, pria itu hanya diam menunduk menatap datar Ara, tangannya ia masukan ke dalam saku, menambah kesan intimidasi untuk gadis itu.

"Marah ya? maaf...aku kan gak tau kalau itu kakak," ucap Ara lirih dengan wajah mengadah ke atas, tangannya tak tinggal diam, ia menarik lengan kemeja Darren.

"Kak Darren.."

"Kok diem aja kak, kepala aku pegel tau," keluh Ara. Dirinya mulai menyerah, dia sangat tidak pandai membujuk kemarahan seorang pria.

Darren tersenyum remeh pada Ara, menatap tubuh mungil gadis itu yang hanya sebatas dadanya.

"Pendek," ejek Darren.

Wajah Ara berubah kesal, "kok jadi body shaming sih kak."

Darren masuk begitu saja tanpa memperdulikan kekesalan gadis itu, sedangkan Ara tanpa pikir panjang mengikuti Darren dari belakang.

"Kak Darren nyuruh aku kesini untuk apa?" ucapnya setelah mendaratkan pantatnya di sofa ruang tamu.

"Menemani saya."

"Kak Darren kangen sama aku ya?" tebak Ara dengan wajah mengejek, jari telunjuk ia arahkan ke Darren yang berada di dapur, sepertinya pria itu tengah melakukan sesuatu.

"Sedikit," jawabnya.

"Nanti juga banyak kangennya," jawab Ara santai di sela jalannya yang ingin menyusul Darren di dapur.

Ara menatap Darren yang tengah memotong Apel membagi beberapa bagian, memandangi wajah serius pria itu dari samping hingga Darren menyelesaikan tugasnya.

"Kak Darren suka banget ya minum soda?" tanya Ara, setelah memandangi sekeliling ruangan, ada beberapa kaleng minuman soda yang sudah tak tersisa.

"Suka."

"Aku bukannya mau ngelarang, tapi jangan terlalu banyak minum soda ya...gak baik buat kesehatan kakak,"tutur Ara dengan nada lembut.

Darren tersenyum menanggapi, tak lama ia mengangguk mengerti.

Saat ini Darren dan Ara tengah duduk di sofa saling berdampingan, hanya mengobrol saja tidak lebih, namun Ara lah yang lebih dominan sedangkan Darren hanya memperhatikan gadis itu dan sesekali menjawab.

Ara bosan. Mukanya terlihat sangat kusut, gadis itu sangat kesal dengan Darren, dirinya lelah mencari topik pembicaraan agar tidak canggung, sedangkan Darren hanya diam sibuk dengan Apelnya.

Ara berdiri, tangannya meraih tas selempang di meja,"aku mau pulang aja."

Darren reflek menarik lengan Ara cepat, karena terlalu kuat menyebabkan gadis itu kehilangan keseimbangan dan limbung kebelakang, dengan cekatan Darren menahan tubuh Ara, membuatnya jatuh terduduk di pangkuan pria itu.

Mata bulat Ara melebar karena terkejut, jantungnya berdebar tidak beraturan membuatnya terduduk kaku dalam pangkuan Darren. Wajah mereka saling berhadapan, membuat Ara bisa merasakan aroma musk pria itu.

Perasaan Darren sama apa yang dirasakan Ara, tapi pria itu lebih pintar menyembunyikan ekspresi, rahang Darren mengeras, mata tajamnya fokus menatap wajah cantik Ara.

"Ma-maaf kak," ucap Ara setelah melepaskan diri Darren.

Ara malu wajahnya menunduk, tidak berani melihat Darren yang belum beranjak dari tempatnya.

"Em kak udah sore... aku pulang dulu."

"Saya antar," putus Darren.

Ara mengangguk, tidak menolak ajakan pria itu, lagipula dirinya tidak membawa ongkos pulang, untung saja Darren menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, kalau tidak ia bisa jalan kaki dari sini.

......................

jangan lupa like, vote dan komennya❤‍🩹

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

buhahahahaha cepet cepet mau ketemu bebeb lupa gak bawa ongkos balik ...tapi untung lah jadi di anter ehm 🤭🤭🤭🤭

2024-11-09

0

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

duh melas bgt sih Ara ga punya ongkos pulang bukannya anak orang kaya ya...sampe segitu nya ga punya ongkos pulang 😀😀🤭

2024-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!