Happy reading!❤🩹
•
•
•
Ara melangkahkan kakinya menuju kantin SMA Nusa Bangsa, menatap sekeliling guna mencari sosok Devina, sedangkan gadis yang ia cari tengah fokus melahap soto ayam favoritnya.
Ara yang mengetahui keberadaan Devina, segera melangkahkan kakinya menuju Gadis itu.
Menjatuhkan pantatnya di kursi panjang sebelah sahabatnya.
"Woi es jeruk gue!" geram Devina.
Devina menatap kesal Ara yang tengah menenggak es jeruk miliknya hingga tandas.
"Buset datang-datang langsung ngambil minuman orang aja," sahut gadis di depannya.
Ara menatap Feby dengan cengiran khasnya.
Feby adalah teman sekelas Ara, gadis galak berwajah jutek, banyak murid - murid lain tidak menyukai Gadis itu...karena menurut mereka Feby terlalu angkuh untuk didekati, mereka memandang Feby dari luar saja padahal gadis itu memiliki hati yang baik.
"Feby, tadi udah pesan bakso buat lo," ucap Devina. Gadis itu masih kesal.
Tapi Devina merasa heran, ada yang berbeda dari gadis di sebelahnya, Ara sejak dari kamar Deren selalu tersenyum tidak jelas, bahkan Devina yang bertanya tentang keadaan gadis itu sama sekali tidak mendapatkan jawabannya. Devina takut Ara melakukan hal yang tidak - tidak kepada kakaknya.
"Feby emang paling baik deh," ujar Ara senang.
Mengambil mangkuk berisi bakso, tidak lupa Ara menambahkan sambal sampai 5 sendok, membuat dua gadis itu menatap Ara horor.
"Gue Kasihan sama ibu kantin, setiap Ara datang sambalnya selalu diseruput sama tuh bocah," cetus Feby.
"Seruput lo kata kopi," ralat Devina.
"Lagian Anjir Ara makan sambal kayak makan sop," ungkap Feby heran.
"Tunggu aja nanti tuh bocah pasti bolak-balik kamar mandi," ejek Devina.
Dia sudah tahu betul kebiasaan Ara tapi gadis itu tidak pernah merasa kapok.
Sedangkan Ara yang dibicarakan sama sekali tidak peduli, dia tengah asik melahap bakso tanpa mendengarkan ocehan dua gadis itu.
"By the way besok kerja kelompoknya di mana? " tanya Devina.
"Ke rwumah Dwevina ajah," ucap Ara tidak jelas.
Gadis dengan mulut penuh bakso menjawab dengan cepat. Ara tidak mau memilih tempat lain, dia ingin melihat Pujaan hatinya.
"Kunyah dulu bakso lo baru ngomong," tegur Feby.
Sementara Devina menatap Ara penuh selidik, dia sudah tahu isi otak gadis itu.
"Abang gue di kantor Ra...dia juga pulangnya di Apart gak ke rumah."
"Eh..siapa juga mau lihat abang lo," elak gadis itu.
" Gue tahu isi pikiran lo Ra.."
Ara menatap kesal Devina, sedangkan gadis itu tersenyum mengejek.
......................
Aditama mengetuk pintu kamar putrinya, Ara yang tengah membaca buku tersadar, dengan segera beranjak dari duduknya menghampiri sosok pria paruh baya yang amat ia sayangi.
"Ayah!" seru Ara senang.
Memeluk lengan Aditama dengan erat, membawa sang ayah untuk masuk ke kamar miliknya.
Mendudukkan sang Ayah di kasur diikuti dirinya, "Akhirnya Ayah pulang...Ara kangen banget." Rengek Ara yang bergelayut manja pada lengan ayahnya. membuat Aditama tersenyum lembut, Putri kecilnya masih sama seperti dulu, batinnya.
"Ayah juga kangen sama Ara." Mengelus kepala Ara dengan lembut.
"Ayah boleh minta sesuatu sama Ara? " Ara merasa perasaan tidak enak dari permintaan ayahnya, tapi dengen cepat gadis itu menganggukkan kepalanya, ia tidak dapat menolak permintaan Aditama.
"Sayang, mungkin permintaan Ayah buat kamu kecewa, tapi ayah pikir ini demi kebaikan kamu sayang....ayah ingin menjodohkan kamu dengan sahabat almarhum Kakek. ini permintaan kakek Sebelum meninggal," jelas Aditama.
Ara membulatkan matanya, menatap sang ayah dengan tatapan kecewa. dijodohkan? Ara tidak mau.
"Ara nggak mau Ayah...kenapa harus dijodohkan? Apa ayah gamau ngurus Ara lagi?" timpal Ara.
Melepaskan rangkulannya pada lengan Aditama.
"Ara ayah sama sekali tidak berniat seperti itu sayang... ayah hanya ingin kamu mendapatkan laki - laki yang baik."
Aditama menatap mata putrinya penuh kekecewaan
di sana, tapi ia tidak ada pilihan lain.
Aditama juga tidak mau putri semata wayangnya mendapatkan laki-laki yang hanya membuat kekecewaan pada Ara.
Aditama mengenal sosok itu, sosok yang bisa membuat dirinya menaruh kepercayaannya pada pria itu.
"Ayah..aku bahkan nggak tahu dia, gimana aku mau menerima Perjodohan itu."
Air mata yang ia tahan menetes begitu saja, dadanya sangat sesak, Ara tidak mau.
Dia mencintai Darren, bagaimana dia bisa melepaskan pria itu begitu saja, dan sekolahnya, kuliahnya nanti, dia sedang menata semuanya. Tapi karena rencana perjodohan itu dapat merenggut semuanya.
"Ayah tahu kan aku masih sekolah..dan aku juga mau kuliah di Universitas impian aku Ayah," lanjut Ara.
"Sayang kamu tenang saja..masalah sekolah, kuliah sudah ayah pikirkan. Ayah juga tidak membiarkan putri ayah tidak mendapatkan pendidikan... dan calon suami Ara bisa menerima itu semua." Mencoba menenangkan putrinya.
"Maafkan ayah ya.. ayah terlalu egois sama Ara, terlalu memaksa Ara untuk menuruti perintah ayah." mencoba menarik Ara kedalam dekapannya,
Ara hanya diam tanpa membalas.
"Besok malam kamu dandan yang cantik, mereka mau ke sini ketemu Ara..tapi kalau emang Ara nggak mau menerimanya, ayah akan mencoba bicara baik-baik sama keluarga mereka."
"Jangan nangis lagi dong...kalau masih nangis tambah jelek loh" goda Aditama, mencubit hidung kemerahan Ara.
"Ish ayah..berarti selama ini Ara jelek! " Ara menatap kesal Aditama, yang ditatap hanya menunjukkan wajahnya tanpa dosa.
"Becanda.. anak ayah selalu cantik."
......................
Hai semuanya akhirnya aku update lagi
Makasih buat kalian yang baca cerita aku, jangan lupa komen, vote dan likenya ya...
Oh yaa kalian boleh kasih masukan kalau menurut kalian penulis aku kurang bagus, Bahasa yang aku pakai kurang cocok atau alurnya yang terlalu flat, jadi dengan kritikkan itu aku bisa belajar lagi...
❤🩹❤🩹❤🩹
Kalau menurut kalian siapa yang dijodohin sama Ara?
ini kolom spam next.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Efvi Ulyaniek
u nya sehari berapa kali ya...atau berapa hari sekali up nya biar ga nagih trus soalnya cepetan yg baca ya drpd yg bikin cerita
2024-01-13
3
Aînée
nanti malam aku up ya!
2023-10-16
0