[Selalu hargai penulis. berikan like👍🏻 dan komen 💬kalian]
...Happy reading ❤🔥‼️...
...••••••••••••...
Setelah jam sekolah selesai, Ara tidak langsung kembali pulang, gadis itu di ajak Devina untuk datang ke rumah karena permintaan Rania, dan Ara pun tidak bisa menolaknya.
"Eh calon mantu udah dateng," sapa Rania ramah.
Kedatangan Ara di sambut baik oleh pemilik rumah, wanita berusia hampir setengah abad itu menghampiri Ara dan Devina yang baru saja menginjakkan kakinya di pintu utama.
Rania meraih tubuh gadis itu lalu ia dekap, memeluknya dengan penuh sayang, Ara yang mendapat serangan mendadak terdiam, tak lama langsung membalas.
Gelenyar aneh menjalar ditubuhnya, ada perasaan hangat membuat Ara nyaman. Rasa yang selalu gadis itu butuhkan dari pelukan seorang ibu ketika ia melewati hari-hari penuh dengan lelah dan akhirnya Ara bisa merasakannya lagi, walaupun bukan dari bundanya.
"Ehm, Devina di lupain nih," keluhnya.
Rania melepas rangkulannya pada Ara, beralih menatap anak gadisnya, "eh adek...mama sampek lupa."
"Lupain terus mah, Devina mah gak papa,"ucap gadis itu sebal. Sebenarnya ia tidak benar-benar marah, hanya ingin membuat drama saja.
Ara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "beneran ini Devina marah?"
"Bercyandya bercyandya~~" seru Devina, dengan menunjukkan ekspresi yang menyebalkan di mata Ara.
"Dih, apaan sih lo." Ara mendorong Devina sedikit keras, membuat gadis itu sedikit oleng. Untungnya Devina masih bisa menahan tubuhnya.
"Heh! anak-anak mama, malah pada ribut... mending kita masuk aja yuk."
Devina memandangi sekeliling, "lah iya, kenapa kita malah berdiri di sini."
Tidak lama mereka bertiga masuk, masih di selingi gurauan dari Devina dan Ara, sedangkan Rania kadang ikut bergabung ketika ia mengerti apa yang di bicarakan kedua gadis itu.
"Ke meja makan dulu ya, mama udah masakin makanan buat kalian."
"Wih beneran mah?"
"Ya benaran lah."
"Tumben-tumben banget mama masak?" tanya Devina heran.
"Loh biasanya mama masak sayang..."
"Iya sih, tapi kan jarang bahkan bisa di hitung loh mama masak, biasanya kan di masakin bibi."
"Perasaan kamu aja itu. Mama loh sering masak, tanya aja sama papa." Rania tertawa hambar mencoba untuk tidak terlihat panik, memang benar yang dikatakan putrinya tapi kenapa sangat jujur sekali, apalagi bicara di depan calon menantunya, sangat memalukan.
"Tap--"
"Udah lah makan aja, gak usah banyak tanya sayang, ya?"sela Rania.
Devina mendengus, "iya mah...ayo ra kita makan dulu."
"Iya Dev, yaudah kita permisi ya tante." Akhirnya Ara membuka suara, sejak tadi ia hanya diam menyimak perdebatan antara ibu dan anak itu.
"Eh tunggu Ara. Sekarang kamu jangan panggil tante lagi, tapi mama, oke?"
Ara yang mendengar itu sedikit kaget, dirinya beralih menatap Devina yang tengah tersenyum, mengangguk setuju atas permintaan mamanya kepada Ara.
"Em iya tan-- eh mah," ucap Ara yang hampir salah menyebut. Dirinya sedikit ragu, wajahnya bahkan berubah kikuk.
"Nah gitu dong," Rania tersenyum lembut kepada Ara, sebelum melanjutkan ucapannya. "Yaudah kalian makan dulu, mama mau ke kamar sebentar."
Kedua gadis itu mengangguk, melangkah pergi menuju meja makan. Setelah sampai Ara dan Devina menatap binar beberapa menu makanan yang sudah tersaji di meja.
"Pas banget nih, gue lagi laper," sorak Devina.
Tanpa banyak bicara, Ara dan Devina duduk di kursinya masing-masing, mereka berdua mengambil beberapa menu, lalu menikmati makanannya dengan tenang.Tak lama setelah itu, Rania datang dan ikut bergabung.
......................
Setelah selesai acara makan tadi, Ara di ajak Rania dan Devina untuk melihat gaun pengantin yang sudah wanita itu pesan. Karena dua minggu lalu Devina dan Ara membuat kebaya untuk kelulusan, jadi sekalian Rania meminta ukuran tubuh Ara untuk membuatkannya dress pengantin kepada perancang baju tanpa sepengetahuan gadis itu.
"Ayo sayang kamu coba dulu ya," pinta Rania.
"Iya mah," jawab Ara.
"Mari kak ikut saya," ucap salah satu perempuan penjaga butik itu kepada Ara.
Ara mengangguk sopan, lalu beranjak dari tempat mengikuti perempuan itu menuju ruang ganti.
Setelah menunggu beberapa menit, Ara keluar dengan dress pengantin yang ia pakai, membuat Rania dan Devina melihatnya tercengang hingga beberapa detik.
Dress elegan dengan design mermaid off white di pandukan dengan lengan pendek dan beberapa detail
membuat Ara terlihat sangat cantik dan lebih tinggi di tubuh mungilnya.
Devina menggelengkan kepala tidak percaya," lo beneran temen gue, Ara?"
"Ya iya gue Ara, emang siapa lagi."
Devina berdiri tepat di depan Ara, tangannya menyentuh bahu gadis itu, membolak-balikan tubuh Ara beberapa kali, "Lo pake dress ini doang aja udah pangling banget, apalagi lo make up, mungkin gue udah gak ngenalin lo ra."
"Apasih Dev...alay banget, tapi makasih."
"Bener kata Devina, calon menantu mama ini cantik banget, sampek pangling loh."
"Tuhkan apa yang gue bilang."
"Hehe iya mah, Dev. Makasih pujiannya," ucap Ara yang tersipu malu.
"Tapi kamu suka kan, Ara?"
"Iya mah suka," jawab Ara dengan antusias.
Rania tersenyum menanggapi, beralih menatap perempuan yang berada di samping Ara, "yaudah mbak, ini tolong di packing ya... sama pesenan saya yang lainnya."
"Baik buk."
......................
Jangan lupa vote, like dan komennyaa❤🩹😘😘
See you di bab selanjutnya...
...Darren mode singlet....
Gimana Ara gak klepek-klepek kalo modelan begitu, Ara aja suka apalagi saya🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
vj'z tri
Thor visual ini bikin akuh. aaaaaaaaa glepar glepar 🤣🤣🤣🤣 melebihi klepek klepek 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-11-09
0