KISAH DI MULAI

Happy reading!

"Woi ra tungguin gue, "cecar Devina, langkah lebarnya menuju gadis yang tengah berjalan ke koridor sekolah.

Devina segera menyusul, berjalan di disamping Ara yang tengah menatapnya.

Memperhatikan wajah sembab gadis itu, Ara yang menyadari bahwa dirinya tengah diperhatikan dengan segera mengalihkan pandangannya.

"Ra, lo habis nangis?" tanya Devina panik, menuntut jawaban dari gadis disampingnya.

"Gue cuman kangen bunda kok, "jawab Ara tersenyum menenangkan.

"Astaga Ra lo boleh kok cerita apapun ke gue, jangan dipendam sendiri.. Kalaupun lo butuh temen buat nangis gue siap kok." tutur Devina .

"Iya iya pasti gue cerita ke lo," Balas Ara.

Dengan gemas ia mencubit kedua pipi tirus gadis itu, layaknya mochi.

Ara bersyukur memiliki sahabat seperti Devina, gadis itu selalu tidak membiarkan dirinya menanggung beban sendiri.

"ih Ara jangan narik pipi gue...." Rengek Devina. Ara yang mendengar rengekan dari Devina segera melepaskan tangannya dari pipi gadis itu.

Setelah sampai di kelas, Devina dan ara memperhatikan sekitar, sudah banyak murid yang ber datangan.Ara mendaratkan tubuhnya di kursi diikuti Devina.

"Eh Ara sama neng cantik udah dateng?"tanya cowok yang menghampiri meja kedua meja gadis itu.

"Lo punya mata kan?" Jawab Devina galak. Mood-nya yang awalnya baik seketika buruk karena kedatangan sosok mahluk aneh, seperti Aldo.

"Ceilah galak amat sih," jawab Aldo tersenyum jahil.

Renaldo aditya, sosok tampan yang dicap sebagai cowok paling playboy di SMA Nusa bangsa, sudah banyak wanita yang ia jadikan kekasih, Tetapi tidak dengan Devina gadis itu selalu menolak dirinya.

Dengan gemas Aldo menjawil hidung kecil Devina, Membuat sang empu menatap tajam. Aldo yang ditatap hanya tersenyum jahil.

"Heh buaya berani - beraninya lu ya.." Sentak Devina kasar. Devina sungguh benci dengan cowok didepannya, Rasanya ia ingin sekali menenggelamkan Aldo.

"Udah - udah pak trisno udah mau masuk kelas," tegur Ara. Devina yang Awalnya memasang wajah sinis dengan segera mengubah raut wajah dan membenarkan duduknya.

......................

"Ra hari ini lo jadi nginep di rumah gue kan?" tanya Devina.

"Iyaa jadi...Ayah juga udah ngizinin gue."

Karena jam pelajaran sudah selesai dengan segera dua gadis itu beranjak untuk pergi. Ara Berencana untuk menginap di rumah Devina untuk menemani gadis itu.

"Yey, akhirnya gue tidur gak sendiri lagi, "Seru Devina senang.

" Thank you bebb.. seneng banget gue." Memeluk Ara yang lebih kecil darinya. tinggi Ara dan Devina selisih lumayan jauh, Ara 153 cm dan Devina 168 cm. Membuat gadis itu terlihat mungil disamping Devina.

" Aaaa lepasin sesek tau gak." Rajuk Ara mencoba melepaskan pelukan Devina.

"Makanya lo jangan gemesin, "ucap Devina. Ara yang mendengarkan ucapan gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Langkah Ara terhenti saat menyadari mobil yang familiar terparkir didepan sekolah, kedua mata Ara membulat melihat sosok Darren tengah menyandarkan tubuhnya di kap mobil miliknya.

"Kok kak Darren di sini?"

"Hehe abang hari ini jemput gue karena dia gak kerja.. jadi rencananya kita mau belanja kebutuhan dapur." cengir Devina, menatap Ara yang mematung.

Karena kesel dengan respon Ara yang hanya mematung ditempat, membuat Devina menarik tangan Gadis itu.

"Kenapa lama?" Tanya Darren setelah menyadari kedua gadis itu sudah ada dihadapnya.

"Baru juga keluar kelas bang," gerutu Devina. sedangkan gadis disebelahnya Hanya diam mencoba menghentikan debaran jantungnya.

"Masuk." Titah Darren.

Ara dan Devina dengan cepat mendudukkan tubuhnya di jok belakang. Suara berisik mendominasi mobil yang mereka tumpangi, sebenarnya dari suara Devina dan Ara, Darren hanya berbicara jika perlu.

5 menit berlalu

Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai diparkiran supermarket, kedua gadis itu turun diikuti Darren.

Darren bertugas mendorong troli belanjaan, sedangkan Ara dan Devina memilih barang - barang yang harus mereka beli. Kedua gadis itu juga berencana untuk membuat ice cream cake, karena Ara sangat mahir membuatnya jadi Devina meminta gadis itu turut membantu.

Mereka berpencar, Devina bagian mencari kebutuhan dapur dan Ara bertugas mencari bahan - bahan untuk membuat cake. Karena letak coklat bubuk sangat tinggi jadi gadis itu sulit mengambilnya.

Gadis itu terteguh, menatap tangan kekar tengah meraih coklat bubuk itu dengan mudah.

Ara membalikkan tubuhnya membuat gadis itu berhadapan dengan dada bidang seorang pria.

Mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah pria itu, Matanya membulat sempurna, sosok dihadapannya adalah Darren.

Mereka saling menatap selama lebih beberapa detik, Darren menatap mata bulat Ara. membuat gadis itu mengalihkan pandangannya disembarang arah.

Darren masih setia menatap gadis mungil didepannya, pria itu akui Ara sangat cantik.

"Em Kak..udah ditungguin Devina, "Lirih Ara. Membuat sang empu berdehem canggung.

Ara melangkah kakinya menuju Devina, diikuti Darren dari belakang.

......................

Halo Bantu like, vote dan komen yaaa, buat aku makin semangat untuk update.

terimakasih yang masih setia sama cerita aku❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹

Spam next.

Terpopuler

Comments

Chen Chen

Chen Chen

pendek bgt si ara kenapa g buat 160 cm thor gw aja 157 sudah imut dan pdk bgt 🤭 apalagi 153 🙈 cebol itu jelek bgt

2024-07-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!