"Suami lo manggil, samperin sana," ucap Calvin melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Namira membuang nafas sejenak dan berjalan menuju kamar Xavier karena laki-laki itu memanggil namanya.
"Namira!" suara Xavier memanggil nama Namira kembali terdengar dari dalam kamar laki-laki itu. Dari suaranya terdengar menuntut Namira untuk segera menghampirinya.
"Namira, lo denger gue gak sih?" teriak Xavier lagi.
Namira ingin sekali berteriak dan meminta Xavier untuk bersabar menunggunya. Tapi Namira tidak bisa melakukan itu.
"Iya, gue denger. Ada apa? gue di depan kamar lo," ucap Namira membalas teriakan Xavier.
Namira berdiri di depan pintu kamar Xavier, menunggu pemilik kamar membukanya.
"Masuk sini, pintunya gak dikunci," balas Xavier dari dalam.
Calvin yang mendengar teriakkan dari pasangan suami istri itu berusaha untuk tetap tenang dan menegak air minumnya.
"Greget banget gue sama mereka, disuruh buat seneng-seneng gak mau," gumam Calvin setelah menegak habis satu botol air mineral.
"Kapan ponakan gue di prosesnya kalau kayak gini? masa gue harus nungguin Namira lulus kuliah sih? keburu gak muda lagi gue nya!" Calvin mengakhiri kalimatnya dengan decakan.
-
-
Namira melongo melihat Xavier berdiri diatas kasur dengan tangannya yang memegang bantal karena takut dengan kecoak di dalam kamarnya.
"Tolong singkirin makhluk itu, gue takut," ucap Xavier dengan wajah pucat. Citranya sebagai ketua geng Orion di mata Namira hancur hanya gara-gara satu kecoak.
Badan saja yang tinggi, tapi melihat ada kecoak langsung naik keatas ranjang.
"Lo takut kecoak?" tanya Namira tidak percaya. Xavier yang memiliki catatan hampir melayangkan nyawa orang lain takut kecoak, seriously?
"Gue gak takut, cuma geli," jawab Xavier mengelak. Padahal jelas-jelas tadi Namira mendengar Xavier mengatakan takut kecoak.
"Ck," Namira dengan santainya menangkap kecoak itu dan membawanya keluar dari kamar Xavier.
Calvin yang tidak sengaja menyaksikan momen mereka menggeleng, bisa-bisanya Xavier kalah dengan istrinya sendiri yang tidak takut ataupun geli terhadap kecoak.
"Lo gak bisa keren dikit di depan istri lo?" tanya Calvin memasuki kamar Xavier setelah Namira keluar dari kamar itu.
Calvin tidak menyangka Xavier sampai berdiri diatas kasur hanya karena takut pada kecoak.
"Takut sih takut, tapi gak usah teriak-teriak kayak gadis juga," Xavier tidak menanggapi ucapan Calvin dan turun dari atas kasur tanpa mengatakan apapun.
Xavier terlihat tidak peduli dengan semua yang Namira bicarakan tentangnya.
"Lo kenapa sih, Vier?" tanya Calvin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya, "lo sama Namira beneran gak berantem, kan?"
"Hem," gumam Xavier menjawab Calvin. Pertanyaan Calvin membuatnya teringat kembali tadi sore Namira berada di fakultasnya dan kemungkinan istrinya itu datang ke fakultasnya menemui laki-laki lain.
Calvin menghela nafasnya.
"Lo udah nanya sama Namira kenapa dia datang ke fakultas kita?" tanya Calvin. Satu-satunya kemungkinan yang bisa Calvin pikirkan sekarang Xavier seperti ini karena Namira yang datang ke fakultas mereka.
"Belum," jawab Xavier singkat. Oke, sepertinya Calvin sudah tahu alasan Xavier menjadi seperti ini.
"Biar gue yang nanyain sama Namira," Calvin keluar dari kamar Xavier untuk mencari sepupunya. Ayolah, pasangan suami istri itu tidak boleh salah paham karena akan menghambat impian Calvin.
Xavier melotot melihat Calvin keluar dari kamarnya, "heh! lo mau kemana?" teriaknya.
Calvin tidak menggubrisnya. Tujuannya sekarang adalah mencari Namira dan menanyakan alasan Namira datang ke fakultasnya. Dan semuanya semata-mata supaya impiannya menjadi paman di usia muda cepat terwujud.
"Namira!" Calvin memanggil Namira yang baru masuk ke dalam rumah setelah membuang kecoak.
"Calvin!" belum sempat Namira menyahut, Xavier lebih dulu datang dan memanggil nama Calvin.
"Ikut gue!" Xavier menarik tangan Calvin supaya Calvin tidak menanyakan apapun pada Namira, sayangnya Xavier lupa yang dihadapinya ini Calvin.
"Lo tadi sore ngapain ada di fakultas gue?" Calvin tetap bertanya meskipun Xavier sudah menarik tangannya dan hal itu membuat langkah Xavier terhenti.
"Mau nyamperin lo," jawab Namira diluar dugaan, "kakek nyuruh lo pulang ke rumah."
Baik Xavier maupun Calvin tidak menyangka Namira datang ke fakultas ekonomi bisnis untuk menemui Calvin. Karena saat bereka berpapasan Namira bersikap seperti tidak saling mengenal.
"Terus kenapa lo gak ngomong sama gue waktu kita ketemu diparkiran?" tanya Calvin tidak habis pikir.
"Gue berubah pikiran," jawab Namira dengan wajah polos, "gue gak mau makin banyak orang yang tahu kita sepupuan, fans lo bisa deketin gue nanti."
Xavier dan Calvin benar-benar tidak menyangka kalau ternyata itulah alasan Namira berada di fakultas ekonomi bisnis.
"Ya kalau gitu kenapa lo gak chat atau telpon gue aja?" tanya Calvin gregetan.
Tidak sadarkah Namira kalau dia sudah membuat suaminya salah paham dan uring-uringan?
"Lo pikir kakek bakal nanyain lo ke gue kalau nomor lo bisa dihubungin?"
Oke baiklah, ternyata yang salah disini Calvin.
~ Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Makanya kalo ada masalah itu di tanya,Jangan gengsi aja di gedein, Sendiri yg salah paham, Sendiri yg uring-uringan kan..🤣🤣😜😜
2024-08-03
0
Qaisaa Nazarudin
Kan ada Calvin kenaoa manggil Namira? Modus😂😂😂 Gengsi dan ego aja di gedein..
2024-08-03
0