Sebelum membaca cerita ini like, subscribe dan vote yaa biar aku makin semangat.
...Happy reading semua❤🩹❤🩹...
...•••...
...•••...
"Ada apa ini?"
Sosok Darren dengan setelah jas rapi berwarna hitam senada yang sangat pas ditubuh kekarnya, tengah melangkah menghampiri dua perempuan yang menatap dirinya takut.
"Maaf Pak, mbak ini mencoba masuk ke ruang pak Darren tanpa meminta izin dulu," kata Angel menjelaskan kericuhan yang terjadi.
Sedangkan Dira menunduk, takut menatap wajah datar pria itu, keberanian yang ia siapkan sejak tadi menciut dihadapan Darren.
Darren mengangguk mengerti," Angel kamu boleh pergi."
"Baik pak," ucapnya patuh, Angel dan semua karyawan yang di sana pun segera pergi meninggalkan Darren dan Dira.
Tatapan pria itu beralih ke sosok Dira yang hanya menunduk, "dan kamu ikut saya."
Merasa ucapan Darren di tunjukkan pada dirinya, Dira mengangkat wajahnya menatap pria yang menunjukkan wajah tanpa ekspresi.
Darren melangkahkan kaki menuju lift keruangan CEO yang ada di lantai tiga, sedikit ragu Dira mengikuti pria itu dari belakang, dengan segera Darren menekan tombol lift menuju ke ruangannya.
Hanya ada keheningan di antara mereka, Darren yang tidak berminat memulai percakapan dan Dira yang takut untuk berbicara pada sosok pria disampingnya.
Setelah sampai di lantai tiga, banyak sekali karyawan menyapa Darren dengan sopan yang hanya dibalas senyum tipis dari sang empu, pria dengan tinggi 187 cm itu masuk keruangan bertuliskan CEO, sedangkan Dira mengekor dari belakang.
Setibanya di ruangan, kepala Darren menoleh kebelakang menatap tajam Dira, dirinya sudah tidak tahan dengan tingkah laku perempuan itu.
Dira menelan ludahnya kasar, " Darren ma-maaf.."
Hanya kata itu yang bisa Dira ucapkan, dirinya terlampau menyesal dengan perbuatan di masa lalunya, jika waktu bisa diulang kembali dia tidak akan pernah menghianati Darren.
"Tolong kasih aku kesempatan Darren.. biar bisa menebus semua kesalahan aku ke kamu," imbuh Dira.
Perempuan itu tidak bisa menahan tangis, mengingat dulu betapa menderitanya dia saat Darren pergi, dan sekarang dirinya tidak akan membiarkan Darren untuk meninggalkannya lagi.
Mendengar ucapan Dira membuat Darren muak, "kesempatan? untuk memaafkan kamu saja tidak ada dalam pikiran saya."
"Tapi kenapa? bukankah semua orang berhak mendapatkan kesempatan ke dua."
Darren menatap wajah Dira dengan tajam, "tidak semua. Saya hampir gila saat itu, dan kamu seenaknya meminta kesempatan."
Dira mati kutu, ucapan pria itu ada benarnya juga, tapi memberi kesempatan ke dua tidak terlalu buruk kan? Dira juga yakin, dirinya masih memiliki tempat tersendiri di hati Darren.
Darren, Galang dan Dira sudah berteman sejak lama, mereka selalu menghabiskan waktu bersama bahkan ketiganya sudah seperti Saudara, tapi ketika Galang mengetahui Darren dan Dira menjalin hubungan, laki-laki itu menjauh.
Galang yang berniat mencoba untuk menerima itu semua, lenyap begitu saja ketika Dira mengungkapkan bahwa dia juga menyukai Galang, berengsek? memang dan Dira mengakuinya, tapi perempuan itu tidak bisa memilih salah satu dari mereka.
Hingga perselingkuhan itu terjadi hampir tiga bulan lamanya.
Dira terisak keras mengingat penghianat yang ia lakukan, dirinya bingung harus melakukan apa, sekarang dia kehilangan semua, Darren dan Galang pergi meninggalkannya begitu saja.
Dira mencoba mendekati Darren," a-aku mohon..maafin aku Darren."
"Dira stop jangan ganggu saya lagi, saya hanya mau itu dari kamu," ucap Darren. Dirinya benar-benar lelah, banyak sekali pekerjaan yang menumpuk dan sekarang harus menghadapi sosok Dira.
"Apa yang harus aku lakuin buat dapat maaf dari kamu," ucapnya terus memohon.
"Sekarang kamu keluar dari sini.. kalau tidak saya suruh satpam buat seret kamu."
Dira menggeleng.
"KELUAR DIRA!" bentak Darren, kesabaran sudah habis untuk menghadapi perempuan itu.
Dira memejamkan mata terkejut mendapat bentakan dari Darren, tangannya meremas rok yang ia kenakan hingga terlihat kusut.
"Aku gak bakal nyerah buat dapetin kamu lagi, itu janji aku Darren," katanya sebelum pergi meninggalkan ruangan Darren.
Darren memijat pelipisnya, dia benar-benar pusing saat ini, moodnya sudah hancur karena Dira.
Sekarang dirinya hanya ingin pulang dan istirahat.
......................
"Maa..pah.." panggil Darren ketika melihat orang tuanya tengah bersantai di ruang tamu.
"Loh abang kok udah pulang?" ucap Rania heran, karena sangat jarang sekali Darren meninggalkan pekerjaan kecuali saat sakit ataupun hal lain yang menurutnya sangat penting.
David dan Rania menatap anak sulungnya yang tampilan terlihat sangat kusut, dengan langkah pelan Darren menghampiri orang tuanya dan mendudukkan diri di sofa ruang tamu. Wajahnya yang terlihat lelah membuat Rania cemas.
Segera wanita itu berdiri dari duduknya, mendekati Darren yang tengah menyandarkan tubuhnya di sofa, "abang gak papa kan?"
"Aku gak papa mah," tuturnya, menatap wajah Rania dengan senyum tipis.
Kini David angkat bicara,"tumben banget kamu pulang... biasanya lupa rumah," ucapnya ketus.
"Apasih pah." Bukan Darren yang menjawab tapi Rania.
David yang melihat wajar garang istrinya berubah menciut, bukan takut..tapi jika Rania marah dirinya bisa tidak diberi jatah satu bulan, David yang membayangkan saja merinding sendiri.
"Ya maap."
Rania mendengus," sekarang papa diem, gak boleh ngomong."
Dengan berat hati David mengangguk patuh.
Darren yang melihat wajah melas papanya hanya bisa menahan tawa, dirinya sedikit terhibur.
Wajah Darren beralih menatap kedua orangtuanya secara bergantian, mengatur nafasnya yang berubah gugup, wajahnya berubah serius.
"Darren mau pernikahan dengan Ara di percepat."
Perkataan tiba-tiba Darren, membuat David dan Rania kaget sekaligus senang, itu berarti Darren sudah menerima Ara.
"Emang udah kebelet banget ya ren?" ceplos David, kalau saja Rania duduk disamping suaminya, mungkin David sudah mendapatkan bogeman cinta dari sang istri.
"Papa.."ucap Rania lirih dengan nada mengancam.
David yang mendapat lirikan tanda bahaya pun hanya bisa meringis, dan memilih untuk mengunci mulutnya rapat - rapat.
Tatapan Rania beralih ke putranya, segera wanita itu menormalkan mimik wajah," itu bagus bang, lebih cepat lebih baik kan? besok malam kita temui Ayah Ara untuk membicarakan ini," putusnya.
Bibir wanita itu mengembangkan, dirinya teramat senang dengan keputusan Darren. Dan perlu diingat Rania sangat menyetujui hubungan Ara dan anak sulungnya, bagaimana tidak? selama mengenal Ara dia tahu sifat gadis itu. Ara adalah gadis yang baik, dewasa dan pintar.
"Tapi kamu udah ngomong soal ini ke Ara kan bang?"
Darren mengangguk, "sudah, dan dia setuju."
Banyak sekali topik pembicaraan yang mereka perbincangkan, ralat bukan mereka tapi hanya Rania dan Darren. Bagaimana dengan David? pria paruh baya itu hanya diam menyimak pembicaraan sang istri tercinta bersama putranya, sampai Darren pulang ke apartment.
......................
Setelah pulang dari rumah Feby, Ara memilih untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya dengan melukis, karena menurut Ara melukis bisa menenangkan pikirannya, ditemani musik favorit gadis itu.
Kegiatannya terganggu ketika Ara mendengar suara nada dering pesan dari ponsel miliknya, hingga membuat Ara dengan cepat meraih benda itu di nakas.
Ara merengut keningnya heran, menatap benda pipih miliknya. "Hah? ini siapa sih, gak sopan banget." Ada notifikasi dari nomor asing yang tidak terdaftar di ponselnya, membuat gadis itu dengan ragu membalas.
Ara menunggu balasan tanpa meninggalkan room chat, hingga pesan singkat dari nomor yang tidak dikenalinya membuat Ara melotot kaget sekaligus takut. Takut balasan pesan darinya membuat sosok itu marah.
Darren? bagaimana bisa pria itu menghubunginya, dulu saja saat Ara ingin meminta nomor Darren dari Devina tidak jadi, karena takut mengganggu privasi pria itu.
Ara menggigit bibirnya, bingung harus membalas apa, gadis itu meletakkan ponselnya sejenak kemudian mengambilnya lagi, jari lentiknya dengan gesit mengetik beberapa kata lalu mengirimkan pesan balasan itu kepada Darren.
......................
Halo apa kabar semua?
terimakasih sudah baca cerita pertamaku yaa, terus dukung aku dengan cara vote dan like kalian...
Dira itu enaknya di apain ya🤔🤔
menurut kalian Darren lebih cocok sama Ara apa Dira?
spam next..
See you 👋🏻❤🩹❤🩹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
vj'z tri
langsung otw lah bebeb yang wa 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-11-09
0